7 teknik komunikasi terapeutik

Menurut Jensen (2019), ada 7 teknik komunikasi terapeutik yang dapat digunakan oleh perawat saat berbicara dengan pasien.

Masing-masing teknik memiliki tujuan dan manfaat tersendiri.

Pada artikel ini, kita akan membahas 7 teknik komunikasi terapeutik yang dapat perawat gunakan saat berkomunikasi dengan pasien, yaitu:

  1. Active listening
  2. Restatement
  3. Elaboration (Facilitation)
  4. Silence
  5. Focusing
  6. Clarification
  7. Summarizing

Active listening

Active listening berarti mendengarkan secara aktif, yaitu teknik yang digunakan oleh perawat untuk fokus pada pasien dan perspektifnya.

Bila menggunakan teknik ini, perawat harus terus-menerus menganalisa pesan tersembunyi yang ditampilkan pasien, seperti pikiran, kata-kata, pendapat, dan emosi.

Misalnya, saat pasien terlihat sedih, perawat dapat meletakkan tangan di atas tangan pasien dan menunjukkan ekspresi wajah belas kasih.

Jika pasien marah, dengarkan alasan kemarahannya, tarik kursi dan luangkan waktu untuk mendengarkan pasien.

Coba mengungkap pesan tersembunyi oleh pasien, sembari  menunjukkan bahasa tubuh yang sesuai sebagai respon.

Perawat tidak diharapkan untuk menyelesaikan semua kesulitan pasien, namun menggunakan keberadaan diri perawat secara terapeutik dengan cara mendengarkan sudah dapat membantu pasien.

Restatement

Restatement adalah menyatakan kembali, yaitu mengulangi kembali kata-kata pasien.

Perawat menggunakan teknik ini dengan membuat pernyataan sederhana, biasanya dengan kata -kata pasien sendiri.

Misalnya, “Jadi, anda merasa seperti dada berdebar-debar…”

Tujuannya adalah meminta pasien untuk menjelaskan apa yang disampaikan sebelumnya.

Teknik ini memberikan kesempatan bagi pasien untuk menjelaskan lebih lanjut.

BACA JUGA: Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik

Elaboration (Facilitation)

Elaboration adalah teknik yang digunakan oleh perawat untuk membuat pasien terus bercerita dan menjelaskan lebih lanjut.

Perawat menggunakan tanggapan yang mendorong pasien untuk mengatakan lebih banyak dan melanjutkan percakapan.

Selain itu, teknik ini juga menunjukkan kepada pasien bahwa perawat tertarik.

Perawat dapat menganggukkan kepala, atau berkata, “Um-hum,” “Ya,” atau “Lanjutkan” untuk memberi isyarat kepada pasien agar terus berbicara.

Cara lainnya adalah dengan memberi tahu pasien bahwa pikiran dan perasaan mereka adalah hal umum.

Misalnya, perawat dapat berkata “Memang pasien-pasien KLL, biasa sedikit trauma.”

Silence

Silence adalah keheningan, yaitu teknik yang digunakan oleh perawat untuk memberikan waktu kepada pasien untuk berpikir sehingga dapat memberikan jawaban yang akurat.

Dengan menggunakan keheningan, perawat menunjukkan bahwa ia tertarik dengan apa yang dikatakan pasien.

Keheningan juga memberi kesempatan kepada pasien untuk memutuskan seberapa banyak informasi yang akan diungkapkan.

Contohnya, seorang pasien mungkin akan sedikit malu untuk menceritakan bagaimana dia bisa tertular infeksi menular seksual.

Focusing

Focusing, atau memfokuskan, adalah teknik yang digunakan perawat agar pembahasan tetap dalam jalur disaat pasien menyimpang dari topik.

Misalnya, perawat dapat mengatakan, “Kita berbicara tentang alergi bapak/ibu terhadap seafood. Coba ceritakan bagaimana reaksi alergi yang muncul.”

Teknik ini membuat wawancara tetap pada jalurnya, tidak mengubah topik pembicaraan, dan memberikan informasi penting.

Clarification

Clarification, atau klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat ketika pilihan kata atau kalimat pasien tidak jelas.

Misalnya, “Tolong jelaskan apa yang anda maksud dengan perut kliyengan.”

Contoh lain mengklarifikasi adalah dengan bertanya, “Apa yang terjadi ketika anda mendapatkan gula darah rendah?”

Pertanyaan seperti itu mendorong pasien untuk mengidentifikasi gejala lain atau memberikan lebih banyak informasi sehingga perawat dapat lebih memahami situasinya.

Perawat juga dapat menggunakan klarifikasi ketika riwayat penyakit pasien membingungkan.

Bertanya tentang data-data dalam urutan peristiwa dapat membantu membuat cerita menjadi lebih jelas.

Misalnya, “Saat anda mengalami nyeri dada, pertama-tama anda minum tiga tablet nitrogliserin dan kemudian menelepon ambulan 118, benar?”

Summarizing

Summarizing adalah meringkas, yaitu teknik yang digunakan pada akhir wawancara, atau selama fase terminasi.

Saat menggunakan teknik ini, perawat meninjau dan memadatkan informasi penting menjadi dua atau tiga temuan yang paling penting.

Teknik ini membantu memastikan bahwa perawat telah mengidentifikasi informasi penting dan memberi tahu pasien bahwa dia telah didengarkan dengan baik.

Selain itu, ini juga dapat membangun hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.

Referensi

Jensen, S. (2019). Nursing Health Assessment: A Best Practice Approach 3rd Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *