SOP Ventilator

Ventilator, dalam SOP PPNI diistilahkan dengan “pengaturan ventilasi mekanik”.

Pengaturan ventilasi mekanik adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk mengelola pemberian sokongan napas buatan, baik melalui alat bantu napas non invasif maupun invasif.

Ventilasi mekanik adalah intervensi penting untuk mempertahankan kehidupan dalam situasi akut atau darurat, khususnya pada pasien dengan jalan napas yang terganggu, ventilasi yang terganggu, atau kegagalan pernapasan hipoksemik (Hickey, Sankari, & Giwa, 2024).

Ventilator adalah alat yang digunakan untuk membantu pasien yang mengalami gagal napas.

Pada prinsipnya ventilator adalah suatu alat yang bisa menghembuskan gas (dalam hal ini oksigen) ke dalam paru-paru pasien.

Ventilator bersifat membantu otot pernapasan sehingga kerja otot pernapasan diperkuat.

Disclaimer: Artikel ini bertujuan sebagai edukasi, untuk dapat memberikan intervensi ventilasi mekanik kepada pasien, anda harus seorang perawat yang terlatih dan berwenang melakukannya.

Indikasi Pemasangan Ventilator

Menurut dr. Arifin, SpPD, KIC, FINASIM, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, ada beberapa indikasi pemasangan ventilator, yaitu:

Pasien dengan gagal napas:

  • RR > 35 kali per menit atau < 5 kali per menit
  • SaO2 <90% atau PaO2 <60 mmHg (Hipoksemia)
  • pCO2 > 55 mmHg (hiperkapnia)
  • Penurunan Kesadaran (GCS < 8)
  • Tidak volume < 5 mL/kg

Pasien operasi mayor

Pasien henti jantung

Jenis-Jenis Ventilator

Beberapa jenis ventilator (Lab Keperawatan Universitas Nasional, 2017), antara lain:

1. Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Pemberian volume dan frekuensi pernapasan diambil alih oleh ventilator.

Ventilator tipe ini meningkatkan kerja pernafasan klien.

2. Assist/Control

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan.

Bila klien gagal untuk ventilasi, maka ventilator secara otomatis.

Ventilator ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator.

3. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak begitu lelah dan efek barotrauma minimal.

Pemberian gas melalui nafas spontan biasanya tergantung pada aktivasi klien.

Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal volume dan/atau frekuensi nafas kurang adekuat.

4. Continous Positive Airway Pressure (CPAP)

Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.

Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan ventilator menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:

  1. Bersihan jalan napas tidak efektif
  2. Gangguan penyapihan ventilator
  3. Gangguan Pertukaran Gas
  4. Gangguan ventilasi spontan
  5. Pola napas tidak efektif

Persiapan alat

Alat-alat yang dibutuhkan untuk memberikan ventilator antara lain:

  1. Mesin ventilator
  2. Bag valve mask
  3. Set sirkuit ventilator

SOP Ventilator

SOP ventilator sesuai SPO PPNI:

  1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
  2. Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
  3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (lihat persiapan alat diatas)
  4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  5. Hubungkan mesin ventilator dengan sumber oksigen
  6. Rangkai set sirkuit pada ventilator
  7. Hidupkan mesin ventilator
  8. Lakukan kalibrasi ventilator dan tes kebocoran
  9. Atur mode ventilator, sesuai kebutuhan
  10. Hubungkan alat bantu napas (ETT, LMA, masker CPAP) dengan sirkuit ventilator
  11. Siapkan BVM di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi mesin
  12. Monitor respons pasien terhadap ventilasi mekanik
  13. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
  14. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  15. Dokumentasikan mode ventilator yang diberikan dan respons pasien terhadap ventilasi mekanik

Referensi

  1. PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  3. Hickey, S. M., Sankari, A., & Giwa, A. O. (2024). Mechanical ventilation. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539742/
  4. Arifin (n.d). Mode dan Setting Dasar Ventilator. Presentasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Diambil pada 25 November 2024 di https://www.papdi.or.id/pdfs/758/dr%20Arifin%20-%20ventilasi%20mekanik%20(PIN%20surabaya%20okt%202019).pdf
  5. SOP Penggunaan Ventilator, Laboratorium Keperawatan Universitas Nasional No PT/01, Revisi 01, tanggal 01 Agustus 2017. Diambil pada 25 November 2024 di https://fikes.unas.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/ilovepdf_merged-5_compressed.pdf

Leave a Reply