SOP Injeksi SC

Injeksi S.C dalam SOP PPNI (2021) diistilahkan dengan “Pemberian Obat Subkutan”.

Pemberian obat subkutan adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui subkutan untuk mendapatkan efek lokal maupun sistemik.

Area subkutan atau jaringan lemak memiliki sedikit pembuluh darah, oleh karena itu tingkat penyerapannya lebih lambat daripada suntikan intramuscular (Stein, & Hollen, 2021).

Dua obat yang umum diberikan melalui injeksi S.C adalah insulin dan heparin, yang juga merupakan obat kewaspadaan tinggi (high alert).

Obat yang diberikan melalui jalur S.C disuntikkan ke jaringan lemak (dengan sudut 45-90°) (lihat gambar dibawah).

Derajat kemiringan injeksi S.C.

Tempat Penyuntikan Injeksi S.C

Tempat penyuntikan ini biasanya di bagian samping dan belakang lengan, bagian atas paha, dan perut.

Tempat penyuntikan subkutan yang direkomendasikan (Stein & Hollen, 2021).

Ukuran Jarum Injeksi S.C

Saat memberikan injeksi subkutan, ukuran jarum suntik didasarkan pada volume obat yang akan diberikan (biasanya sekitar 0,5 hingga 2 mL).

Ukuran jarum yang biasa digunakan adalah ukuran 26 hingga 28. Namun, ini dapat bervariasi tergantung pada iritabilitas obat dan jumlah jaringan lemak yang dimiliki klien.

Volume maksimum yang diperbolehkan biasanya 2 mL untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak jauh lebih kecil.

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang membutuhkan Tindakan pemberian obat subkutan menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:

  1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
  2. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
  3. Risiko perfusi miokard tidak efektif
  4. Risiko infeksi

Persiapan alat

Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemberian injeksi S.C antara lain:

  1. Sarung tangan bersih
  2. Obat sesuai program
  3. Spuit dan jarum sesuai kebutuhan
  4. Alcohol swab
  5. Bak suntik
  6. Bengkok

SOP Injeksi S.C

SOP injeksi S.C sesuai SPO PPNI:

  1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
  2. Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
  3. Siapkan alat
  4. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
  5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  6. Pasang sarung tangan
  7. Pilih lokasi penyuntikan yang bebas dari luka, nyeri, bengkak, dan inflamasi
  8. Bersihkan area penyuntikkan dengan alcohol swab
  9. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyuntikan (pada pasien kurus) atau meregangkan kulit (pada pasien gemuk)
  10. Pegang spuit dengan tangan yang dominan diantara ibu jari dan jari telunjuk
  11. Tusukan jarum secara cepat dengan sudut 45 – 90°
  12. Lakukan aspirasi dan injeksikan obat secara perlahan, jika tidak tampak darah
  13. Tarik jarum dan jangan memijat area penyuntikan
  14. Usap dengan alcohol swab
  15. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
  16. Lepaskan sarung tangan
  17. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  18. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien

Referensi

  1. PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  3. Stein, LNM., & Hollen, CJH. (2021). Concept-based clinical nursing skills: fundamental to advanced. Missouri: Elsevier.

Leave a Reply