Defisit pengetahuan merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Diagnosis ini diberi kode D.0111, masuk dalam kategori perilaku, subkategori penyuluhan dan pembelajaran dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan defisit pengetahuansecara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.
Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.
Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:
- Tanda dan Gejala
- Penyebab (Etiologi)
- Penulisan Diagnosis
- Luaran (HYD)
- Intervensi
- Diagnosis Terkait
- Referensi
Tanda dan Gejala
Untuk dapat mengangkat diagnosis defisit pengetahuan, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:
DS:
- Menanyakan masalah yang dihadapi
DO:
- Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori penyuluhan dan pembelajaran pada SDKI.
Penyebab (Etiologi)
Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.
Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan.
Penyebab (etiologi) untuk masalah defisit pengetahuanadalah:
- Keterbatasan kognitif
- Gangguan fungsi kognitif
- Kekeliruan mengikuti anjuran
- Kurang terpapar informasi
- Kurang minat dalam belajar
- Kurang mampu mengingat
- Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Penulisan Diagnosis
Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:
[masalah] + [penyebab] + [tanda/gejala].
Harap diperhatikan bahwa diagnosis ini harus ditambahkan lagi keterangan tentang apa yang mengalami defisit pengetahuan (spesifikkan).
Ada 58 spesifikasi diagnosis defisit pengetahuan, antara lain:
- Gaya hidup sehat
- Keamanan diri
- Keamanan fisik anak
- Kehamilan dan persalinan
- Kesehatan maternal pasca persalinan
- Kesehatan maternal prekonsepsi
- Keterampilan psikomotorik
- Konservasi energi
- Latihan toileting
- Manajemen arthritis rheumatoid
- Manajemen asma
- Manajemen berat badan
- Manajemen demensia
- Manajemen depresi
- Manajemen distritmia
- Manajemen gagal jantung
- Manajemen gangguan lipid
- Manajemen gangguan makan
- Manajemen hipertensi
- Manajemen kanker
- Manajemen nyeri
- Manajemen osteoporosis
- Manajemen penyakit akut
- Manajemen penyakit arteri perifer
- Manajemen penyakit penyakit ginjal
- Manajemen penyakit penyakit jantung
- Manajemen penyakit kronis
- Manajemen penyakit paru obstruktif kronis
- Manajemen pneumonia
- Manajemen proses penyakit
- Manajemen sclerosis multiple
- Manajemen stroke
- Manajemen waktu
- Manajemen penyakit jantung coroner
- Medikasi
- Mekanika tubuh
- Menyusui
- Menyusui dengan botol
- Nutrisi bayi/anak
- Pencegahan jatuh
- Pencegahan kanker
- Pencegahan konsepsi
- Pencegahan stroke
- Pencegahan thrombus
- Pengontrolan penggunaan zat
- Peningkatan fertilitas
- Peran menjadi orang tua
- Perawatan bayi
- Perawatan kaki
- Perawatan ostomy
- Perilaku sehat
- Program aktivitas
- Program diet
- Program latihan
- Prosedur tindakan
- Seks aman
- Seksualitas
- Stimulasi bayi dan anak
Perawat harus mengidentifikasi salah satu dari 58 spesifikasi diatas sebagai penulisan masalah dalam diagnosis.
Contoh:
Defisit pengetahuan tentang gaya hidup sehat berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.
Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:
Defisit pengetahuan tentang gaya hidup sehat b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.
Perhatikan:
- Masalah = Defisit pengetahuan tentang gaya hidup sehat
- Penyebab = kurang terpapar informasi
- Tanda/gejala = menanyakan masalah yang dihadapi., dst
- b.d = berhubungan dengan
- d.d = dibuktikan dengan
Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”
Luaran (HYD)
Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis defisit pengetahuan adalah: “tingkat pengetahuan meningkat.”
Tingkat pengetahuanmeningkat diberi kode L.12111 dalam SLKI.
Tingkat pengetahuan meningkat berarti meningkatnya kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa tingkat pengetahuanmeningkat adalah:
- Perilaku sesuai anjuran meningkat
- Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
- Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
- Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
- Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:
[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status tingkat pengetahuanmeningkat, dengan kriteria hasil:
- Perilaku sesuai anjuran meningkat
- Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
- Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
- Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
- Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
Perhatikan:
- Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka tingkat pengetahuan
- Ekspektasi = Meningkat
- Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,
Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”
Intervensi
Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.
Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.
Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.
Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.
Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis defisit pengetahuan adalah: edukasi kesehatan.
Edukasi Kesehatan (I.12383)
Intervensi edukasi kesehatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12383).
Edukasi kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi edukasi kesehatan berdasarkan SIKI, antara lain:
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Diagnosis Terkait
Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori penyuluhan dan pembelajaran adalah:
- Defisit kesehatan komunitas
- Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
- Kesiapan peningkatan pengetahuan
- Ketidakpatuhan
- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
- Manajemen kesehatan tidak efektif
- Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Referensi
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.