Ketegangan peran pemberi asuhan

Ketegangan peran pemberi asuhan merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.

Diagnosis ini diberi kode D.0124, masuk dalam kategori relasional, subkategori interaksi sosial dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan ketegangan peran pemberi asuhansecara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis ketegangan peran pemberi asuhan, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  • Khawatir klien akan Kembali dirawat di rumah sakit
  • Khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
  • Khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan

DO:

  • Tidak ada

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori interaksi sosial pada SDKI.

Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.

Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan.

Penyebab (etiologi) untuk masalah ketegangan peran pemberi asuhanadalah:

  1. Beratnya penyakit penerima asuhan
  2. Kronisnya penyakit penerima asuhan
  3. Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan rekreasi
  4. Persaingan komitmen peran pemberi asuhan
  5. Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberian asuhan
  6. Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
  7. Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:

[masalah] + [penyebab][tanda/gejala].

Contoh:

Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan dibuktikan khawatir klien akan kembali ke rumah sakit, khawatir tentang kelanjutkan perawatan klien, khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam merawat klien.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Ketegangan peran pemberi asuhanb.d kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan d.d khawatir klien akan kembali ke rumah sakit, khawatir tentang kelanjutkan perawatan klien, khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam merawat klien.

Perhatikan:

  1. Masalah = ketegangan peran pemberi asuhan
  2. Penyebab = kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan
  3. Tanda/gejala = khawatir klien akan kembali ke rumah sakit., dst
  4. b.d = berhubungan dengan
  5. d.d = dibuktikan dengan

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis ketegangan peran pemberi asuhan adalah: “peran pemberi asuhan membaik.”

Peran pemberi asuhan membaik diberi kode L.13121 dalam SLKI.

Peran pemberi asuhan membaik berarti membaiknya kemampuan berperan memberikan asuhan dalam keluarga

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa peran pemberi asuhan membaik adalah:

  1. Kemampuan memberi asuhan meningkat
  2. Kemampuan merawat pasien meningkat
  3. Kekhawatiran dirawat kembali menurun
  4. Kekhawatiran kelanjutan perawatan menurun

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka peran pemberi asuhan membaik, dengan kriteria hasil:

  1. Kemampuan memberi asuhan meningkat
  2. Kemampuan merawat pasien meningkat
  3. Kekhawatiran dirawat kembali menurun
  4. Kekhawatiran kelanjutan perawatan menurun

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka peran pemberi asuhan
  2. Ekspektasi = Membaik
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis ketegangan peran pemberi asuhan adalah:

  • Edukasi pada pengasuh
  • Promosi pengasuhan

Edukasi Pada Pengasuh (I.12402)

Intervensi edukasi pada pengasuh dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12402).

Edukasi pada pengasuh adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memberikan informasi dan dukungan untuk memfasilitasi pemberian perawatan oleh pengasuh.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi edukasi pada pengasuh berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi pemahaman dan kesiapan peran pengasuh
  • Identifikasi sumber dukungan dan kebutuhan istirahat pengasuh

Terapeutik

  • Berikan dukungan pada pengasuh selama pasien mengalami kemunduran
  • Dukung keterbatasan pengasuh dan diskusikan dengan pasien
  • Fasilitasi pengasuh untuk bertanya

Edukasi

  • Jelaskan dampak ketergantungan anak pada pengasuh
  • Ajarkan pengasuh mengeksplorasi kekuatan dan kelemahannya
  • Ajarkan pengasuh cara memberikan dukungan perawatan diri (mis: mandi, BAB/BAK, berpakaian/berhias, makan/minum)

Promosi Pengasuhan (I.13495)

Intervensi promosi pengasuhan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.13495).

Promosi pengasuhan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memfasilitasi orang tua, anggota keluarga, dan/atau pengasuh dalam memberikan dukungan dan perawatan yang komprehensif bagi keluarga yang mengalami atau berisiko mengalami masalah Kesehatan.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi pengasuhan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi keluarga risiko tinggi dalam program tindak lanjut
  • Monitor status Kesehatan anak dan status imunisasi anak

Terapeutik

  • Dukung ibu menerima dan melakukan perawatan pre natal secara teratur dan sedini mungkin
  • Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan tingkat risiko
  • Fasilitasi orang tua dalam memiliki harapan yang realistis sesuai tingkat kemampuan dan perkembangan anak
  • Fasilitasi orang tua dalam menerima transisi peran
  • Berikan bimbingan antisipasi yang diperlukan sesuai dengan tahapan usia perkembangan anak
  • Fasilitasi orang tua dalam mendapatkan dukungan, dan berpartisipasi dalam parent group programs
  • Fasilitasi orang tua dalam mengembangkan dan memelihara sistam dukungan sosial
  • Sediakan media untuk mengembangkan keterampilan sosial dan koping
  • Fasilitasi mengatur penitipan anak, jika perlu
  • Fasilitasi penggunaan kontrasepsi

Edukasi

  • Ajarkan orang tua untuk menanggapi isyarat bayi

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori relasional dan subkategori interaksi sosial adalah:

  1. Gangguan interaksi sosial
  2. Gangguan komunikasi verbal
  3. Gangguan proses keluarga
  4. Isolasi sosial
  5. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua
  6. Kesiapan peningkatan proses keluarga
  7. Penampilan peran tidak efektif
  8. Pencapaian peran menjadi orang tua
  9. Risiko gangguan perlekatan
  10. Risiko proses pengasuhan tidak efektif

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *