Pemberian obat intraoseous dalam SOP PPNI (2021) didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk menyiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui jalur korteks tulang.
Intraoseous (IO) adalah rute pemasangan jarum melalui korteks tulang ke dalam ruang meduler untuk memberikan infus terapi medis dan tes laboratorium (Strandberg, Larsson, Lipcsey, & Eriksson, 2019).
Rute intraoseous menjadi pilihan ketika akses vena biasa tidak mudah didapatkan, baik di rumah sakit atau pada tatanan pra-rumah sakit (Lewis & Wright, 2015).
Studi menunjukkan bahwa akses intraoseous dapat diperoleh dalam waktu 20 detik, memungkinkan akses cepat pada pasien darurat yang sulit untuk dipasang intravena (Ngo et al, 2009).
Meskipun intraoseous terbukti bermanfaat pada pasien kritis, namun penggunaannya di lapangan memiliki hambatan tersendiri.
Hambatan tersebut termasuk juga kurangnya kepercayaan dalam indikasi untuk menggunakan akses intraoseous oleh dokter, dan perawat yang kurang familiar dengan rute intraoseous (James Cheung, Rosenberg, & Vaillancourt, 2014).
Akses intraoseus dapat digunakan untuk memberikan zat apa pun sebagaimana halnya intravena, namun penggunaannya tidak boleh lebih dari 24 jam karena peningkatan risiko komplikasi (Dornhofer & Kellar, 2022).
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang membutuhkan Tindakan pemberian obat intraoseous menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:
- Penurunan curah jantung
- Perfusi perifer tidak efektif
- Gangguan sirkulasi spontan
- Risiko gangguan sirkulasi spontan
- Hipovolemia
- Risiko syok
- Risiko infeksi
Persiapan alat
Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemberian obat intraoseous antara lain:
- Sarung tangan bersih
- Spuit, sesuai kebutuhan
- Obat intraseous sesuai program
- Alcohol swab
- Cairan pelarut, jika perlu
SOP Pemberian Obat Intraoseous
SOP pemberian obat intraoseous sesuai SPO PPNI:
- Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
- Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
- Siapkan alat
- Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Pasang sarung tangan
- Imobilisasi ekstremitas
- Aspirasi akses intraseous sebelum menyuntikan obat untuk memastikan ketetapan posisi ujung jarum sesuai protocol
- Sambungkan selang dengan jarum dan alirkan dengan gravitasi atau tekanan sesuai kecepatan aliran yang diperlukan
- Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
- Lepaskan sarung tangan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
Referensi
- PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- Strandberg, G., Larsson, A., Lipcsey, M., Eriksson, M. (2019). Comparison of Intraosseous, Arterial, and Venous Blood Sampling for Laboratory Analysis in Hemorrhagic Shock. Clin Lab. Jul 01;65(7)
- Lewis, P., Wright, C. (2015). Saving the critically injured trauma patient: a retrospective analysis of 1000 uses of intraosseous access. Emerg Med J. Jun;32(6):463-7.
- Ngo, AS., Oh, JJ., Chen, Y., Yong, D., Ong, ME. (2009). Intraosseous vascular access in adults using the EZ-IO in an emergency department. Int J Emerg Med. 2009 Aug 11;2(3):155-60.
- James Cheung, W., Rosenberg, H., Vaillancourt, C. (2014). Barriers and facilitators to intraosseous access in adult resuscitations when peripheral intravenous access is not achievable. Acad Emerg Med. Mar; 21(3):250-6.
- Dornhofer, P., Kellar, JZ. (2022). Intraosseous Vascular Access. [Updated 2022 Jun 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554373/