Bronkodilator sering digunakan di fasyankes, sehingga perawat perlu mengetahui materi edukasi obat bronkodilator kepada pasien.
Bronkodilator adalah obat yang digunakan untuk mengendurkan otot polos pada jalan napas, dan membantu membuka saluran udara.
Obat ini sering diberikan pada pasien-pasien asma dan COPD.
Pada artikel ini, kita akan membahas materi edukasi obat bronkodilator secara lengkap, namun dengan Bahasa sederhana agar mudah dimengerti.
Semoga setelah membaca artikel ini, anda dapat memberikan edukasi kepada pasien yang mendapatkan obat bronkodilator.
Mengetahui materi edukasi obat bronkodilator kepada pasien sangat penting untuk menurunkan kecemasan, dan meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien.
Baca seluruh artikel materi edukasi obat bronkodilator kepada pasien untuk memahami lebih dalam, atau pilih pada poin yang diinginkan pada daftar isi berikut:
- Apa itu Bronkodilator?
- Cara Kerja Bronkodilator
- Jenis-Jenis Obat Bronkodilator
- Efek Samping Bronkodilator
- Diagnosis Keperawatan Terkait
- Referensi
Apa itu Bronkodilator?
Bronkodilator adalah obat yang berfungsi dengan mengendurkan otot polos pada jalan napas, dan membantu membuka saluran udara (Almadhoun & Sharma, 2021).
Bronkodilator diindikasikan untuk pasien-pasien yang memiliki aliran udara ke paru-paru yang lebih rendah dari optimal atau normal.
Berbagai kondisi pernapasan mungkin memerlukan bronkodilator, termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK/COPD).
Cara Kerja Bronkodilator
Bronkodilator yang juga dikenal sebagai agonis beta-2, menargetkan reseptor beta-2 di saluran udara paru-paru.
Mereka mengaktifkan reseptor beta-2, mengendurkan otot polos jalan napas, yang membantu meningkatkan aliran udara.
Jenis bronkodilator ini dikenal sebagai SABA (short-acting beta-agonis) atau LABA (long-acting beta-agonis).
Ada pula jenis bronkodilator lain yang diklasifikasikan sebagai antikolinergik.
Antikolinergik menargetkan reseptor di saluran udara yang disebut reseptor sistem saraf parasimpatis, memblokir bahan kimia yang disebut asetilkolin, yang membantu membuka paru-paru, membuatnya lebih mudah untuk bernapas.
Antikolinergik juga membantu membersihkan lendir dari paru-paru.
BACA JUGA: 14 Rute Pemberian Obat yang Wajib Kamu Tahu
Jenis-Jenis Obat Bronkodilator
Bronkodilator diklasifikasikan seperti yang dijelaskan di bawah ini (Berger, 2022):
- Beta-agonis kerja pendek
- Beta-agonis kerja Panjang
- Antikolinergik
- Teofilin
Beta-agonis kerja pendek (SABA)
Beta-agonis kerja pendek (short-acting beta-agonis/SABA) digunakan sebagai obat “rescue” dalam keadaan gawat darurat karena efeknya yang memberikan bantuan secara cepat dengan membuka saluran udara untuk meredakan gejala asma.
Misalnya, inhaler darurat pada pasien yang mengalami serangan asma.
Beberapa obat yang termasuk SABA antara lain:
- Albuterol, ditemukan dalam berbagai bentuk seperti inhaler, solusi (cairan) untuk nebulizer, larutan oral, dan tablet, dan di berbagai produk bermerek seperti ProAir HFA, Proventil HFA, dan Ventolin HFA.
- Levalbuterol, ditemukan dalam inhaler dan solusi untuk nebulizer, dan sebagai nama merek Xopenex.
Nama generik albuterol yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah salbutamol sulfat, tetapi di Amerika Serikat, dikenal sebagai albuterol.
SABA digunakan untuk “rescue”, apabila pasien menggunakan SABA lebih dari dua kali seminggu, konsultasikan dengan tim medis, untuk kemungkinan penyesuaian dengan LABA.
Beta-agonis kerja panjang (LABA)
Beta-agonis kerja panjang (long-acting beta-agonis/LABA) menjaga saluran udara tetap terbuka selama sekitar 12 jam dan membantu mengendalikan gejala.
LABA harus selalu diresepkan dengan kortikosteroid inhalasi (anti-inflamasi), baik sebagai dua produk terpisah, atau sebagai produk kombinasi LABA ditambah steroid inhalasi.
Ini dilakukan karena LABA saja, tanpa steroid, dapat meningkatkan risiko kematian terkait asma.
Contoh obat kombinasi populer yang mengandung LABA plus steroid termasuk Advair, Breo, dan Dulera.
Antikolinergik
Bronkodilator antikolinergik termasuk Atrovent HFA (kerja singkat) dan Spiriva (kerja panjang).
Obat-obatan tersebut kadang-kadang disebut sebagai agen antimuskarinik.
Mereka bekerja pada otot polos di jalan napas, memblokir bahan kimia yang disebut asetilkolin.
Antikolinergik membuka paru-paru, membuat pasien lebih mudah untuk bernapas.
Teofilin
Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk mengobati asma kronis atau kondisi paru-paru kronis lainnya seperti emfisema atau bronkitis.
Cara kerjanya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diperkirakan untuk mengendurkan dan melebarkan otot polos dan menekan respons saluran napas terhadap rangsangan.
Efek Samping Bronkodilator
Seperti halnya obat lain, bronkodilator juga memiliki efek samping.
Efek samping yang bervariasi tergantung pada jenis bronkodilator yang digunakan.
Efek samping yang paling umum dari bronkodilator SABA dan LABA meliputi:
- Tremor
- Gugup
- Sakit kepala
- Palpitasi
- Kram otot
- Sakit tenggorokan
Adapun efek samping yang serius namun jarang terjadi dari bronkodilator SABA dan LABA mungkin termasuk:
- Bronkospasme paradoksal (penyempitan jalan napas secara tiba-tiba)
- Kadar kalium rendah
- Infark miokard
Efek samping yang paling umum dari bronkodilator antikolinergik meliputi:
- Mulut kering
- Retensi urin (kesulitan buang air kecil)
- Detak jantung cepat
- Sembelit
- Sakit perut
Reaksi alergi terhadap bronkodilator jarang terjadi.
Namun jika pasien anda mengalami gatal-gatal, kesulitan bernapas, pusing, atau pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan, setelah mendapatkan bronkodilator, segera konsultasikan dengan tim medis.
Daftar efek samping bronkodilator diatas tidak lengkap
Efek samping lain terkait bronkodilator dapat terjadi.
Perawat harus berkolaborasi dengan tim medis sebelum memberikan obat-obatan.
Diagnosis Keperawatan Terkait
Beberapa diagnosis keperawatan yang mungkin membutuhkan pemberian obat bronkodilator antara lain:
Referensi
- Almadhoun K, Sharma S. Bronchodilators. [Updated 2021 Nov 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519028/
- Karen Berger (30 Maret 2022). Bronchodilators: uses, common brands, and safety info. Diakses pada 24 Agustus 2022 di https://www.singlecare.com/drug-classes/bronchodilators