Perhitungan asam-basa, dalam SOP PPNI diistilahkan dengan “pemantauan tanda dan gejala ketidakseimbangan asam-basa”.
Pemantauan tanda dan gejala ketidakseimbangan asam-basa adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk menilai ketidaknormalan ekuilibrium antara ion hydrogen di ruang intraseluler dan ekstraseluler.
Apa itu Asam-Basa?
Menurut Hopkins, Sanvictores, & Sharma (2022), tubuh manusia bekerja untuk mempertahankan lingkungan internal yang stabil (homeostasis), termasuk menjaga keseimbangan asam-basa.
Secara normal, pH tubuh berkisar antara 7,35 hingga 7,45, dengan rata-rata 7,40, yang bersifat sedikit alkali.
Tingkat pH ini optimal untuk proses penting seperti oksigenasi darah.
pH netral sebesar 7,0 dapat mengganggu reaksi biokimia karena menyebabkan senyawa antara menjadi terionisasi, sehingga lebih sulit digunakan.
Ketika pH turun di bawah 7,35, kondisi ini disebut asidemia, dan ketika pH naik di atas 7,45, disebut alkalemia.
Untuk tetap berada dalam rentang yang sempit ini, tubuh memiliki mekanisme untuk mengkompensasi perubahan pH.
Ada empat jenis gangguan asam-basa utama:
- Asidosis metabolik
- Alkalosis metabolik
- Asidosis respiratorik, dan
- Alkalosis respiratorik.
Jika salah satu dari gangguan diatas terjadi, tubuh mencoba menyeimbangkannya dengan jenis gangguan yang berlawanan, seperti mengkompensasi asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik.
Namun, kompensasi jarang mengembalikan pH ke tingkat ideal 7,40.
Memahami istilah-istilah ini dapat membantu mengidentifikasi apakah pH tubuh secara keseluruhan bersifat asam atau alkali, terutama ketika terjadi ketidakseimbangan ganda sekaligus.
Pemeriksaan Penunjang Asam Basa
Pengambilan sampel gas darah arteri (Analisa Gas Darah/AGD) adalah tes yang umum dilakukan di rumah sakit untuk mengevaluasi keseimbangan asam-basa pasien.
Darah yang diambil adalah sampel darah arteri, biasanya arteri radialis, menggunakan jarum.
Sampel ini kemudian dianalisis untuk memeriksa parameter penting seperti pH, pCO₂, pO₂, HCO₃, dan saturasi oksigen.
Tes ini membantu dokter menilai kondisi pasien dengan lebih akurat.
ABG sangat penting bagi pasien dalam kondisi kritis dan sangat penting untuk mengatur pengaturan ventilator agar sesuai dengan kebutuhan mereka (Hopkins, Sanvictores, & Sharma, 2022).
Lihat: Cara membaca hasil Analisa gas darah
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan perhitungan asam basa menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Gangguan penyapihan ventilator
- Gangguan Pertukaran Gas
- Gangguan ventilasi spontan
- Pola napas tidak efektif
- Risiko aspirasi
- Penurunan curah jantung
- Risiko penurunan curah jantung
- Hipervolemia
- Hipovolemia
- Perfusi perifer tidak efektif
- Risiko perfusi miokard tidak efektif
- Risiko perfusi perifer tidak efektif
- Risiko syok
- Gangguan sirkulasi spontan
- Risiko gangguan sirkulasi spontan
Persiapan alat
Tidak ada alat-alat khusus yang dibutuhkan untuk melakukan pemantauan tanda dan gejala ketidakseimbangan asam basa,
SOP Perhitungan Asam-Basa
SOP Perhitungan Asam-Basa sesuai SPO PPNI:
- Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis).
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
- Monitor frekuensi dan kedalaman napas
- Monitor irama dan frekuensi jantung
- Monitor status neurologi (tingkat kesadaran, status mental)
- Monitor perubahan pH, PaCO dan CO3
- Informasikan hasil perantauan, jika perlu
- Atur interval pemantauan sesai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Referensi
- PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- Hopkins, E., Sanvictores, T., & Sharma, S. (2022). Physiology, acid base balance. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507807/