SOP Pengaturan Posisi Supine

Pengaturan posisi supine dalam SOP PPNI (2021), didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk memberikan posisi telentang dengan merebahkan punggung pasien pada tempat tidur.

Posisi supine merupakan posisi yang paling umum untuk pasien yang menjalani operasi (Armstrong & Moore, 2022).

Posisi supine memungkinkan fleksibilitas yang paling besar dalam pemilihan anestesi.

Selain itu, posisi ini juga memungkinkan konversi yang aman dari anestesi regional ke anestesi umum jika dibutuhkan, tanpa perlu reposisi pasien.

Dengan diberikannya posisi supine maka perawat dapat memfasilitasi pemeliharaan jalan napas pada pasien yang sedang mendapatkan anestesi umum.

Ada beberapa variasi dari posisi supine, antara lain: posisi lawnchair, posisi frog-leg, dan posisi Trendelenburg.

Posisi lawnchair merupakan variasi posisi supine di mana pinggul dan lutut sedikit tertekuk, dan di atas tingkat jantung guna mengurangi tekanan pada punggung, pinggul, dan lutut serta memfasilitasi drainase vena dari ekstremitas bawah, dan mengurangi ketegangan pada otot perut (Armstrong & Moore, 2022).

Posisi lawnchair yang merupakan variasi dari posisi supine
Posisi lawnchair (Balasa, Hurghis, Tamas, & Chinezu, 2020).

Posisi frog-leg merupakan variasi posisi supine dimana pinggul dan lutut ditekuk, pinggul diputar secara eksternal memfasilitasi akses ke perineum, selangkangan, rektum, dan paha bagian dalam, tetapi lutut harus ditopang untuk menghindari tekanan dan dislokasi pinggul (Armstrong & Moore, 2022).

Posisi frog-leg yang merupakan variasi dari posisi supine
Posisi frog-leg (Espie et al, 2014)

Posisi Trendelenburg merupakan variasi posisi supine di mana kepala tempat tidur dimiringkan sedemikian rupa sehingga simfisis pubis adalah titik tertinggi dari batang tubuh memfasilitasi aliran balik vena dan meningkatkan paparan selama operasi perut dan laparoskopi.

BACA JUGA: SOP Pengaturan Posisi Trendelenburg

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang membutuhkan Tindakan pengaturan posisi supine menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:

  1. Gangguan mobilitas fisik
  2. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan
  3. Gangguan pola tidur
  4. Gangguan rasa nyaman
  5. Intoleransi aktivitas

Persiapan alat

Alat-alat yang dibutuhkan untuk pengaturan posisi supine (PPNI, 2021), antara lain:

  1. Sarung tangan bersih
  2. Bantal

SOP Pengaturan Posisi Supine

SOP pengaturan posisi supine sesuai SPO PPNI:

  1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
  2. Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
  3. Siapkan alat (lihat persiapan alat diatas)
  4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  5. Pasang sarung tangan bersih, jika perlu
  6. Posisikan pasien tidur telentang
  7. Letakkan bantal di bahu dan kepala pasien
  8. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
  9. Lepaskan sarung tangan
  10. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  11. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
Posisi supine (Contributed by Wikimedia Commons (CC0 1.0) PD).

Referensi

  1. Armstrong, M., Moore, R.A. (2022). Anatomy, Patient Positioning. [Updated 2022 Oct 31]. Diakses pada 10 Jan 2023 di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513320/
  2. Balasa, A., Hurghis, C.I., Tamas, F., & Chinezu, R. (2020). Patient positioning in neurosurgery, principles, and complications. Acta marisiensis – Seria Medica 66 (1): 9-14. DOI: 10.2478/amma-2020-0007
  3. Espie, A., Chaput, B., Murgier, J., Bayle-Iniguez, X., Elia, F., & Chiron, P. (2014). 45°-45°-30°Frog-leg radiograph for diagnosing cam-type anterior femoroacetabular impingement: Reproducibility and thresholds. Orthopaedics & Traumatology: Surgery & Research, 100(8);843-848. https://doi.org/10.1016/j.otsr.2014.08.003
  4. PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
  5. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.

Leave a Reply