SOP Pemasangan Infus

Pemasangan infus dalam buku SOP PPNI (2021) diistilahkan dengan “pemasangan akses intravena”.

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk menyiapkan jalur masuk ke dalam pembuluh darah vena perifer untuk pemberian cairan, obat-obatan, dan produk darah.

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan pemasangan infus menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:

  1. Penurunan curah jantung
  2. Risiko penurunan curah jantung
  3. Risiko perfusi miokard tidak efektif
  4. Perfusi perifer tidak efektif
  5. Risiko perfusi perifer tidak efektif
  6. Gangguan sirkulasi spontan
  7. Risiko gangguan sirkulasi spontan
  8. Hipovolemia
  9. Risiko hipovolemia
  10. Hipervolemia
  11. Risiko ketidakseimbangan cairan
  12. Diare
  13. Ikterik neonatus
  14. Risiko syok
  15. Risiko perfusi renal tidak efektif
  16. Risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif
  17. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
  18. Risiko infeksi

Persiapan alat

Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan infus antara lain:

  1. Sarung tangan, jika perlu
  2. Torniket
  3. Kateter intravena seseuai ukuran (lihat tabel dibawah)
  4. Alcohol swab
  5. Balutan transparan (transparent dressing) atau kasa
  6. Plester
  7. Set infus atau injection plug
  8. Cairan infus, jika perlu
  9. Pengalas
  10. Bengkok

Ukuran kateter infus berdasarkan kelompok usia

Ukuran kateter infus berdasarkan kelompok usia

Kelompok UsiaUkuran Kateter Infus
Bayi/anakNo. 24
DewasaNo. 20 atau No. 22
GeriatriNo. 22 atau No. 24
Ukuran kateter infus berdasarkan kelompok usia (PPNI, 2021)

Cara menyiapkan cairan infus

Cara menyiapkan cairan infus sebelum melakukan pemasangan infus (PPNI, 2021) adalah:

  1. Sambungkan set infus dengan wadah cairan
  2. Pastikan rol klem terkunci dan isi setengah bilik (chamber) infus dengan cairan infus
  3. Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus
  4. Pastikan tidak ada gelembung udara di sepanjang selang infus

Cara memilih vena yang cocok

Berikut adalah cara memilih vena yang cocok untuk dipasang infus menurut PPNI (2021), antara lain:

  1. Prioritaskan memasang infus pada vena di ekstremitas non dominan (bila dominan tangan kanan, maka pasang infus ditangan kiri),
  2. Cari vena yang lurus, cukup besar, dapat dipalpasi, dan jauh dari persendian.
  3. Hindari memasang vena pada ekstremitas yang kontraindikasi seperti ada luka, fistula, untuk dialisis, riwayat mastektomi.

Cara merangsang vena agar lebih mudah ditusuk

Vena akan lebih mudah ditusuk bila dirangsang terlebih dahulu.

Ada beberapa cara yang dapat dipilih untuk merangsang vena agar timbul dan lebih mudah ditusuk (PPNI, 2021), antara lain:

  • Dilatasikan vena dengan memasang torkinet 15-20 cm diatas vena yang akan ditusuk
  • Posisikan area yang akan ditusuk lebih rendah dari jantung
  • Minta pasien untuk mengepalkan telapak tangan
  • Masase vena yang akan ditusuk dari arah distal (bawah) ke proksimal (atas)
  • Kompres hangat pada area yang akan ditusuk

Cara-cara diatas juga dapat dikombinasikan satu sama lain.

SOP Pemasangan Infus

SOP pemasangan infus sesuai SPO PPNI:

  1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
  2. Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
  3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (lihat persiapan alat sebelumnya)
  4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  5. Siapkan cairan infus (jika akan diberikan terapi cairan (lihat langkah-langkah menyiapkan cairan infus pada penjelasan sebelumnya)
  6. Atur posisi senyaman mungkin
  7. Pilih vena yang akan diinsersi (lihat cara memilih vena yang cocok pada penjelasan sebelumnya)
  8. Letakkan pengalas di bawah lengan pasien
  9. Pasang sarung tangan bersih
  10. Rangsang vena yang akan ditusuk (lihat cara merangsang vena agar mudah ditusuk pada penjelasan sebelumnya)
  11. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan menggunakan alkohol swab
  12. Regangkan kulit dibawah vena yang akan ditusuk dengan menggunakan tangan yang tidak dominan
  13. Insersikan/tusuk kateter infus pada vena dengan sudut 10-30° dengan tangan dominan
  14. Rendahkan sudut insersi saat terlihat darah pada ruang kateter dan Tarik sedikit stilet-nya
  15. Dorong kateter hingga mencapai pangkalnya
  16. Lepaskan torniket
  17. Tekan ujung kateter yang berada didalam vena dan lepaskan stilet dari kateter
  18. Sambungkan kateter infus dengan set infus atau injection plug yang telah disiapkan sebelumnya
  19. Pasang balutan transparan pada area insersi
  20. Berikan label pada balutan transparan dan tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
  21. Rapikan pasien dan peralatan yang digunakan
  22. Lepaskan sarung tangan
  23. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  24. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

Kapan kateter infus harus diganti?

Kateter infus diganti setiap 3 sampai 4 hari untuk mencegah iritasi pada vena atau infeksi pada darah.

Namun, mengganti kateter infus secara rutin dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien dan meningkatkan biaya perawatan.

Sebuah penelitian telah dilakukan untuk mencoba membandingkan penggantian kateter secara rutin (setiap 3 sampai 4 hari) dengan mengganti kateter hanya jika ada tanda atau gejala masalah dengan kateter yang terpasang.

Hasilnya merekomendasikan agar fasyankes dapat mempertimbangkan untuk mengubah kebijakan dimana kateter diganti hanya jika ada indikasi klinis untuk melakukannya.

Misalnya, jika ada tanda-tanda infeksi, penyumbatan, atau infiltrasi.

Ini akan memberikan penghematan biaya yang signifikan, menghindarkan pasien dari rasa sakit yang tidak perlu dari penusukan ulang rutin tanpa adanya indikasi klinis, dan akan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh dokter/perawat yang sibuk untuk intervensi ini.

Namun untuk meminimalkan komplikasi terkait PIVC, perawat harus memeriksa lokasi kateter setiap pergantian shift dan melepas kateter jika ada tanda peradangan, infiltrasi, oklusi, infeksi atau penyumbatan, atau jika kateter tidak lagi diperlukan untuk terapi.

Referensi

  1. PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  3. Webster, J., Osborne, S., Rickard, C. M., & Marsh, N. (2019). Clinically-indicated replacement versus routine replacement of peripheral venous catheters. The Cochrane database of systematic reviews, 1(1), CD007798. https://doi.org/10.1002/14651858.CD007798.pub5

Leave a Reply