SOP Pemantauan Pernapasan

SOP Pemantauan pernapasan adalah prosedur yang dilakukan oleh perawat untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukaran gas.

Diafragma yang merupakan otot utama untuk pernapasan, adalah otot yang bertanggungjawab untuk berkontraksi dan relaksasi.

Kontraksi diafragma menyebabkan inhalasi, sementara relaksasinya menyebabkan ekshalasi.

Laju pernapasan normal pada orang dewasa adalah 12 hingga 20 napas per menit.

Keadaan tidur atau istirahat dapat menurunkan laju pernapasan, sementara aktivitas meningkatkannya.

Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, tubuh mengkompensasi dengan meningkatkan laju pernapasan.

Laju pernapasan yang lebih tinggi dari normal disebut takipnea, sementara yang lebih rendah disebut bradipnea.

Sedangkan istilah apnea mengacu pada periode di mana tidak ada pernapasan.

Saat mengukur laju pernapasan, pasien sebaiknya tidak mengetahui untuk menghindari perubahan pola pernapasan mereka.

Selain laju pernapasan, perawat juga harus mencatat kedalaman pernapasan (apakah dangkal atau dalam) dan ritme (teratur atau tidak teratur).

Perawat juga memeriksa usaha yang terlibat dalam bernapas, yang disebut kerja pernapasan. Jika seseorang kesulitan bernapas, mereka mungkin menggunakan otot tambahan seperti otot leher atau menunjukkan gejala yang terlihat seperti lubang hidung mengembang (Stein & Hollen,

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan pemantauan pernapasan menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:

  1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
  2. Gangguan Pertukaran Gas
  3. Pola Napas Tidak Efektif
  4. Gangguan Ventilasi Spontan
  5. Risiko Aspirasi

Persiapan alat

Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemantauan pernapasan antara lain:

  1. Stetoskop
  2. Jam atau pengukur waktu

SOP Pemantauan Pernapasan

SOP Pemantauan Pernapasan sesuai SPO PPNI:

  1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
  2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
  3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (lihat persiapan alat diatas)
  4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  5. Monitor adanya sumbatan jalan napas (seperti sputum, darah, benda padat)
  6. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
  7. Monitor tanda dan gejala distres pernapasan (seperti sesak napas, napas cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, retraksi dinding dada)
  8. Monitor kemampuan batuk efektif
  9. Auskultasi bunyi napas
  10. Monitor saturasi oksigen
  11. Monitor nilai Analisa Gas Darah (AGD), jika perlu
  12. Monitor hasil rontgen dada, jika perlu
  13. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
  14. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
  15. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  16. Dokumentasikan hasil pemantauan

Referensi

  1. PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  3. Stein, L.N., & Hollen, C.J. (2021). Concept-based Clinical Nursing Skills: Fundamental to Advanced. Elsevier: Missouri.

Leave a Reply