Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai pola penanganan masalah Kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi Kesehatan anggota keluarga.

Diagnosis ini diberi kode D.0115, masuk dalam kategori perilaku, subkategori penyuluhan dan pembelajaran dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektifsecara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  • Mengungkapkan tidak memahami masalah Kesehatan yang diderita
  • Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan

DO:

  • Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat
  • Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah Kesehatan tidak tepat

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori penyuluhan dan pembelajaran pada SDKI.

Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.

Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan.

Penyebab (etiologi) untuk masalah manajemen kesehatan keluarga tidak efektif adalah:

  1. Kompleksitas sistem pelayanan Kesehatan
  2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
  3. Konflik pengambilan keputusan
  4. Kesulitan ekonomi
  5. Banyak tuntutan
  6. Konflik keluarga

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:

[masalah] + [penyebab][tanda/gejala].

Contoh:

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan kompleksitas program perawatan dibuktikan dengan mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita, mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan, gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat, aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah Kesehatan tidak tepat.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas program perawatan d.d mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita, mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan, gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat, aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah Kesehatan tidak tepat.

Perhatikan:

  1. Masalah = manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
  2. Penyebab = kompleksitas program perawatan
  3. Tanda/gejala = mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita., dst
  4. b.d = berhubungan dengan
  5. d.d = dibuktikan dengan

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis manajemen kesehatan keluarga tidak efektifadalah: “manajemen kesehatan keluarga meningkat.”

Manajemen kesehatan keluarga meningkat diberi kode L.12105 dalam SLKI.

Manajemen kesehatan keluarga meningkat berarti meningkatnya kemampuan menangani masalah kesehatan keluarga secara optimal untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa manajemen kesehatan keluarga meningkat adalah:

  1. Kemampuan menjelaskan masalah kesehatan yang dialami meningkat
  2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat meningkat
  3. Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan menurun

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status manajemen kesehatan keluarga meningkat, dengan kriteria hasil:

  1. Kemampuan menjelaskan masalah kesehatan yang dialami meningkat
  2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat meningkat
  3. Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan menurun

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka manajemen kesehatan keluarga
  2. Ekspektasi = Meningkat
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis manajemen kesehatan keluarga tidak efektifadalah:

  • Dukungan koping keluarga
  • Dukungan keluarga merencanakan perawatan
  • Koordinasi diskusi keluarga
  • Pendampingan keluarga

Dukungan Koping Keluarga (I.09260)

Intervensi dukungan koping keluarga dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09260).

Dukungan koping keluarga adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memfasilitasi peningkatan nilai-nilai, minat dan tujuan dalam keluarga.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi dukungan koping keluarga berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
  • Identifikasi beban prognosis secara psikologis
  • Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang
  • Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan

Terapeutik

  • Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
  • Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
  • Diskusikan rencana medis dan perawatan
  • Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota keluarga
  • Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan perawatan jangka Panjang, jika perlu
  • Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik nilai
  • Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis: tempat tinggal, makanan, pakaian)
  • Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan berduka, jika perlu
  • Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang diperlukan untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien
  • Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan perawatan
  • Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
  • Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga

Edukasi

  • Informasikan kemajuan pasien secara berkala
  • Informasikan fasilitas perawatan Kesehatan yang tersedia

Kolaborasi

  • Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan (I.13477)

Intervensi dukungan keluarga merencanakan perawatan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.13477).

Dukungan keluarga merencanakan perawatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat dalam memfasilitasi perencanaan pelaksanaan perawatan Kesehatan keluarga.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi dukungan keluarga merencanakan perawatan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang Kesehatan
  • Identifikasi konsekuensi tidak melakukan Tindakan Bersama keluarga
  • Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
  • Identifikasi Tindakan yang dapat dilakukan keluarga

Terapeutik

  • Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya Kesehatan
  • Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
  • Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal

Edukasi

  • Informasikan fasilitas Kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
  • Anjurkan menggunakan fasilitas Kesehatan yang ada
  • Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga

Koordinasi Diskusi Keluarga (I.12482)

Intervensi koordinasi diskusi keluarga dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.12482).

Koordinasi diskusi keluarga menurut SIKI adalah intervensi yang dilakukan untuk menyeimbangkan kegiatan keluarga dalam rangka mencapai tujuan Bersama anggota keluarga.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi koordinasi diskusi keluarga berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi gangguan Kesehatan setiap anggota keluarga

Terapeutik

  • Ciptakan suasana rumah yang sehat dan mendukung perkembangan kepribadian anggota keluarga
  • Fasilitasi keluarga mendiskusikan masalah Kesehatan yang sedang dialami
  • Pertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas Kesehatan
  • Libatkan keluarga dalam mengambil keputusan untuk melakukan Tindakan yang tepat
  • Berikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

Edukasi

  • Anjurkan anggota keluarga dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat

Pendampingan Keluarga (I.13486)

Intervensi pendampingankeluarga dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.13486).

Pendampingan keluarga adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mendampingi keluarga dan/atau anggota keluarga dalam menjalani regimen pengobatan atau menghadapi masalah Kesehatan.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi pendampingankeluarga berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kebutuhan keluarga terkait masalah Kesehatan keluarga
  • Identifikasi tugas Kesehatan keluarga yang terhambat
  • Identifikasi dukungan spiritual yang mungkin untuk keluarga

Terapeutik

  • Yakinkan keluarga bahwa anggota keluarganya akan diberikan pelayanan terbaik
  • Berikan harapan yang realistis
  • Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
  • Dengarkan keinginan dan perasaan keluarga
  • Dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan keluarga
  • Advokasi keluarga, jika perlu

Edukasi

  • Ajarkan mekanisme koping yang dapat dijalankan keluarga

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori penyuluhan dan pembelajaran adalah:

  1. Defisit kesehatan komunitas
  2. Defisit pengetahuan
  3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
  4. Kesiapan peningkatan pengetahuan
  5. Ketidakpatuhan
  6. Manajemen kesehatan tidak efektif
  7. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *