Perawat.Org | Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik.
Manusia selalu berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam berinteraksi. Dalam keperawatan, komunikasi merupakan hal yang paling mendasar. Mengetahui cara berkomunikasi secara terapeutik dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien.
Dalam artikel ini, dibahas satu persatu antara komunikasi dan komunikasi terapeutik.
Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communicare – communicatio dan communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan penerimaan berita.
Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain.
Tujuan Komunikasi
Ada 5 tujuan komunikasi, antara lain:
No | Tujuan Komunikasi | Penjelasan |
---|---|---|
1 | Menyampaikan pesan | Komunikasi bertujuan agar pesan (ide/informasi/berita) dapat sampai dan dipahami oleh komunikan, sehingga ada kesamaan ide antara apa yang ada dalam pikiran komunikator dan pikiran komunikan. |
2 | Mempengaruhi perilaku orang lain | Komunikasi yang dilakukan akan memengaruhi perilaku orang lain, baik secara sadar maupun tidak. Misalnya membuat orang lain melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan, atau membuat lawan bicara antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang kita sampaikan. |
3 | Mengubah perilaku orang lain | Perbedaan mempengaruhi orang lain dan mengubah perilaku orang lain adalah mengubah kebiasaan lawan bicara yang sebelumnya tidak baik menjadi baik, atau sebaliknya. |
4 | Memberikan pendidikan | Komunikasi dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara memperoleh/mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya. |
5 | Memahami (ide) orang lain | Dengan berkomunikasi, orang-orang akan dapat saling memahami satu sama lain. |
Elemen Komunikasi
Taylor, Lillis, LeMone (1989), dan DeVito (1997) mengidentifikasi bahwa untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif, ada lima elemen utama, yaitu (1) komunikator (sender), (2) informasi/pesan/berita, (3) komunikan (reciever), (4) umpan balik (feedback), dan (5) atmosfer/konteks.
No | Elemen Komunikasi | Penjelasan |
---|---|---|
1 | Komunikator (sender) | Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan/ide/informasi kepada orang/pihak lain sebagai lawan bicara. Seorang komunikator beraksi dan bereaksi secara utuh meliputi fisik dan kognitif, emosional, dan intelektual. |
2 | Informasi/pesan/berita (message) | Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator, disadari atau tidak disadari, secara langsung atau tidak langsung. Pesan yang disadari adalah segala ucapan (bahasa verbal) yang disampaikan komunikator secara sengaja dan sudah dipersiapkan. Sedangkan pesan yang tidak disadari adalah pesan yang muncul beriringan atau bersamaan dengan pesan yang disampaikan pada saat komunikator berbicara. |
3 | Komunikan (receiver) | Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menerima pesan yang disampaikan komunikator. Komunikan yang efektif adalah komunikan yang bersikap kooperatif, penuh perhatian, jujur, serta bersikap terbuka terhadap komunikator dan pesan yang disampaikannya. |
4 | Umpan balik (feedback) | Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya., dan dapat berasal dari diri sendiri ataupun orang lain. Umpan balik dari diri sendiri, misalnya, jika kita menyampaikan pesan melalui bicara, kita akan dapat secara langsung mendengar apa yang kita sampaikan. Umpan balik dari orang lain adalah umpan balik yang datang dari lawan bicara, misalnya anggukan, kerutan dahi, senyuman, gelengan kepala, interupsi pembicaraan, pernyataan setuju atau tidak setuju, dan lain-lain. |
5 | Atmosfir/konteks | Atmosfer adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi. Atmostif terdiri atas tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, sosial-psikologis, dan temporal yang mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. Dimensi fisik adalah lingkungan nyata (tangible), dapat berbentuk ruang atau bangsal, dan segala komponen yang ada di dalamnya. Dimensi sosial-psikologis meliputi tata hubungan status di antara pihak yang terlibat saat komunikasi (teman-musuh, formal-informal, serius-tidak serius). Dimensi temporal (waktu) adalah mencakup waktu ketika komunikasi terjadi. |
Bentuk-bentuk atau Jenis-jenis Komunikasi
Secara umum ada dua bentuk atau jenis komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
Komunikasi Verbal | Komunikasi Non Verbal |
---|---|
Komunikasi verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata yang diucapkan secara lisan dan kata-kata yang dituliskan. Komunikasi lisan dilakukan untuk menyampaikan informasi secara cepat atau untuk memperjelas pesan/informasi tertulis sehingga informasi lebih akurat. Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk tulisan, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan untuk memberikan informasi dalam jumlah yang besar sebagai bukti tertulis atau dokumentasi. Jenis komunikasi tulisan dapat berbentuk tulisan tangan, surat kabar, atau e-mail. | Komunikasi nonverbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh komunikator, tetapi berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral ataupun tulisan Macam-macam komunikasi nonverbal adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara umum, suara dan sikap diam, atau simbol-simbol lain, misalnya model pakaian dan cara menggunakan. |
Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi
No | Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi | Penjelasan |
---|---|---|
1 | Kemampuan komunikator menyampaikan pesan | Salah satu hambatan dalam komunikasi adalah adanya ketidakmampuan komunikator menyampaikan pesan. Kemampuan komunikator menyampaikan pesan sangat penting untuk menghindari terjadinya salah tafsir (misperception) dalam komunikasi. |
2 | Kesederhanaan dan kejelasan pesan atau informasi yang disampaikan | Pesan yang bersifat informatif dan persuasif akan mudah diterima dan dipahami daripada pesan yang bersifat memaksa. Pesan yang mudah diterima adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan komunikan (relevan), jelas (clearly), sederhana dan mudah dimengerti (simple). |
3 | Kemampuan komunikan menerima pesan | Seorang komunikan harus mempunyai pengetahuan, keterampilan komunikasi, dan memahami sistem sosial komunikator. Hal ini penting karena ketidakmampuan mengolah informasi yang diterima, dapat mengakibatkan ketidaksesuaian persepsi. |
4 | Umpan balik oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator | Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan komunikasi. Mengerti atau tidaknya komunikan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dilihat dari bagaimana komunikan memberikan umpan balik. |
5 | Kondusif dan kenyamanan lingkungan | Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan lingkungan yang kondusif (condisive) dan nyaman (comfortable). |
Komunikasi Terapeutik
Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan klien.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk:
- Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran.
- Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
- Memperbaiki pengalaman emosional klien.
- Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan.
Manfaat Komunikasi Terapeutik
Beberapa manfaat komunikasi terapeutik adalah:
- Membina hubungan yang baik antara perawat-pasien/keluarga dan hubungan dengan tenaga kesehatan lainnya.
- Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada pasien dan keluarga.
- Mengetahui keberhasilan intervensi keperawatan yang telah dilakukan.
- Sebagai tolok ukur kepuasan pasien.
- Sebagai tolok ukur komplain tindakan dan rehabilitasi.
Manfaat utama komunikasi terapeutik adalah menjaga hubungan perawat-pasien, yang akhirnya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang mempercepat kesembuhan pasien.
Bila hubungan perawat-pasien tidak memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan pasien, maka hubungan itu hanyalah hubungan sosial biasa, bukan terapeutik.
Ada 4 perbedaan Hubungan Terapeutik dan Hubungan Sosial, yang dijelaskan dalam tabel berikut:
No | Hubungan Terapeutik | Hubungan Sosial |
---|---|---|
1 | Terjadi untuk tujuan yang spesifik. | Terjadi secara spontan/tidak direncanakan secara spesifik. |
2 | Orang yang terlibat jelas dan spesifik (perawat dan pasien). | Orang yang terlibat bebas. |
3 | Perawat-pasien memberikan informasi yang berbeda. | Informasi yang disampaikan hampir sama antara pihak-pihak yang terlibat. |
4 | Dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan pasien. | Dibangun atas dasar kebutuhan bersama (semua pihak yang terlibat). |
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik
No | Faktor-faktor yang mempengaruhi | Penjelasan |
---|---|---|
1 | Spesifikasi tujuan komunikasi | Komunikasi akan berhasil jika tujuan telah direncanakan dengan jelas. Misalnya, tujuan komunikasi adalah mengubah perilaku pasien, maka komunikasi diarahkan untuk mengubah perilaku dari yang mal-aadaptif ke adaptif. |
2 | Lingkungan nyaman | Maksud lingkungan nyaman adalah lingkungan yang kondusif untuk terjalinnya hubungan dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Lingkungan yang tenang/tidak gaduh atau lingkungan yang sejuk/tidak panas adalah lingkungan yang nyaman untuk berkomunikasi. Lingkungan yang dapat melindungi privasi akan memungkinkan komunikan dan komunikator saling terbuka dan bebas untuk mencapai tujuan. |
3 | Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak) | Kunci dari komunikasi yang efektif adalah kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyimpan privasi masing-masing lawan bicara serta dapat menumbuhkan hubungan saling percaya. |
4 | Percaya Diri | Kepercayaan diri masing-masing komunikator dan komunikan dalam komunikasi dapat menstimulasi keberanian untuk menyampaikan pendapat sehingga komunikasi menjadi efektif. |
5 | Berfokus kepada klien | Komunikasi terapeutik dapat mencapai tujuan jika komunikasi diarahkan dan berfokus pada apa yang dibutuhkan klien. Segala upaya yang dilakukan perawat adalah memenuhi kebutuhan klien. |
6 | Stimulus yang optimal | Stimulus yang optimal adalah penggunaan dan pemilihan komunikasi yang tepat sebagai stimulus untuk tercapainya komunikasi terapeutik. |
7 | Mempertahankan jarak personal | Jarak komunikasi yang nyaman untuk terjalinnya komunikasi yang efektif harus diperhatikan perawat. Jarak untuk terjalinnya komunikasi terapeutik adalah satu lengan (± 40 cm). Jarak komunikasi ini berbeda-beda tergantung pada keyakinan (agama), budaya, dan strata sosial. |
Referensi
Anjaswarni, T. (2016). Komunikasi Dalam Keperawatan. Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Komunikasi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf