kesiapan persalinan

Kesiapan persalinan merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai pola mempersiapkan, mempertahankan, dan memperkuat proses kehamilan dan persalinan serta perawatan bayi baru lahir.

Diagnosis ini diberi kode D.0070, masuk dalam kategori fisiologis, subkategori reproduksi dan seksualitas dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan kesiapan persalinan secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis kesiapan persalinan, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  1. Menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk persalinan
  2. Menyatakan keinginan untuk menerapkan penatalaksanaan gejala ketidaknyamanan selama persalinan
  3. Menyatakan rasa percaya diri menjalani persalinan

DO:

  1. Tidak tersedia

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori reproduksi dan seksualitas pada SDKI.

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan promosi kesehatan, yang berarti penulisannya menggunakan metode dua bagian, yaitu:

[masalah] + [tanda/gejala]

Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:

Kesiapan persalinan dibuktikan dengan menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk persalinan dan menerapkan penatalaksanaan gejala ketidaknyamanan selama persalinan, menyatakan rasa percaya diri menjalani persalinan.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Kesiapan persalinan d.d menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk persalinan dan menerapkan penatalaksanaan gejala ketidaknyamanan selama persalinan, menyatakan rasa percaya diri menjalani persalinan.

Perhatikan:

  1. Masalah = Kesiapan persalinan
  2. Tanda/gejala = menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup… dst
  3. d.d = dibuktikan dengan
  4. Diagnosis promosi kesehatan tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d) karena tidak memiliki etiologi.

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis kesiapan persalinan adalah: “status antepartum membaik.”

Status antepartum membaik diberi kode L.07059 dalam SLKI.

Status antepartum adalah kondisi pada periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir hingga dimulainya persalinan.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa status antepartum membaik adalah:

  1. Kelekatan emosional dengan janin meningkat
  2. Koping dengan ketidaknyamanan kehamilan meningkat
  3. Nausea menurun
  4. Muntah menurun
  5. Edema menurun
  6. Nyeri abdomen menurun
  7. Nyeri epigastric menurun
  8. Perdarahan vagina menurun
  9. Konstipasi menurun
  10. Berat badan membaik
  11. Tekanan darah membaik
  12. Hemoglobin membaik

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status antepartum membaik, dengan kriteria hasil:

  1. Kelekatan emosional dengan janin meningkat
  2. Koping dengan ketidaknyamanan kehamilan meningkat
  3. Nausea menurun
  4. Muntah menurun
  5. Edema menurun
  6. Nyeri abdomen menurun
  7. Nyeri epigastric menurun
  8. Perdarahan vagina menurun
  9. Konstipasi menurun
  10. Berat badan membaik
  11. Tekanan darah membaik
  12. Hemoglobin membaik

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status antepartum.
  2. Ekspektasi = Membaik.
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis kesiapan persalinan adalah edukasi persalinan.

Edukasi Persalinan (I.12437)

Intervensi edukasi persalinan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12437).

Edukasi persalinan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memberikan informasi tentang proses persalinan.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi edukasi persalinan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi tingkat pengetahuan ibu
  • Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan

Terapeutik

  • Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
  • Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
  • Berikan kesempatan untuk bertanya
  • Berikan reinforcement positif terhadap perubahan perilaku ibu

Edukasi

  • Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan
  • Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
  • Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
  • Anjurkan ibu menggunakan Teknik manajemen nyeri persalinan tiap kala
  • Anjurkan ibu cukup nutrisi
  • Ajarkan Teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan dan ketidaknyamanan persalinan
  • Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori fisiologis dan subkategori reproduksi dan seksualitas adalah:

  1. Disfungsi seksual
  2. Pola seksual tidak efektif
  3. Risiko disfungsi seksual
  4. Risiko kehamilan tidak dikehendaki

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *