ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas cukup sering ditemukan di fasyankes, sehingga perawat perlu mengetahui materi promkes ISPA.
Pada artikel ini, kita akan membahas materi promkes ISPA secara lengkap, namun dengan Bahasa sederhana agar mudah dimengerti.
Semoga setelah membaca artikel ini, anda dapat memberikan edukasi kepada pasien dengan gangguan infeksi saluran pernapasan atas.
Mengetahui materi promkes ISPA, dan memberikan edukasi kepada pasien sangat penting untuk menurunkan kecemasan, dan meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien.
Baca seluruh artikel materi promkes ISPA untuk memahami lebih dalam, atau pilih poin yang diinginkan pada daftar isi berikut:
- Defenisi ISPA
- Penyebab ISPA
- Faktor Risiko ISPA
- Tanda dan Gejala ISPA
- Komplikasi ISPA
- Diagnosis Keperawatan Terkait
- Referensi
Defenisi ISPA
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menurut Thomas & Bomar (2022) didefinisikan sebagai:
- Iritasi dan pembengkakan saluran napas bagian atas
- Terbatas dengan batuk
- Tidak ada tanda-tanda pneumonia,
- Pada pasien tanpa kondisi lain yang dapat menjelaskan gejalanya, atau tanpa riwayat penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, atau bronkitis kronis.
- melibatkan hidung, sinus, faring, laring, dan saluran udara besar.
Ada berbagai virus dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.
Virus dan bakteri tersebut menyebabkan berbagai penyakit termasuk bronkitis akut, flu biasa, influenza, dan sindrom gangguan pernapasan.
Sulit untuk mendefinisikan sebagian besar penyakit ini karena presentasi yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) umumnya tumpang tindih dan penyebabnya serupa.
Penyebab ISPA
ISPA dapat disebabkan oleh virus atau bakteri (Thomas & Bomar, 2022).
Virus yang paling umum menyebabkan ISPA adalah rhinovirus.
Virus lain termasuk virus influenza, adenovirus, enterovirus, dan virus syncytial pernapasan.
Sedangkan bakteri penyebab ISPA paling umum adalah Streptokokus pyogenes.
Faktor Risiko ISPA
Beberapa faktor risiko ISPA antara lain:
- Kontak dekat dengan anak-anak: tempat penitipan anak dan sekolah meningkatkan risiko ISPA.
- Gangguan medis: Orang dengan asma dan rinitis alergi lebih mungkin terkena ISPA.
- Merokok adalah faktor risiko umum untuk ISPA.
- Pasien immunocompromised termasuk mereka dengan cystic fibrosis, HIV, penggunaan kortikosteroid, transplantasi, dan pasca-splenektomi.
- Anomali anatomi termasuk perubahan dismorfik wajah atau polip hidung juga meningkatkan risiko ISPA.
Tanda dan Gejala ISPA
Tanda dan gejala umum ISPA meliputi:
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Sakit kepala
- Demam ringan
- Rasa tertekan pada wajah
- Bersin
- Malaise
- Mialgia
Gejala biasanya mulai timbul 1 sampai 3 hari setelah terpapar, berlangsung 7-10 hari, dan dapat bertahan hingga 3 minggu.
Komplikasi ISPA
Komplikasi ISPA relatif jarang terjadi, kecuali pada influenza.
Komplikasi infeksi influenza termasuk:
- Pneumonia virus influenza primer;
- Pneumonia bakteri sekunder;
- Sinusitis;
- Otitis media;
- Koinfeksi dengan agen bakteri; dan
- Eksaserbasi kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, terutama asma dan penyakit paru obstruktif kronik.
Pneumonia adalah salah satu komplikasi penyakit influenza yang paling umum pada anak-anak dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas.
Diagnosis Keperawatan Terkait
Beberapa diagnosis keperawatan yang mungkin membutuhkan promkes ISPA antara lain:
Atau lihat pula diagnosis sistem respirasi lainnya disini.
Referensi
Thomas M, Bomar PA. Upper Respiratory Tract Infection. [Updated 2022 Jun 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532961/