Pengkajian Nyeri PQRST

perawat.org | Pengkajian nyeri PQRST.

Pengkajian nyeri PQRST merupakan pengkajian yang sering dipakai di fasilitas pelayanan kesehatan.

Menurut Krohn (2002), PQRST merupakan singkatan dari: Precipitating factors; Quality of pain; Region or radiation of pain; Subjective description of pain; Temporal nature of pain (Krohn, 2002).

Wijayanti (2014) menyebutnya sebagai singkatan dari: Provoking; Quality; Region; Severity; dan Time.

Nyeri merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami dan melaporkan ketidaknyamanan yang parah atau sensasi tidak nyaman (Kumar & Elavasari, 2016).

Nyeri terdiri dari nyeri akut, nyeri kronis, nyeri neuropatik, nyeri nosiseptif, dan nyeri radikuler.

Manusia merasakan nyeri dengan melewati empat proses utama, yaitu transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.

Berhubung sifatnya yang tidak menyenangkan, nyeri terutama pada pasien di Rumah Sakit diusahakan jangan sampai terjadi.

Usaha tersebut dilaksanakan dengan penatalaksanaan nyeri yang baik, dimulai dengan pengkajian yang sesuai.

Pengkajian nyeri yang sesuai, mencakup dokumentasi karakteristik nyeri, penentuan mekanisme nyeri, identifikasi faktor penyebab, klarifikasi tujuan nyeri pribadi, dan penilaian ulang secara teratur dari waktu ke waktu (Hui & Bruera, 2014).

Pengkajian nyeri juga merupakan pengkajian wajib yang harus dilakukan untuk mengangkat diagnosis keperawatan nyeri.

Dalam SDKI, ada 3 diagnosis keperawatan nyeri, antara lain:

  1. Nyeri akut (D.0077)
  2. Nyeri kronis (D.0078)
  3. Nyeri melahirkan (D.0079)

Pada artikel ini kita akan membahas pengkajian nyeri PQRST, dengan studi contoh pada pasien dengan miokard infark (serangan jantung).

Daftar isi:

P = Provoking

Precipitating factors adalah faktor yang menyebabkan nyeri. Pada langkah P, Perawat harus mengkaji faktor pencetus yang menyebabkan nyeri.

Contoh faktor pencetus yang menimbulkan nyeri adalah aktivitas, stres, posisi, atau gerakan. Perawat juga perlu menanyakan apa yang membuat nyeri menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Contoh pengkajian nyeri P pada pasien dengan miokard infark:

Nyeri muncul saat beraktivitas, dan reda dengan istirahat.”

Q = Quality

Quality of pain adalah kualitas nyeri yang dirasakan oleh pasien. Pada langkah Q, Perawat harus mengkaji kualitas dari nyeri, dimana pasien mungkin akan menggunakan kata-kata seperti tertusuk, terbakar, tertimpa benda berat, kram, dsb.

Contoh pengkajian nyeri Q pada pasien dengan miokard infark:

“Nyeri seperti tertimpa benda berat.”

R = Region

Region or radiation of pain adalah lokasi dan penyebaran nyeri. Perawat harus mengkaji dimana lokasi nyeri muncul, apakah nyerinya hanya di satu tempat atau menjalar ke tempat yang lain.

Contoh pengkajian nyeri R pada pasien dengan miokard infark:

“Nyeri dada kiri menjalar ke lengan kiri, rahang kiri, dan punggung kiri.”

S = Severity

Dalam mengkaji S, Perawat harus mendapatkan data mengenai keparahan nyeri yang dirasakan pasien dengan menggunakan skala nyeri 1 sampai 10.

Contoh pengkajian nyeri S pada pasien dengan miokard infark:

“Skala nyeri 7 (skala 1 – 10).”

T = Time

Pada langkah terakhir, Perawat harus bertanya tentang waktu. Kapan nyeri muncul, dan berapa lama nyerinya muncul.

Contoh pengkajian nyeri T pada pasien dengan miokard infark:

“Nyeri muncul mendadak, dan dapat berlangsung hingga 2-5 menit.”

Dokumentasi Nyeri

Pengkajian nyeri PQRST harus di dokumentasikan dengan lengkap. Kadang perawat hanya menuliskan gejala saja, tanpa ada pengkajian nyeri yang mendukung. Misalnya hanya “klien mengeluh nyeri.”

Dokumentasi pengkajian nyeri PQRST yang baik harus melaporkan keseluruhan data yang didapatkan, namun penulisannya tidak harus mengikuti urutan PQRST.

Contoh dokumentasi pengkajian nyeri PQRST yang lengkap pada pasien dengan miokard infark:

“Nyeri dada kiri, muncul mendadak saat beraktivitas, berlangsung selama 2-5 menit, terasa seperti tertimpa benda berat, menjalar ke lengan, rahang, dan punggung kiri, skala 7, dapat hilang dengan istirahat.”

Selain Pengkajian nyeri PQRST, ada beberapa alat pengkajian lain yang dapat anda gunakan, lihat artikel 8 Alat Pengkajian Nyeri Terpopuler Yang Mudah Digunakan.

Referensi

  1. Kumar, KH., & Elavarasi, P. (2016). Definition of pain and classification of pain disorders. Journal of Advanced Clinical & Research Insights. 3, 87–90. doi: 10.15713/ins.jcri.112.
  2. Hui, D., & Bruera, D. (2014). A Personalized Approach to Assessing and Managing Pain in Patients With Cancer. Journal of Clinical Oncollgy. Jun 1; 32(16): 1640–1646. doi: 10.1200/JCO.2013.52.2508.
  3. McLafferty, E., & Farley, A (2008). Assessing pain in patients. Nursing Standard. 22, 25, 42-46. doi: 10.7748/ns2008.02.22.25.42.c6422.
  4. Krohn B (2002) Using pain assessment tools. Nurse Practitioner. 27, 10, 54-56.
  5. Wijayanti, E. (2014). Teaching Pain Management to Student Nurses: A Literature Review. Nurse Media Journal of Nursing, 4, 1, 2014, 715-732.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *