Defisit kesehatan komunitas

Defisit kesehatan komunitas merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai terdapatnya masalah Kesehatan atau faktor risiko yang dapat mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok.

Diagnosis ini diberi kode D.0110, masuk dalam kategori perilaku, subkategori penyuluhan dan pembelajaran dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan defisit kesehatan komunitas secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis defisit kesehatan komunitas, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  • Tidak tersedia

DO:

  • Terjadi masalah Kesehatan yang dialami komunitas
  • Terdapat faktor risiko fisiologis dan/atau psikologis yang menyebabkan anggota komunitas menjalani perawatan

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori penyuluhan dan pembelajaran pada SDKI.

Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.

Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan.

Penyebab (etiologi) untuk masalah defisit kesehatan komunitas adalah:

  1. Hambatan akses ke pemberi pelayanan Kesehatan
  2. Keterbatasan sumber daya
  3. Program tidak memiliki anggaran yang cukup
  4. Proram tidak atau kurang didukung komunitas
  5. Komunitas kurang puas dengan program yang dijalankan
  6. Program tidak memiliki rencana evaluasi yang optimal
  7. Program tidak memiliki data hasil yang memadai
  8. Program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:

[masalah] + [penyebab][tanda/gejala].

Contoh:

Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan dibuktikan dengan terjadi masalah Kesehatan yang dialami komunitas, terdapat faktor risiko fisiologis yang menyebabkan anggota komunitas menjalani perawatan.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Defisit kesehatan komunitas b.d hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan d.d terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas, terdapat faktor risiko fisiologis yang menyebabkan anggota komunitas menjalani perawatan.

Perhatikan:

  1. Masalah = Defisit kesehatan komunitas i
  2. Penyebab = hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan
  3. Tanda/gejala = terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas., dst
  4. b.d = berhubungan dengan
  5. d.d = dibuktikan dengan

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis defisit kesehatan komunitas adalah: “status kesehatan komunitas meningkat.”

Status kesehatan komunitasmeningkat diberi kode L.12109 dalam SLKI.

Status kesehatan komunitas meningkat berarti meningkatnya kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial komunitas

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa status kesehatan komunitasmeningkat adalah:

  1. Ketersedian program promosi Kesehatan meningkat
  2. Ketersediaan program proteksi Kesehatan meningkat
  3. Partisipasi dalam program Kesehatan komunitas meningkat
  4. Keikutsertaan asuransi/jaminan Kesehatan meningkat
  5. Kepatuhan terhadap standar Kesehatan lingkungan meningkat
  6. Sistem surveilens Kesehatan meningkat
  7. Pemantauan standar Kesehatan komunitas meningkat
  8. Angka mortalitas menurun
  9. Angka morbiditas menurun
  10. Angka gangguan Kesehatan mental menurun
  11. Prevalensi penyakit menurun
  12. Angka penyalahgunaan zat menurun
  13. Angka penyalahgunaan alkohol menurun
  14. Angka kebiasaan merokok menurun
  15. Angka penyakit menular seksual menurun
  16. Angka kelahiran preterm menurun
  17. Angka berat badan lahir rendah menurun
  18. Angka kejadian cidera menurun
  19. Angka kriminalitas menurun

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status kesehatan komunitasmeningkat, dengan kriteria hasil:

  1. Ketersedian program promosi Kesehatan meningkat
  2. Partisipasi dalam program Kesehatan komunitas meningkat
  3. Kepatuhan terhadap standar Kesehatan lingkungan meningkat
  4. Prevalensi penyakit menurun

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status kesehatan komunitas
  2. Ekspektasi = Meningkat
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis defisit kesehatan komunitas adalah:

  1. Pengembangan Kesehatan masyarakat
  2. Promosi perilaku upaya kesehatan

Pengembangan Kesehatan Masyarakat (I.14548)

Intervensi pengembangan kesehatan masyarakat dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.14548).

Pengembangan kesehatan masyarakat adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memfasilitasi anggota kelompok atau masyarakat untuk mengidentifikasi isu Kesehatan komunitas dan mengimplementasikan solusi yang ada.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi pengembangan kesehatan masyarakat berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi masalah atau isu Kesehatan dan prioritasnya
  • Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi
  • Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan Kesehatan
  • Identifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat

Terapeutik

  • Berikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi sesuai aset yang dimiliki
  • Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu dan masalah Kesehatan yang dihadapi
  • Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isu Kesehatan dan mengembangkan rencana kerja
  • Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi serta revisinya
  • Libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan Kesehatan
  • Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat
  • Perkuat komunikasi antara individu dan kelompok untuk bermusyawarah terkait daya Tarik yang sama
  • Fasilitasi struktur organisasi untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi
  • Kembangkan strategi dalam manajemen konflik
  • Persatukan anggota masyarakat dengan cita-cita komunitas yang sama
  • Bangun komitmen antar anggota masyarakat
  • Kembangkan mekanisme keterlibatan tatanan lokal, regional bahkan nasional terkait isu Kesehatan komunitas

Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12472)

Intervensi promosi perilaku upaya kesehatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12472).

Promosi perilaku upaya kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memiliki kemauan dan kemampuan yang kondusif bagi Kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi perilaku upaya kesehatan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi perilaku upaya Kesehatan yang dapat ditingkatkan

Terapeutik

  • Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan
  • Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat dimanfaatkan

Edukasi

  • Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
  • Anjurkan memberi bayi ASI eksklusif
  • Anjurkan menimbang balita setiap bulan
  • Anjurkan menggunakan air bersih
  • Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
  • Anjurkan menggunakan jamban sehat
  • Anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu sekali
  • Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
  • Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
  • Anjurkan tidak merokok di dalam rumah

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori penyuluhan dan pembelajaran adalah:

  1. Defisit pengetahuan
  2. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
  3. Kesiapan peningkatan pengetahuan
  4. Ketidakpatuhan
  5. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
  6. Manajemen kesehatan tidak efektif
  7. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *