SOP latihan batuk efektif adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk melatih kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan faring, trakea, dan bronkus dari sekret atau benda asing di jalan napas pasien.
Latihan ini dapat membantu menjaga paru pasien tetap mengembang dan mencegah komplikasi paru (Stein & Hollen, 2021).
Batuk membantu mobilisasi sekret.
Saat melakukan intervensi ini, Perawat harus waspada terhadap pasien-pasien yang dapat menularkan infeksi melalui droplet.
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang membutuhkan Tindakan Latihan batuk efektif menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Gangguan pertukaran gas
- Perlambatan pemulihan pascabedah
- Disrefleksia otonom
Persiapan Alat
Alat-alat yang dibutuhkan untuk Latihan batuk efektif, antara lain:
- Sarung tangan bersih
- Bengkok berisi cairan desinfektan
- Tisu
- Suplai oksigen, jika perlu
- Pengalas atau underpad
SOP Latihan Batuk Efektif
SOP Latihan batuk efektif sesuai SPO PPNI:
- Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
- Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Pasang sarung tangan bersih
- Identifikasi kemampuan batuk
- Atur posisi semi fowler dan fowler
- Anjurkan menarik napas melalui hidung selama 4 detik, menahan napas selama 2 detik, kemudian menghembuskan napas dari mulut dengan bibir dibulatkan (mencucu) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi Tindakan menarik napas dalam dan hembuskan selama 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik napas dalam yang ke-3
- Kolaborasi pemberian mukolitik dan ekspektoran, jika perlu
- Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
- Lepaskan sarung tangan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
EBP Latihan Batuk Efektif
Menarik napas dalam-dalam, menahan napas selama beberapa detik, dan batuk dua atau tiga kali dengan mulut terbuka sambil mengencangkan perut bagian atas (otot diafragma), dapat membuat batuk lebih kuat dan efektif (Gosselink et al, 2008).
Referensi
- PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- Gosselink, R., Bott, J., Johnson, M., et al. (2008). Physiotherapy for adult patients with critical illness: recommendations of the European respiratory society and European society of critical care medicine task force on physiotherapy for critically ill patients. Intensive Care Medicine, 34 (7), 1188–1199.
- Stein, LNM., & Hollen, CJH. (2021). Concept-based clinical nursing skills: fundamental to advanced. Missouri: Elsevier.