Diagnosis Keperawatan Keluarga

perawat.org | Diagnosis Keperawatan Keluarga yang wajib Mahasiswa Tahu

Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), ada beberapa diagnosis keperawatan yang termasuk dalam diagnosis keperawatan keluarga, antara lain:

  1. Kesiapan peningkatan koping keluarga
  2. Ketidakmampuan koping keluarga
  3. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif
  4. Gangguan proses keluarga
  5. Kesiapan peningkatan proses keluarga

Dalam artikel ini, kita akan membahas garis besar ke-5 diagnosis keperawatan keluarga diatas, namun sebelumnya, mari kita bahas terlebih dahulu tentang definisi, tujuan, dan peran keperawatan keluarga:

Daftar isi:

Definisi Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga adalah sebuah pelayanan secara holistik di mana keluarga serta bagian bagiannya menjadi pusat pelayanan yang tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi hingga evaluasi melibatkan seluruh anggota keluarga di dalamnya (Kholifah & Widagdo, 2016).

Keperawatan keluarga merupakan proses asuhan keperawatan yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit pada seluruh anggota keluargauntuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi (Friedman et al., 2014).

Menurut Potter et al.(2020), keperawatan keluarga ialah pemberian layanan kesehatan dengan membantu anggota keluarga mempertahankan kesehatan yang setinggi-tingginya melewati dari pengalaman sakit yang sebelumnya.

Tujuan Keperawatan Keluarga

Menurut Ali (2010), keperawatan keluarga secara umum bertujuan meningkatkan kesadaran, keinginan dan kemampuan keluarga dalam menambah, mencegah, memelihara kesehatan hingga mencapai tahap seoptimal mungkin, sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan produktif.

Tujuan khusus dari keperawatan keluarga yaitu meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan keluarga dalam hal:

  1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang tengah dihadapi keluarga.
  2. Memutuskan tentang pemecahan masalah yang dihadapi (sebagai contoh, masalah akan diselesaikan sendiri dengan cara berobat ke pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, atau praktik keperawatan/kedokteran).
  3. Peningkatan mutu kesehatan keluarga.
  4. Pencegahan munculnya penyakit /masalah kesehatan pada keluarga.
  5. Melaksanakan upaya penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan di rumah.
  6. Melaksanakan upaya rehabilitasi pasien melalui asuhan keperawatan di rumah.
  7. Membantu tenaga profesional kesehatan/keperawatan dalam penanggulangan penyakit atau masalah kesehatan mereka di rumah, rujukan kesehatan dan rujukan medik.

Peran Perawat Keluarga

Peran perawat keluarga dijelaskan oleh Gusti (2013) yaitu sebagai berikut.

  1. Pendidik, pendidikan kesehatan perlu diberikan kepada keluarga agar keluarga secara mandiri mampu dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan yang dihadapi.
  2. Koordinator, perawatan berkelanjutan memerlukan koordinator agar tercapainya pelayanan yang komprehensif.
  3. Pelaksana, perawat yang bekerja dengan pasien dan keluarganya, baik di rumah atau di klinik memiliki tanggung jawab dalam memberikan perawatan secara langsung.
  4. Pengawas kesehatan, perawat melakukan kunjungan rumah untuk mengidentifikasi terkait kesehatan keluarga.
  5. Konsultan, perawat berperan sebagai narasumber bagi keluarga saat menghadapi permasalahan kesehatan.
  6. Kolaborasi, perawat bekerja sama dengan tim pelayanan kesehatan lainnya untuk mencapai kesehatan setinggi-tingginya.
  7. Fasilitator, membantu keluarga dalam menghadapi kendala peningkatan derajat kesehatannya.
  8. Penemu kasus, mengidentikasi masalah secara dini.
  9. Modifikasi lingkungan, perawat harus memodifikasi lingkungan baik di rumah atau masyarakat untuk mecapai kesehatan lingkungan.

Diagnosis Keperawatan Keluarga

Beberapa diagnosis keperawatan keluarga menurut buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), antara lain:

Gangguan proses keluarga

Gangguan proses keluarga (D.0120) adalah perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga, yang ditandai dengan:

  1. Ketidakmampuan keluarga untuk beradaptasi terhadap situasi
  2. Ketidakmampuan anggota keluarga untuk berkomunikasi secara terbuka satu sama lain

Ada beberapa penyebab yang dapat menimbulkan gangguan proses keluarga, antara lain:

  1. Perubahan status Kesehatan anggota keluarga
  2. Perubahan finansial keluarga
  3. Perubahan status sosial keluarga
  4. Perubahan interaksi dengan masyarakat
  5. Krisis perkembangan
  6. Transisi perkembangan
  7. Peralihan pengambil keputusan dalam keluarga
  8. Perubahan peran keluarga
  9. Krisis situasional
  10. Transisi situasional

Bila kamu menemukan keluarga dengan masalah/diagnosis ini, beberapa intervensi keperawatan utama yang dapat diberikan adalah:

  1. Dukungan koping keluarga
  2. Promosi proses efektif keluarga
  3. Terapi keluarga

Pelajari lebih dalam tentang diagnosis gangguan proses keluarga disini.

Ketidakmampuan koping keluarga

Ketidakmampuan koping keluarga adalah perilaku dari individu terdekat, seperti anggota keluarga atau orang yang berarti dalam kehidupan klien, yang membatasi kemampuan mereka dan klien untuk menyesuaikan diri dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh klien

Keluarga dengan masalah/diagnosis ini, mungkin akan menampakkan tanda dan gejala berikut:

  1. Merasa diabaikan
  2. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga
  3. Tidak toleran
  4. Mengabaikan anggota keluarga

Beberapa penyebab munculnya diagnosis ini adalah:

  1. Hubungan keluarga ambivalen
  2. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat
  3. Resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan yang kompleks
  4. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan

Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah ini adalah:

  1. Dukungan koping keluarga
  2. Promosi koping

Pelajari selengkapnya dalam artikel berikut

Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif adalah pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga yang tidak berhasil dalam memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.

Keluarga dengan masalah manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif ditandai dengan:

  1. Menunjukkan ketidakpahaman terhadap masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
  2. Mengungkapkan kesulitan dalam menjalankan perawatan yang telah diresepkan.
  3. Gejala penyakit anggota keluarga semakin memburuk.
  4. Aktivitas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan tidak sesuai.

Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

  1. Kompleksitas sistem pelayanan Kesehatan
  2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
  3. Konflik pengambilan keputusan
  4. Kesulitan ekonomi
  5. Banyak tuntutan
  6. Konflik keluarga

Adapun intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif adalah:

  1. Dukungan koping keluarga
  2. Dukungan keluarga merencanakan perawatan
  3. Koordinasi diskusi keluarga
  4. Pendampingan keluarga

Pelajari selengkapnya pada artikel berikut

Kesiapan peningkatan koping keluarga

Kesiapan peningkatan koping keluarga adalah pola adaptasi anggota keluarga dalam menghadapi situasi yang dihadapi klien dengan cara yang efektif. Mereka juga menunjukkan keinginan dan kesiapan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga dan klien.

Berbeda dengan 3 diagnosis sebelumnya yang merupakan diagnosis aktual. Diagnosis kesiapan peningkatan koping keluarga merupakan diagnosis promosi Kesehatan.

Lihat perbedaan diagnosis aktual, risiko, dan diagnosis promosi Kesehatan disini.

Tanda-tanda bahwa keluarga siap untuk meningkatkan kopingnya antara lain:

  1. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat
  2. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan Kesehatan

Dalam rangka mendukung kesiapan keluarga tersebut, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Dukungan koping keluarga
  2. Pelibatan keluarga
  3. Promosi koping

Baca selengkapnya pada artikel ini.

Kesiapan peningkatan proses keluarga

Kesiapan untuk meningkatkan proses keluarga adalah pola fungsi keluarga yang memadai untuk mendukung kesejahteraan anggota keluarga dan memiliki potensi untuk ditingkatkan.

Sama seperti diagnosis “kesiapan peningkatan koping keluarga” diatas, diagnosis ini juga merupakan diagnosis promosi Kesehatan.

Tanda-tanda bahwa keluarga sudah siap untuk meningkatkan proses keluarga adalah:

  1. Mengindikasikan hasrat untuk meningkatkan hubungan dalam keluarga.
  2. Memperlihatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis anggota keluarga.
  3. Menggambarkan tindakan yang mendukung keselamatan dan perkembangan anggota keluarga.
  4. Keluarga menyesuaikan perannya secara fleksibel dan sesuai dengan tahap perkembangan.
  5. Terdapat tanda-tanda adanya saling menghargai di antara anggota keluarga.

Intervensi keperawatan untuk mendukung kesiapan keluarga ini adalah:

  1. Promosi keutuhan keluarga
  2. Promosi proses efektif keluarga

Pelajari lebih lanjut tentang diagnosis ini pada artikel berikut.

Referensi

  1. Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  2. Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2014). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik (E. Tiar (ed.); 5th ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  3. Gusti, S. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. CV. Trans Info Media.
  4. Kholifah, S. N., & Widagdo, W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
  5. Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., Hall, A. M., Crisp, J., Douglas, C., Rebeiro, G., & Waters, D. (2020). Dasar-Dasar Keperawatan Volume 1, Edisi Indonesia ke-9. Elsevier Ltd.
  6. Pertiwi, M. R. (2022). Konsep Keperawatan Keluarga. Dalam Risnawati (Ed.), Keperawatan Keluarga (Family Nursing) (hal. 18-27). Pamekasan: Duta Media Publishing.
  7. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  8. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  9. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply