Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai pola pengaturan dan pengintegrasian program Kesehatan ke dalam kehidupan sehari-hari yang cukup untuk memenuhi tujuan Kesehatan dan dapat ditingkatkan

Diagnosis ini diberi kode D.0112, masuk dalam kategori perilaku, subkategori penyuluhan dan pembelajaran dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan kesiapan peningkatan manajemen kesehatan secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis kesiapan peningkatan manajemen kesehatan, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  • Mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah Kesehatan dan pencegahannya

DO:

  • Pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program kesehatan

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori penyuluhan dan pembelajaran pada SDKI.

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan promosi kesehatan, yang berarti penulisannya menggunakan metode dua bagian, yaitu:

[masalah] + [tanda/gejala]

Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:

Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan dibuktikan dengan mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah Kesehatan dan pencegahannya, pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program Kesehatan.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah Kesehatan dan pencegahannya, pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program Kesehatan.

Perhatikan:

  1. Masalah = Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
  2. Tanda/gejala = Mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah Kesehatan… dst
  3. d.d = dibuktikan dengan
  4. Diagnosis promosi kesehatan tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d) karena tidak memiliki etiologi.

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis kesiapan peningkatan manajemen kesehatanadalah: “manajemen Kesehatan meningkat.”

Manajemen Kesehatan meningkat diberi kode L.12104 dalam SLKI.

Manajemen Kesehatan meningkat berarti membaiknya kemampuan mengatur dan mengintegrasikan penanganan masalah Kesehatan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai status Kesehatan optimal.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa manajemen Kesehatan meningkat adalah:

  1. Melakukan Tindakan untuk mengurangi faktor risiko meningkat
  2. Menerapkan program perawatan meningkat
  3. Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan Kesehatan meningkat
  4. Verbalisasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan menurun

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka manajemen Kesehatan meningkat, dengan kriteria hasil:

  1. Melakukan Tindakan untuk mengurangi faktor risiko meningkat
  2. Menerapkan program perawatan meningkat
  3. Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan Kesehatan meningkat
  4. Verbalisasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan menurun

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka manajemen kesehatan.
  2. Ekspektasi = Meningkat.
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis kesiapan peningkatan manajemen Kesehatan adalah:

  1. Bimbingan antisipatif
  2. Edukasi Kesehatan
  3. Edukasi penyakit
  4. Identifikasi risiko
  5. Manajemen perilaku
  6. Penentuan tujuan bersama

Intervensi edukasi penyakit ada dalam daftar taut pada SIKI, namun tidak ada dalam isi buku SIKI.

Bimbingan Antisipatif (I.12359)

Intervensi bimbingan antisipatifdalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12359).

Bimbingan antisipatif adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan pasien dan keluarga untuk mengantisipasi perkembangan atau krisis situasional

Tindakan yang dilakukan pada intervensi bimbingan antisipatifberdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi metode penyelesaian masalah yang biasa digunakan
  • Identifikasi kemungkinan perkembangan atau krisis situasional yang akan terjadi serta dampaknya pada individu dan keluarga

Terapeutik

  • Fasilitasi memutuskan bagaimana masalah akan diselesaikan
  • Fasilitasi memutuskan siapa yang akan dilibatkan dalam  menyelesaikan masalah
  • Gunakan contoh kasus untuk meningkatkan keterampilan menyelesaikan masalah
  • Fasilitasi mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
  • Fasilitasi menyesuaikan diri dengan perubahan peran
  • Jadwalkan kunjungan pada setiap tahap perkembangan atau sesuai kebutuhan
  • Jadwalkan tindak lanjut untuk memantau atau memberi dukungan
  • Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi, jika perlu
  • Libatkan keluarga dan pihak terkait, jika perlu
  • Berikan referensi baik cetak ataupun elektronik (mis: materi pendidikan, pamflet)

Edukasi

  • Jelaskan perkembangan dan perilaku normal
  • Informasikan harapan yang realistis terkait perilaku pasien
  • Latih Teknik koping yang dibutuhkan untuk mengatasi perkembangan atau krisis situasional

Kolaborasi

  • Rujuk ke Lembaga pelayanan masyarakat, jika perlu

Edukasi Kesehatan (I.12383)

Intervensi edukasi kesehatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12383).

Edukasi kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi edukasi kesehatan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
  • Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

  • Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
  • Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
  • Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

  • Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
  • Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
  • Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

Identifikasi Risiko (I.14502)

Intervensi identifikasi risiko dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.14502).

Identifikasi risiko adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk menemukan dan menganalisis kemungkinan faktor-faktor risiko yang dapat menganggu Kesehatan.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi identifikasi risiko berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi risiko biologis, lingkungan, dan perilaku
  • Identifikasi risiko secara berkala di masing-masing unit
  • Identifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah ditetapkan

Terapeutik

  • Tentukan metode pengelolaan risiko yang baik dan ekonomis
  • Lakukan pengelolaan risiko secara efektif
  • Lakukan update perencanaan secara regular (mis: bulanan, triwulan, tahunan)
  • Buat perencanaan Tindakan yang memiliki timeline dan penanggungjawab yang jelas
  • Dokumentasikan risiko secara akurat

Manajemen Perilaku (I.12463)

Intervensi manajemen perilaku dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12463).

Manajemen perilaku adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola perilaku negatif pasien.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi manajemen perilaku berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku

Terapeutik

  • Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
  • Jadwalkan kegiatan terstruktur
  • Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
  • Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
  • Batasi jumlah pengunjung
  • Bicara dengan nada rendah dan tenang
  • Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
  • Cegah perilaku pasif dan agresif
  • Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku
  • Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
  • Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
  • Hindari sikap mengancam atau berdebat
  • Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan

Edukasi

  • Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif

Penentuan Tujuan Bersama (I.12464)

Intervensi penentuan tujuan bersama dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12464).

Penentuan tujuan bersama adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi, menyusun, dan memprioritaskan tujuan perawatan Bersama dengan pasien sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi penentuan tujuan bersama berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi tujuan-tujuan yang akan dicapai
  • Identifikasi cara mencapai tujuan secara konstruktif

Terapeutik

  • Nyatakan tujuan dengan kalimat positif dan jelas
  • Tetapkan skala pencapaian tujuan, jika perlu
  • Fasilitasi memecah tujuan kompleks menjadi langkah kecil yang mudah dilakukan
  • Berikan batasan pada peran perawat dan pasien secara jelas
  • Diskusikan sumber daya yang ada untuk memenuhi tujuan
  • Diskusikan pengembangan rencana untuk memenuhi tujuan
  • Prioritaskan aktivitas yang dapat membantu pencapaian tujuan
  • fasilitasi dalam mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap tujuan
  • Tetapkan batas waktu yang realistis
  • Diskusikan indikator pengukuran untuk setiap tujuan (mis: perilaku)
  • Tetapkan evaluasi secara periodik untuk menilai kemajuan sesuai tujuan
  • HItung skor pencapaian tujuan
  • Modifikasi rencana jika tujuan tidak tercapai

Edukasi

  • Anjurkan mengenal masalah yang dialami
  • Anjurkan mengembangkan harapan realistis
  • Anjurkan mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan sendiri
  • Anjurkan mengidentifikasi nilai dan sistem kepercayaan saat menetapkan tujuan
  • Anjurkan mengidentifikasi tujuan realistis dan dapat dicapai

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori penyuluhan dan pembelajaran adalah:

  1. Defisit kesehatan komunitas
  2. Defisit pengetahuan
  3. Kesiapan peningkatan pengetahuan
  4. Ketidakpatuhan
  5. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
  6. Manajemen kesehatan tidak efektif
  7. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *