koping defensif

Koping defensif merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai proyeksi evaluasi diri untuk melindungi diri dari ancaman terhadap harga diri.

Diagnosis ini diberi kode D.0094, masuk dalam kategori psikologis, subkategori integritas ego dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan koping defensif secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis koping defensif, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  • Menyalahkan orang lain
  • Menyangkal adanya masalah
  • Menyangkal kelemahan diri
  • Merasionalisasi kegagalan

DO:

  • Hipersensitif terhadap kritik

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori integritas ego pada SDKI.

Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.

Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan.

Penyebab (etiologi) untuk masalah koping defensif adalah:

  1. Konflik antara persepsi diri dan sistem nilai
  2. Takut mengalami kegagalan
  3. Takut mengalami penghinaan
  4. Takut terhadap dampak situasi yang dihadapi
  5. Kurangnya rasa percaya kepada orang lain
  6. Kurangnya kepercayaan diri
  7. Kurangnya dukungan sistem pendukung (support system)
  8. Harapan yang tidak realistis

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:

[masalah] + [penyebab][tanda/gejala].

Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:

Koping defensif berhubungan dengan harapan tidak realistis dibuktikan dengan menyalahkan orang lain, menyangkal adanya masalah, menyangkal kelemahan diri, merasionalisasi kegagalan, hipersensitif terhadap kritik.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Koping defensif b.d harapan tidak realistis d.d menyalahkan orang lain, menyangkal adanya masalah, menyangkal kelemahan diri, merasionalisasi kegagalan, hipersensitif terhadap kritik.

Perhatikan:

  1. Masalah = koping defensif
  2. Penyebab = harapan tidak realistis
  3. Tanda/gejala = menyalahkan orang lain., dst
  4. b.d = berhubungan dengan
  5. d.d = dibuktikan dengan

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis koping defensifadalah: “status koping membaik.”

Status koping membaik diberi kode L.09086 dalam SLKI.

Status koping membaik berarti membaiknya kemampuan menilai dan merespons stresor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi masalah.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa status koping membaik adalah:

  1. Kemampuan memenuhi peran sesuai usia meningkat
  2. Perilaku koping adaptif meningkat
  3. Verbalisasi kemampuan mengatasi masalah meningkat
  4. Verabalisasi pengakuan masalah meningkat
  5. Verbalisasi kelemahan diri meningkat
  6. Perilaku asertif meningkat
  7. Verbalisasi menyalahkan orang lain menurun
  8. Verbalisasi rasionalisasi kegagalan menurun
  9. Hipersensitif terhadap kritik menurun

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status koping membaik, dengan kriteria hasil:

  1. Verbalisasi menyalahkan orang lain menurun
  2. Verabalisasi pengakuan masalah meningkat
  3. Verbalisasi kelemahan diri meningkat
  4. Verbalisasi rasionalisasi kegagalan menurun
  5. Hipersensitif terhadap kritik menurun

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status koping
  2. Ekspektasi = Membaik
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis koping defensif adalah:

  1. Promosi harga diri
  2. Promosi kesadaran diri
  3. Promosi koping

Promosi Harga Diri (I.09308)

Intervensi promosi harga diri dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09308).

Promosi harga diri adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi harga diri berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
  • Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
  • Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

Terapeutik

  • Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
  • Motivasi menerima tantangan atau hal baru
  • Diskusikan pernyataan tentang harga diri
  • Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
  • Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
  • Diskusikan persepsi negatif diri
  • Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
  • Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
  • Diskusikan Bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan Batasan yang jelas
  • Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
  • Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan diri

Edukasi

  • Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif diri pasien
  • Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
  • Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
  • Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
  • Anjurkan mengevaluasi perilaku
  • Ajarkan cara mengatasi bullying
  • Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
  • Latih pernyataan/kemampuan positif diri
  • Latih cara berfikir dan berperilaku positif
  • Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi

Promosi Kesadaran Diri (I.09311)

Intervensi promosi kesadaran diri dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09311).

Promosi kesadaran diri adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan perilaku.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi kesadaran diri berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi keadaan emosional saat ini
  • Identifikasi respons yang ditunjukkan berbagai situasi

Terapeutik

  • Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri
  • Diskusikan tentang pikiran, perilaku, atau respons terhadap kondisi
  • Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri
  • Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan
  • Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

Edukasi

  • Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri
  • Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik
  • Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis: marah atau depresi)
  • Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan
  • Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban
  • Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah
  • Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
  • Anjurkan mengevaluasi Kembali persepsi negatif tentang diri
  • Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya
  • Ajarkan cara membuat prioritas hidup
  • Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

Promosi Koping (I.09312)

Intervensi promosi koping dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09312).

Promosi koping adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi koping berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
  • Identifikasi kemampuan yang dimiliki
  • Identifikasi  sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
  • Identifikasi pemahaman proses penyakit
  • Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
  • Identifikasi metode penyelesaian masalah
  • Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

Terapeutik

  • Diskusikan perubahan peran yang dialami
  • Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
  • Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
  • Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri
  • Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
  • Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
  • Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
  • Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
  • Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
  • Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
  • Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
  • Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
  • Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
  • Damping saat berduka (mis: penyakit kronis, kecacatan)
  • Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama
  • Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
  • Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

Edukasi

  • Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
  • Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
  • Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
  • Anjurkan keluarga terlibat
  • Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
  • Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
  • Latih penggunaan Teknik relaksasi
  • Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
  • Latih mengembangkan penilaian obyektif

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori integritas ego adalah:

  1. Ansietas
  2. Berduka
  3. Distres spiritual
  4. Gangguan citra tubuh
  5. Gangguan identitas diri
  6. Gangguan persepsi sensori
  7. Harga diri rendah kronis
  8. Harga diri rendah situasional
  9. Keputusasaan
  10. Kesiapan peningkatan konsep diri
  11. Kesiapan peningkatan koping keluarga
  12. Kesiapan peningkatan koping komunitas
  13. Ketidakberdayaan
  14. Ketidakmampuan koping keluarga
  15. Koping komunitas tidak efektif
  16. Koping tidak efektif
  17. Penurunan koping keluarga
  18. Penyangkalan tidak efektif
  19. Perilaku Kesehatan cenderung berisiko
  20. Risiko distres spiritual
  21. Risiko harga diri rendah kronis
  22. Risiko harga diri rendah situasional
  23. Risiko ketidakberdayaan
  24. Sindrom pasca trauma
  25. Waham

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *