Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.

Diagnosis ini diberi kode D.0117, masuk dalam kategori perilaku, subkategori penyuluhan dan pembelajaran dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan pemeliharaan kesehatan tidak efektifsecara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis pemeliharaan kesehatan tidak efektif, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  • Tidak tersedia

DO:

  • Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan
  • Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat
  • Tidak mampu menjalankan perilaku sehat

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori penyuluhan dan pembelajaran pada SDKI.

Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.

Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan.

Penyebab (etiologi) untuk masalah pemeliharaan kesehatan tidak efektif adalah:

  1. Hambatan kognitif
  2. Ketidaktuntasan proses berduka
  3. Ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi
  4. Kurangnya keterampilan motoric halus/kasar
  5. Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
  6. Ketidakmampuan mengatasi masalah (individu atau keluarga)
  7. Ketidakcukupan sumber daya (mis: keuangan, fasilitas)
  8. Gangguan persepsi
  9. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:

[masalah] + [penyebab][tanda/gejala].

Contoh:

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan sumber daya dibuktikan dengan kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan, kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakcukupan sumber daya d.d kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan, kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat.

Perhatikan:

  1. Masalah = pemeliharaan kesehatan tidak efektif
  2. Penyebab = ketidakcukupan sumber daya
  3. Tanda/gejala = kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan., dst
  4. b.d = berhubungan dengan
  5. d.d = dibuktikan dengan

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis pemeliharaan kesehatan tidak efektifadalah: “pemeliharaan kesehatan meningkat.”

Pemeliharaan kesehatan meningkat diberi kode L.12106 dalam SLKI.

Pemeliharaan kesehatan meningkat berarti meningkatnya kemampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa pemeliharaan kesehatan meningkat adalah:

  1. Menunjukkan perilaku adaptif meningkat
  2. Menunjukkan pemahaman perilaku sehat meningkat
  3. Kemampuan menjalankan perilaku sehat meeningkat

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka pemeliharaan kesehatan meningkat, dengan kriteria hasil:

  1. Menunjukkan perilaku adaptif meningkat
  2. Menunjukkan pemahaman perilaku sehat meningkat
  3. Kemampuan menjalankan perilaku sehat meeningkat

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka pemeliharaan kesehatan
  2. Ekspektasi = Meningkat
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis pemeliharaan kesehatan tidak efektifadalah:

  • Edukasi Kesehatan
  • Kontrak perilaku positif
  • Penentuan tujuan Bersama
  • Promosi perilaku upaya Kesehatan

Edukasi Kesehatan (I.12383)

Intervensi edukasi kesehatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12383).

Edukasi kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi edukasi kesehatan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
  • Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

  • Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
  • Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
  • Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

  • Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
  • Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
  • Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

Kontrak Perilaku Positif (I.09282)

Intervensi kontrak perilaku positif dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09282).

Kontrak perilaku positif adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk melakukan negosiasi kesepakatan dalam rangka memperkuat perubahan perilaku tertentu.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi kontrak perilaku positif berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat kontrak
  • Identifikasi cara dan sumber daya terbaik untuk mencapai tujuan
  • Identifikasi hambatan dalam menerapkan perilaku positif
  • Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kurang komitmen untuk memenuhi kontrak

Terapeutik

  • Ciptakan lingkungan yang terbuka untuk membuat kontrak perilaku
  • Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis
  • Diskusikan perilaku Kesehatan yang ingin diubah
  • Diskusikan tujuan positif jangka pendek dan jangka Panjang yang realistis dan dapat dicapai
  • Diskusikan pengembangan rencana perilaku positif
  • Diskusikan cara mengamati perilaku (mis: tabel kemajuan perilaku)
  • Diskusikan penghargaan yang diinginkan Ketika tujuan tercapai, jika perlu
  • Diskusikan konsekuensi atau sanksi tidak memenuhi kontrak
  • Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Tindakan yang realistis
  • Fasilitasi meninjau ulang kontrak dan tujuan, jika perlu
  • Pastikan kontrak ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat, jika perlu
  • Libatkan keluarga dalam proses kontrak, jika perlu

Edukasi

  • Anjurkan menuliskan tujuan sendiri, jika perlu

Penentuan Tujuan Bersama (I.12464)

Intervensi penentuan tujuan bersama dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12464).

Penentuan tujuan bersama adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi, menyusun, dan memprioritaskan tujuan perawatan Bersama dengan pasien sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi penentuan tujuan bersama berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai
  • Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif

Terapeutik

  • Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas
  • Tetapkan skala pencapaian tujuan, jika perlu
  • Fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi langkah kecil yang mudah dilakukan
  • Berikan batasan pada peran perawat dan pasien secara jelas
  • Diskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi tujuan
  • Diskusikan pengembangan rencana untuk memenuhi tujuan
  • Prioritaskan aktivitas yang dapat membantu pencapaian tujuan
  • fasilitasi dalam mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap tujuan
  • Tetapkan batas waktu yang realistis
  • Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap tujuan (mis: perilaku)
  • Tetapkan evaluasi secara periodik untuk menilai kemajuan sesuai tujuan
  • HItung skor pencapaian tujuan
  • Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai

Edukasi

  • Anjurkan mengenal masalah yang dialami
  • Anjurkan mengembangkan harapan realistis
  • Anjurkan mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan sendiri
  • Anjurkan mengidentifikasi nilai dan sistem kepercayaan saat menetapkan tujuan
  • Anjurkan mengidentifikasi tujuan realistis dan dapat dicapai

Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12472)

Intervensi promosi perilaku upaya kesehatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12472).

Promosi perilaku upaya kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memiliki kemauan dan kemampuan yang kondusif bagi Kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi perilaku upaya kesehatan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi perilaku upaya Kesehatan yang dapat ditingkatkan

Terapeutik

  • Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan
  • Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat dimanfaatkan

Edukasi

  • Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
  • Anjurkan memberi bayi ASI eksklusif
  • Anjurkan menimbang balita setiap bulan
  • Anjurkan menggunakan air bersih
  • Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
  • Anjurkan menggunakan jamban sehat
  • Anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu sekali
  • Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
  • Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
  • Anjurkan tidak merokok di dalam rumah

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori penyuluhan dan pembelajaran adalah:

  1. Defisit kesehatan komunitas
  2. Defisit pengetahuan
  3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
  4. Kesiapan peningkatan pengetahuan
  5. Ketidakpatuhan
  6. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
  7. Manajemen kesehatan tidak efektif

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *