RJP Anak, dalam SOP PPNI diistilahkan dengan “resusitasi jantung paru pada pasien anak”.
RJP anak adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk memberikan pertolongan pertama pada kondisi henti napas dan henti jantung dengan Teknik kombinasi kompresi pada dada dan bantuan napas pada pasien anak
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan RJP anak menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:
SOP RJP Anak
SOP RJP anak sesuai SPO PPNI:
- Periksa respons pasien dengan memanggil, menepuk bahu dan/atau memberikan rangsangan nyeri
- Aktifkan Emergency Medical System atau berteriak meminta tolong
- Pasang sarung tangan bersih, jika memungkinkan
- Posisikan pasien di tempat datar dan keras
- Atur posisi penolong berlutut di samping dada pasien (jika pasien di lantai) atau berdiri di samping dada pasien (jika pasien di tempat tidur)
- Periksa nadi karotis dan napas secara bersamaan dalam waktu <10 detik
- Lakukan rescue breathing jika nadi karotis teraba tapi tidak ada napas
- Lakukan kompresi dada jika nadi karotis tidak teraba:
a. Posisikan tumit telapak tangan menumpuk di atas telapak tangan yang lain tegak lurus pada pertengahan dada atau seperdua bawah sternum
b. Lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100-120 kali/menit dan kedalaman 4 cm - Buka dan bersihkan jalan napas dengan teknik head tilt – chin lift atau jaw thrust (fika curiga cedera servikal)
- Berikan bantuan napas (ventilas) 2 kali dengan menggunakan BVM
- Lakukan kompresi dan ventilasi dengan kombinasi 30:2 (untuk 1 orang penolong) atau 15:2 (untuk 2 orang penolong) sebanyak 5 siklus atau sekitar 2 menit
- Periksa nadi karotis dan napas setiap 2 menit atau 5 siklus
- Lakukan RJP kembali jika nadi karotis belum teraba
- Lakukan rescue breathing 10-12 kali/menit jika nadi karotis teraba dan napas tidak ada
- Berikan posisi pemulihan (recovery position) jika nadi karotis teraba dan napas ada tetapi belum sadar (ika pasien di lantai) atau berikan posisi semi Fowler (jika pasien di tempat tidur)
- Lepaskan sarung tangan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
Rantai Kelangsungan Hidup pada Anak
Perawatan henti jantung secara tradisional berfokus pada penanganan kejadian itu sendiri, dengan penekanan pada RJP berkualitas tinggi, defibrilasi dini, dan kerja sama tim.
Namun, peningkatan luaran juga bergantung pada penanganan sebelum dan sesudah henti jantung.
Pencegahan:
Di luar rumah sakit: Strategi utama meliputi langkah-langkah keamanan seperti menggunakan helm saat bersepeda sepeda, pencegahan sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome/SIDS), pelatihan RJP untuk masyarakat umum, dan memastikan akses awal ke layanan darurat.
Jika henti jantung terjadi di luar rumah sakit, RJP awal oleh penolong pertama (early bystander) sangat meningkatkan luaran.
Di dalam rumah sakit: Pencegahan melibatkan pengenalan dan pengobatan pasien yang berisiko tinggi, seperti neonatus yang menjalani operasi jantung atau pasien dengan kondisi seperti miokarditis akut, gagal jantung berat, atau hipertensi pulmonal.
Perawatan pasca-henti jantung:
Setelah resusitasi, penanganan sindrom pasca-henti jantung menjadi sangat penting.
Ini termasuk pencegahan cedera sekunder yang disebabkan oleh tekanan darah rendah, disfungsi otak, dan masalah jantung.
Untuk menyoroti aspek-aspek tersebut, maka rantai kelangsungan hidup pada anak menjadi sangat berguna (Topjian, et al, 2020).
Dalam kedua rantai tersebut:
- Aktivasi respons darurat adalah langkah pertama, segera diikuti oleh RJP berkualitas tinggi.
- Jika telepon tersedia, maka menelepon bantuan dan memulai RJP harus dilakukan secara bersamaan.
- Penolong tunggal tanpa telepon harus memulai RJP sebelum mencari bantuan, karena masalah pernapasan adalah penyebab umum henti jantung pada anak-anak.
- Untuk kolaps mendadak yang disaksikan, penggunaan defibrilator eksternal otomatis (AED) sesegera mungkin dapat menyelamatkan nyawa.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan pemulihan pada kasus henti jantung pada anak.
Referensi
- PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- Topjian, et al (2020). Part 4: Pediatric basic and advanced life support: 2020 American Heart Association guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care. Circulation, 142(16_suppl_2). https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000000901