Kesiapan peningkatan konsep diri merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai pola persepsi diri yang cukup untuk merasa sejahtera dan dapat ditingkatkan.
Diagnosis ini diberi kode D.0089, masuk dalam kategori psikologis, subkategori integritas ego dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan kesiapan peningkatan konsep diri secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.
Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.
Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:
Tanda dan Gejala
Untuk dapat mengangkat diagnosis kesiapan peningkatan konsep diri, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:
DS:
- Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri
- Mengekspresikan kepuasan dengan diri, harga diri, penampulan peran, citra tubuh, dan identitas pribadi
DO:
- Tidak tersedia
Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori integritas ego pada SDKI.
Penulisan Diagnosis
Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan promosi kesehatan, yang berarti penulisannya menggunakan metode dua bagian, yaitu:
[masalah] + [tanda/gejala]
Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:
Kesiapan peningkatan konsep diri dibuktikan dengan mengekpresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri, mengekpresikan kepuasan dengan diri, harga diri, penampilan peran, citra tubuh, dan identitas pribadi.
Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:
Kesiapan peningkatan konsep diri d.d mengekpresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri, mengekpresikan kepuasan dengan diri, harga diri, penampilan peran, citra tubuh, dan identitas pribadi.
Perhatikan:
- Masalah = Kesiapan peningkatan konsep diri
- Tanda/gejala = Mengekpresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri… dst
- d.d = dibuktikan dengan
- Diagnosis promosi kesehatan tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d) karena tidak memiliki etiologi.
Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”
Luaran (HYD)
Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis kesiapan peningkatan konsep diri adalah: “konsep diri membaik.”
Konsep diri membaik diberi kode L.09076 SLKI.
Konsep diri membaik berarti membaiknya pola persepsi yang cukup untuk merasa sejahtera.
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa konsep diri membaik adalah:
- Verbalisasi kepuasan terhadap diri meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap harga diri meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap penampilan peran meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap citra tubuh meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap identitas diri meningkat
Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:
[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka konsep diri membaik, dengan kriteria hasil:
- Verbalisasi kepuasan terhadap diri meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap harga diri meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap penampilan peran meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap citra tubuh meningkat
- Verbalisasi kepuasan terhadap identitas diri meningkat
Perhatikan:
- Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka konsep diri.
- Ekspektasi = Membaik.
- Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,
Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”
Intervensi
Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.
Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.
Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.
Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.
Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis kesiapan peningkatan konsep diri adalah:
- Promosi harga diri
- Promosi kesadaran diri
- Promosi koping
Promosi Harga Diri (I.09308)
Intervensi promosi harga diri dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09308).
Promosi harga diri adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi harga diri berdasarkan SIKI, antara lain:
Observasi
- Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
- Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
Terapeutik
- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
- Motivasi menerima tantangan atau hal baru
- Diskusikan pernyataan tentang harga diri
- Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
- Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
- Diskusikan persepsi negatif diri
- Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
- Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
- Diskusikan Bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan Batasan yang jelas
- Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan diri
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif diri pasien
- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
- Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
- Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
- Anjurkan mengevaluasi perilaku
- Ajarkan cara mengatasi bullying
- Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
- Latih pernyataan/kemampuan positif diri
- Latih cara berfikir dan berperilaku positif
- Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi
Promosi Kesadaran Diri (I.09311)
Intervensi promosi kesadaran diri dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09311).
Promosi kesadaran diri adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan perilaku.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi kesadaran diri berdasarkan SIKI, antara lain:
Observasi
- Identifikasi keadaan emosional saat ini
- Identifikasi respons yang ditunjukkan berbagai situasi
Terapeutik
- Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri
- Diskusikan tentang pikiran, perilaku, atau respons terhadap kondisi
- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri
- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan
- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar
Edukasi
- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri
- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis: marah atau depresi)
- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban
- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah
- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Anjurkan mengevaluasi Kembali persepsi negatif tentang diri
- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya
- Ajarkan cara membuat prioritas hidup
- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki
Promosi Koping (I.09312)
Intervensi promosi koping dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09312).
Promosi koping adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi koping berdasarkan SIKI, antara lain:
Observasi
- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
- Identifikasi metode penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
Terapeutik
- Diskusikan perubahan peran yang dialami
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri
- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
- Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
- Damping saat berduka (mis: penyakit kronis, kecacatan)
- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama
- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
Edukasi
- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
- Latih penggunaan Teknik relaksasi
- Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan penilaian obyektif
Diagnosis Terkait
Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori integritas ego adalah:
- Ansietas
- Berduka
- Distres spiritual
- Gangguan citra tubuh
- Gangguan identitas diri
- Gangguan persepsi sensori
- Harga diri rendah kronis
- Harga diri rendah situasional
- Keputusasaan
- Kesiapan peningkatan koping keluarga
- Kesiapan peningkatan koping komunitas
- Ketidakberdayaan
- Ketidakmampuan koping keluarga
- Koping defensif
- Koping komunitas tidak efektif
- Koping tidak efektif
- Penurunan koping keluarga
- Penyangkalan tidak efektif
- Perilaku Kesehatan cenderung berisiko
- Risiko distres spiritual
- Risiko harga diri rendah kronis
- Risiko harga diri rendah situasional
- Risiko ketidakberdayaan
- Sindrom pasca trauma
- Waham
Referensi
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.