kesiapan peningkatan pengetahuan

Kesiapan peningkatan pengetahuan merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai perkembangan informasi kognitif yang berhubungan dengan topik spesifik cukup untuk memenuhi tujuan Kesehatan dan dapat ditingkatkan.

Diagnosis ini diberi kode D.0113, masuk dalam kategori perilaku, subkategori penyuluhan dan pembelajaran dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan kesiapan peningkatan pengetahuan secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis kesiapan peningkatan pengetahuan, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  1. Mengungkapkan minat dalam belajar
  2. Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
  3. Menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik

DO:

  1. Perilaku sesuai dengan pengetahuan

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori penyuluhan dan pembelajaran pada SDKI.

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan promosi kesehatan, yang berarti penulisannya menggunakan metode dua bagian, yaitu:

[masalah] + [tanda/gejala]

Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:

Kesiapan peningkatan pengetahuan dibuktikan dengan mengungkapkan minat dalam belajar, menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik, menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik, perilaku sesuai dengan pengetahuan.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Kesiapan peningkatan pengetahuan d.d mengungkapkan minat dalam belajar, menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik, menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik, perilaku sesuai dengan pengetahuan.

Perhatikan:

  1. Masalah = Kesiapan peningkatan pengetahuan
  2. Tanda/gejala = Mengungkapkan minat dalam belajar… dst
  3. d.d = dibuktikan dengan
  4. Diagnosis promosi kesehatan tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d) karena tidak memiliki etiologi.

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis kesiapan peningkatan pengetahuanadalah: “tingkat pengetahuan meningkat.”

Tingkat pengetahuanmeningkat diberi kode L.12111 dalam SLKI.

Tingkat pengetahuan meningkat berarti meningkatnya kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa tingkat pengetahuanmeningkat adalah:

  1. Perilaku sesuai anjuran meningkat
  2. Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
  3. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
  4. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat
  5. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
  6. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
  7. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status tingkat pengetahuanmeningkat, dengan kriteria hasil:

  1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
  2. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat
  3. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka tingkat pengetahuan
  2. Ekspektasi = Meningkat
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis kesiapan peningkatan pengetahuan adalah:

  1. Edukasi Kesehatan
  2. Promosi kesiapan penerimaan informasi

Edukasi Kesehatan (I.12383)

Intervensi edukasi kesehatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12383).

Edukasi kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi edukasi kesehatan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
  • Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

  • Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
  • Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
  • Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

  • Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
  • Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
  • Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi (I.12470)

Intervensi promosi kesiapan penerimaan informasi dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12470).

Promosi kesiapan penerimaan informasi adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan kesiapan pasien dalam menerima informasi tentang kondisi Kesehatan.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi kesiapan penerimaan informasi berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi informasi yang akan disampaikan
  • Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini
  • Identifikasi kesiapan menerima informasi

Terapeutik

  • Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk menerima informasi
  • Libatkan pengambil keputusan dalam keluarga untuk menerima informasi
  • Fasilitasi mengenali kondisi tubuh yang membutuhkan layanan keperawatan
  • Dahulukan menyampaikan informasi baik (positif) sebelum menyampaikan informasi kurang baik (negatif) terkait kondisi pasien
  • Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi jika pasien membutuhkan bantuan
  • Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk mengingatkan atau follow up kondisi pasien
  • Fasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan

Edukasi

  • Berikan informasi berupa alur, leaflet, atau gambar untuk memudahkan pasien mendapatkan informasi Kesehatan
  • Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama fase akut, progresif, atau terminal, jika memungkinkan

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori penyuluhan dan pembelajaran adalah:

  1. Defisit kesehatan komunitas
  2. Defisit pengetahuan
  3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
  4. Ketidakpatuhan
  5. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
  6. Manajemen kesehatan tidak efektif
  7. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *