Tanda gejala hipoventilasi

Tanda dan gejala hipoventilasi pada pasien wajib dimonitoring dan dievaluasi pada pasien-pasien yang mendapatkan terapi oksigen.

Terapi oksigen merupakan terapi yang sering diberikan kepada pasien di fasilitas pelayanan Kesehatan, oleh karena itu perawat wajib mengetahui tanda dan gejala hipoventilasi pada pasien.

Apa itu hipoventilasi?

Hipoventilasi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan parsial CO2 arteri (PaCO2) di atas 45 mmHg (Han, 2006).

Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolus pasien tidak cukup untuk membersihkan CO2 dari paru-paru, yang juga meningkatkan pCO2 darah (Toffaletti & Rackley, 2016).

Patofisiologi Hipoventilasi

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hipoventilasi. Namun, penyebab utama hipoventilasi adalah depresi sistem saraf pusat, penyakit saraf, atau gangguan otot pernapasan (Dekerlegand, Cahalin, & Perme, 2007).

Selain itu, hipoventilasi juga dapat terjadi pada pasien yang penggunaan obat-obatan yang dapat menumpulkan dorongan pernapasan, seperti morfin, heroin, propofol, atau benzodiazepine (Toffaletti & Rackley, 2016).

Tanda dan gejala hipoventilasi

Tanda yang mendasar pada semua kondisi hipoventilasi adalah peningkatan PaCO2 dan penurunan PaO2.

Pada tahap awal, pasien yang mengalami hipoventilasi mengalami ketidaknyamanan pernapasan yang minimal.

Gangguan tidur dan efek kurang tidur seperti lesu, kebingungan, sakit kepala pagi hari, kelelahan, dan kantuk biasanya juga menyertai hipoventilasi.

Saat hipoventilasi berlanjut, penderita akan mulai merasakan sesak saat aktivitas, diikuti oleh sesak saat istirahat.

Tanda dan gejala lainnya terkait dengan penyakit spesifik yang menyebabkan hipoventilasi tersebut muncul.

Misalnya, kelemahan otot yang signifikan, gangguan batuk, dan infeksi saluran pernapasan bawah berulang dapat terjadi pada pasien dengan gangguan neuromuskular.

Diagnosis Keperawatan Terkait

Beberapa diagnosis keperawatan yang dapat diangkat pada pasien dengan kondisi hipoventilasi adalah:

  1. Gangguan pertukaran gas
  2. Gangguan ventilasi spontan

Kedua diagnosis diatas dapat diangkat dengan tanda mayor PaCO2 meningkat/menurun, dan PaO2 menurun, sebagaimana halnya tanda-tanda hipoventilasi yang telah dijelaskan sebelumnya.

Gangguan pertukaran gas adalah diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler.

Sedangkan, gangguan ventilasi spontan adalah penurunan cadangan energi yang mengakibatkan pasien tidak mampu bernapas secara adekuat.

Referensi

  1. Dekerlegand, R.L., Cahalin, L.P., & Perme, C. (2007). Chapter 26 – Respiratory Failure. In Cameron, M.H., & Monroe, L.G. Physical Rehabilitation, W.B. Saunders. p 689-717. https://doi.org/10.1016/B978-072160361-2.50029-6.
  2. Han, F. (2006). SLEEP DISORDERS | Hypoventilation. Encyclopedia of Respiratory Medicine, 85–91. https://doi.org/10.1016/B0-12-370879-6/00368-9
  3. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  4. Toffaletti, J. G., & Rackley, C. R. (2016). Monitoring Oxygen Status. Advances in Clinical Chemistry, 103–124. https://doi.org/10.1016/bs.acc.2016.06.003

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *