Lingkunga tidur yang aman bagi bayi

Perawat.Org | Lingkungan Tidur yang Aman bagi Bayi

Sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak, masih menjadi penyumbang utama kematian pada tahun pertama kehidupan bayi di seluruh dunia (GBD Mortality and Causes of Death Collaborators, 2015).

SIDS adalah penyebab kematian bayi yang tidak dapat dijelaskan setelah penyelidikan kasus menyeluruh, termasuk penyelidikan tempat kejadian, otopsi, dan tinjauan riwayat klinis.

Di banyak negara Barat, termasuk Eropa Barat, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, kematian akibat SIDS mencapai puncaknya pada 1980-an dan menurun selama 1990-an (Müller-Nordhorn et al, 2020).

Penurunan angka kematian SIDS di negara-negara Barat terutama disebabkan oleh kampanye “Back to Sleep” yang mempromosikan posisi tidur terlentang (Müller-Nordhorn et al, 2020).

Rekomendasi untuk menciptakan lingkungan tidur yang aman bagi bayi, yang diuraikan pada artikel ini adalah rekomendasi menurut American Academy of Pediatrics pada tahun 2016.

Rekomendasi tersebut dikembangkan untuk mengurangi risiko SIDS dan sesak napas terkait tidur, asfiksia, dan entrapment di antara bayi pada populasi umum.

Menciptakan Lingkungan Tidur yang Aman untuk Bayi

Rekomendasi American Academy of Pediatrics untuk menciptakan lingkungan tidur yang aman bagi bayi untuk mencegah terjadinya SIDS, antara lain:

1. Tidur dengan posisi telentang

Bayi harus ditidurkan dalam posisi terlentang (sepenuhnya terlentang) hingga anak mencapai usia 1 tahun. Tidur miring tidak aman dan tidak disarankan.

Tidur telentang merupakan salah satu cara menciptakan lingkungan tidur yang aman bagi bayi.

Orang tua tidak perlu khawatir bahwa posisi telentang menyebabkan risiko tersedak dan aspirasi pada bayi karena karena bayi memiliki anatomi dan mekanisme jalan napas yang melindungi terhadap aspirasi.

Risiko SIDS lebih besar dan berbahaya bila dibandingkan dengan refluks gastroesofagus. Oleh karena itu mulai sejak lahir hingga 12 bulan, tidur dengan posisi telentang sangat dianjurkan.

RekomendasiAmerican Academy of Pediatrics ini sejalan dengan pendapat North American Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition.

Orang tua boleh memberikan posisi tengkurap asal bayi sedang dalam konsisi terjaga penuh (bangun penuh) dan sedang dalam pengawasan.

Posisi tengkurap selama tidur hanya boleh dipertimbangkan bila bayi mengalami gangguan saluran napas atas tertentu yang mengakibatkan risiko kematian akibat GERD lebih besar daripada risiko SIDS.

Konsultasikan dengan dokter spesialis anak anda untuk membuat keputusan semacam ini.

Bayi prematur

Risiko SIDS meningkat pada bayi prematur, oleh karena itu sama seperti bayi normal, bayi prematur juga harus tidur dengan posisi terlentang untuk mencegah SIDS.

Kapan waktu yang aman untuk membiarkan bayi tidur miring atau tengkurap?

Meskipun data untuk membuat rekomendasi spesifik tentang kapan waktu yang aman bagi bayi untuk tidur dalam posisi tengkurap atau miring masih kurang, namun penelitian menunjukkan bahwa tidur tengkurap dan miring adalah faktor risiko SIDS pada bayi hingga usia 1 tahun.

Oleh karena itu, bukti penelitian menunjukkan bahwa bayi harus terus tidur terlentang sampai usia 1 tahun.

Setelah bayi dapat berguling dari posisi terlentang ke tengkurap, dan dari tengkurap ke terlentang dengan sendirinya, maka bayi baru boleh dibiarkan tetap dalam posisi tidur yang dia inginkan.

Perhatikan permukaan tempat tidur

Perlu diperhatikan bahwa berguling di tempat tidur yang empuk merupakan faktor risiko SUID (sudden unexpected infant death) pada bayi usia setelah 3 bulan.

SUID merupakan adalah kematian mendadak dan tidak terduga, baik yang dapat dijelaskan atau tidak (termasuk SIDS), yang terjadi selama masa bayi.

Orang tua harus menghindari penggunaan tempat tidur yang empuk, karena berguling ke tempat tidur empuk merupakan faktor risiko penting untuk SUID setelah usia 3 bulan.

Baca juga: Durasi Tidur Ideal Berdasarkan Usia

2. Gunakan permukaan tidur yang kokoh/keras

Bayi harus ditempatkan di atas permukaan tidur yang kokoh (misalnya, kasur di tempat tidur bayi yang aman) yang ditutupi dengan seprai tanpa alas tidur atau benda lunak lainnya.

Praktik tersebut digunakan untuk mengurangi risiko SIDS dan kematian akibat lemas.

Permukaan yang kokoh akan mempertahankan bentuknya, dan tidak akan menjorok atau menyesuaikan dengan bentuk kepala bayi ketika bayi diletakkan pada permukaan tidur.

Kasur yang lembut, termasuk yang terbuat dari busa, dapat membuat kantong (atau lekukan) dan meningkatkan kemungkinan mati lemas jika bayi diletakkan atau ketika ia berguling ke posisi tengkurap.

Pilihan tempat tidur bayi

Direkomendasikan untuk menggunakan tempat tidur bayi (cribs), keranjang bayi, (bassinet), tempat tidur bayi portabel (portable cribs), atau tempat bermain (play yard) yang sesuai dengan standar Consumer Product Safery Commission (CPSC) – SNI di Indonesia, termasuk matras dengan kokoh, pas dan tidak jatuh ke sisi bila bayi ditempatkan disana.

Bila membeli cribs (tempat tidur bayi), orang tua harus memastikan bahwa produk tersebut bukan produk tarikan.

Cribs dengan bagian-bagian yang hilang tidak boleh digunakan, begitu pula dengan mencoba memperbaiki komponen yang rusak, karena ada banyak kematian bayi yang berhubungan dengan cribs yang rusak atau dengan bagian yang hilang (termasuk yang mungkin telah diperbaiki).

Bedside sleepers yang dihubungkan disamping tempat tidur orang tua juga bisa menjadi pilihan, CPSC telah menerbitkan standar keamanan untuk produk ini (US Consumer Product Safety Commission, 2014).

In-bed sleepers juga dapat menjadi pilihan, namun untuk in-bed sleepers, CPSC belum menerbitkan standar keamanannya.

Baik bedside sleepers maupun in-bed sleepers, American Academy of Pediatrics tidak membuat rekomendasi atau menentang penggunaan produk tersebut, karena belum ada penelitian yang meneliti hubungan antara produk ini dengan SIDS atau cedera dan kematian yang tidak disengaja, termasuk mati lemas.

Hanya kasur yang dirancang untuk produk tertentu yang boleh digunakan. Kasur harus kokoh dan harus dapat mempertahankan bentuknya bahkan ketika selimut khusus yang ditentukan untuk model itu digunakan, sehingga tidak ada celah antara kasur dan dinding tempat tidur bayi (cribs), keranjang bayi, (bassinet), tempat tidur bayi portabel (portable cribs), atau tempat bermain (play yard)

Aksesoris tidur lainnya tidak boleh digunakan

Bantal atau guling tidak boleh digunakan sebagai pengganti kasur maupun sebagai tambahan kasur.

Penutup kasur, yang dirancang untuk membuat permukaan tidur lebih lembut, tidak boleh digunakan untuk bayi di bawah 1 tahun.

Bahan atau benda lunak seperti bantal atau selimut, meskipun tertutup seprai, tidak boleh diletakkan di bawah bayi yang sedang tidur.

Jika harus menggunakan perlak untuk mencegah basah, maka perlak tersebut harus pas dan tipis.

Penting untuk diingat bahwa sebagian besar bayi yang meninggal karena SIDS ditemukan dengan kepala tertutup selimut.

Oleh karena itu, tidak boleh ada bantal, seprai, selimut, atau barang lain yang dapat menghalangi pernapasan bayi atau menyebabkan kepanasan berlebih di tempat tidur.

Kasur khusus dispersi karbondioksida

Tidak ada bukti penelitian bahwa kasur khusus dan permukaan tidur yang mengklaim dapat mengurangi kemungkinan menghirup kembali karbon dioksida saat bayi dalam posisi tengkurap mengurangi risiko SIDS.

Namun, tidak ada ruginya menggunakan kasur tersebut jika memenuhi standar keamanan seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Aksesoris tidur tambahan

Perangkat duduk, seperti car seats, kereta bayi, ayunan, gendongan bayi (infant carriers), gendongan kain (infant slings) tidak direkomendasikan untuk tidur rutin, terutama untuk bayi kecil.

Bayi dibawah 4 bulan sangat berisiko, karena mereka dapat mengambil posisi yang dapat menimbulkan risiko mati lemas atau obstruksi jalan napas, atau mungkin tidak dapat keluar dari situasi yang berpotensi menyebabkan sesak napas.

Apabila memang harus menggunakan gendongan bayi atau gendongan kain, penting untuk memastikan bahwa kepala bayi berada di atas dan di atas kain, wajah terlihat, dan hidung serta mulut bebas dari penghalang.

Jika bayi tertidur dalam perangkat duduk, maka ia harus dikeluarkan dari perangkat tersebut dan dipindahkan ke tempat tidur bayi atau permukaan datar lain yang sesuai asal aman dan praktis.

Bayi juga tidak boleh disimpan di perangkat duduk tanpa pengawasan.

3. Menyusui

Menyusui dikaitkan dengan penurunan risiko SIDS. Kecuali dikontraindikasikan, ibu harus menyusui secara eksklusif atau menyusui dengan ASI (tidak menggunakan susu formula atau suplemen berbasis susu lainnya) selama 6 bulan, sesuai rekomendasi American Academy of Pediatrics.

Perlindungan bayi terhadap SIDS meningkat bila mempraktikkan ASI eksklusif, namun ASI saja juga terbukti memberikan perlindungan lebih daripada tidak menyusui sama sekali.

4. Tidur sekamar dengan orang tua, namun tidak satu tempat tidur

Ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa tidur sekamar dengan orang tua namun di tempat tidur yang terpisah dapat menurunkan risiko SIDS sebanyak 50%.

Pengaturan ini berpotensi besar untuk mencegah kematian bayi akibat lemas dan tercekik.

Bila bayi ditempatkan satu tempat tidur dengan orang tua, maka ada kemungkinan akan berisiko terjepit.

Tempat tidur bayi (cribs), tempat tidur bayi portable (portable cribs), keranjang bayi (bassinet) atau tempat bermain (play yard) harus ditempatkan di kamar orang tua sampai dengan ulang tahun pertama bayi.

Meskipun tidak ada hasil penelitian khusus terkait pemisahan bayi ke kamarnya sendiri sebelum usia 1 tahun, namun 6 bulan pertama sangat penting, karena tingkat SIDS dan kematian terkait tidur lainnya, terutama yang terjadi dalam situasi berbagi tempat tidur, merupakan yang tertinggi pada 6 bulan pertama.

Bayi yang dibawa ke tempat tidur untuk disusui atau ditenangkan harus dikembalikan ke boks atau keranjang mereka sendiri saat orang tua akan kembali tidur.

Sofa dan kursi

Sofa dan kursi adalah tempat yang sangat berbahaya bagi bayi. Tidur di sofa dan kursi menempatkan bayi pada risiko kematian bayi yang sangat tinggi, termasuk SIDS.

Hal ini disebabkan oleh kemungkinan tercekik karena terjebak atau terjepit di antara bantalan kursi, atau tumpang tindih jika orang lain juga berbagi tidur di permukaan ini.

Tempat teraman bagi bayi untuk tidur adalah di permukaan tidur terpisah yang dirancang khusus untuk bayi, dan ditempatkan dekat dengan tempat tidur orang tuanya.

Bila ibu tertidur saat menyusui

Ibu sering tertidur saat menyusui bayi. Penelitian menunjukkan bahwa hal itu menjadi kurang berbahaya bila dilakukan di tempat tidur daripada di sofa atau kursi.

Bila ibu sering tertidur saat menyusui, bukan berarti itu menjadi hambatan untuk menciptakan lingkungan tidur yang aman bagi bayi.

Lakukan kegiatan menyusui di tempat tidur, jangan di sofa atau kursi.

Jika orang tua tertidur saat menyusui bayi di tempat tidur, bayi harus diletakkan kembali di permukaan tidur yang terpisah segera setelah orang tua bangun.

Bed-sharing

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko SIDS dan harus dihindari, khususnya saat berbagi tempat tidur bersama bayi (bed-sharing), antara lain:

  • Berbagi tempat tidur dengan bayi cukup bulan dengan berat badan normal kurang dari 4 bulan dan bayi yang lahir prematur dan/atau dengan berat badan lahir rendah.
  • Berbagi tempat tidur dengan perokok (bahkan bila ia tidak sedang merokok di tempat tidur, atau bila ibu merokok selama kehamilan.
  • Berbagi tempat tidur dengan seseorang yang mengalami gangguan tidur, pengobatan sedasi (antidepresan, anti nyeri), atau substansi lain (alcohol, narkoba).
  • Berbagi tempat tidur dengan orang lain yang bukan orang tua bayi, termasuk baby sitter, dan anak lain.
  • Berbagi tempat tidur pada permukaan yang lembut, seperti kasus air, kasur kapuk, kasur lama, sofa, kursi.
  • Berbagi tempat tidur dengan banyak aksesoris tidur seperti bantal dan selimut.
  • Keamanan dan manfaat berbagi tempat tidur untuk bayi masih belum diketahui dengan pasti. Namun ada baiknya untuk menyediakan permukaan tidur yang terpisah dan menghindari berbagi tempat tidur bagi bayi yang kembar.

5. Jauhkan benda-benda lunak dan selimut besar dari area tidur bayi.

Obyek yang lebut, seperti bantal, mainan yang seperti bantal, selimut, dan lain sebagainya dapat menyumbat hidung dan mulut bayi.

Jauhkan benda-benda lunak dan selimut longgar dari area tidur bayi untuk mengurangi risiko SIDS, mati lemas, terjepit, dan tercekik.

Perlengkapan tidur bayi seperti bedong lebih direkomendasikan untuk membuat bayi tetap hangat serta menghindari adanya obyek yang dapat menyumbat jalan napas bayi (Lihat penggunaan bedong pada poin 15).

Baik juga untuk menghindari penggunaan bantalan bumper atau produk serupa yang dipasang pada bilah atau sisi boks/keranjang bayi yang berfungsi untuk mencegah cedera atau kematian yang disebabkan oleh kepala yang terjebak.

Boks yang memenuhi standar keamanan memiliki jarak yang lebih sempit antara bilah untuk mencegah jebakan kepala. Dan karena bantalan bumper juga termasuk faktor yang berkontribusi terhadap kematian akibat mati lemas, terjepit, dan tercekik, maka bantalan itu tidak diperlukan dan tidak direkomendasikan untuk bayi.

6. Pertimbangkan untuk Pemberian Empeng

Meskipun mekanismenya belum jelas, namun telah ada penelitian yang mengobservasi efek perlindungan empeng pada kejadian SIDS. Efek perlindungan dari empeng diamati bahkan ketika empeng jatuh dari mulut bayi.

Penggunaan empeng yang baik adalah saat bayi akan tidur, jika bayi sudah tertidur maka empeng tidak perlu digunakan lagi.

Bila bayi menolak untuk diberikan empeng maka ia tidak boleh dipaksa untuk menggunakannya.

Dalam kasus seperti ini, orang tua dapat mencoba menawarkan empeng lagi ketika bayi sudah sedikit lebih besar.

Karena risiko tercekik, empeng tidak boleh digantungkan di leher bayi. Empeng yang menempel pada pakaian bayi tidak boleh digunakan pada bayi yang sedang tidur.

Benda-benda, seperti boneka mainan dan barang-barang lain yang dapat menimbulkan risiko mati lemas atau tersedak, tidak boleh dilekatkan pada empeng.

Untuk bayi yang disusui, pengenalan empeng harus ditunda sampai menyusui benar-benar mapan.

Tidak ada cukup bukti bahwa mengisap jari melindungi terhadap SIDS.

7. Hindari Paparan Asap Rokok

Ibu yang merokok selama kehamilan, dan/atau merokok di lingkungan bayi setelah lahir merupakan faktor risiko utama SIDS.

Ibu tidak boleh merokok selama kehamilan atau setelah kelahiran bayi.

Dilarang merokok di dekat ibu hamil atau bayi. Dorong keluarga untuk menetapkan aturan ketat untuk rumah dan mobil bebas asap rokok dan untuk menghilangkan merokok pasif dari semua tempat di mana anak-anak dan orang bukan perokok lainnya menghabiskan waktu.

Risiko SIDS sangat tinggi ketika bayi berbagi tempat tidur dengan perokok dewasa, bahkan ketika orang dewasa tidak merokok di tempat tidur.

8. Hindari Alkohol dan Obat-obatan terlarang

Ada peningkatan risiko SIDS dengan paparan alkohol atau penggunaan narkoba sebelum dan sesudah melahirkan.

Ibu harus menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang selama kehamilan dan pasca melahirkan.

Orang tua yang mengkonsumsi alkohol dan/atau menggunakan obat-obatan terlarang, kemudian berbagi tempat tidur dengan bayi meningkatkan risiko SIDS yang sangat tinggi.

9. Hindari panas yang berlebihan

Meskipun penelitian telah menunjukkan peningkatan risiko SIDS dengan panas berlebih, definisi panas berlebih dalam penelitian bervariasi.

Oleh karena itu, sulit untuk memberikan pedoman suhu ruangan khusus untuk menghindari panas berlebih.

Secara umum, bayi harus berpakaian sesuai dengan lingkungan, dengan tidak lebih dari 1 lapis dari yang dikenakan orang dewasa agar nyaman di lingkungan itu.

Orang tua dan pengasuh harus selalu mengobservasi bayi untuk tanda-tanda kepanasan, seperti berkeringat atau dada bayi terasa panas saat disentuh.

Overbundling dan menutupi wajah dan kepala harus dihindari.

Saat ini tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan kipas angin sebagai strategi pengurangan risiko SIDS.

10. Perawatan Prenatal Secara Teratur

Ada bukti epidemiologi substansial yang menunjukkan bahwa ibu yang mendapatkan perawatan prenatal secara teratur dapat menurunkan risiko SIDS pada bayi.

Menciptakan lingkungan tidur yang aman bagi bayi dimulai sejak dalam masa kehamilan. Wanita hamil harus memeriksakan kandungannya secara teratur.

11. Imunisasi Bayi

Tidak ada bukti bahwa ada hubungan kausal antara imunisasi dan SIDS. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa vaksinasi mungkin memiliki efek perlindungan terhadap SIDS.

12. Penggunaan Perangkat Komersial yang Tidak Aman

Berhati-hatilah terhadap perangkat yang mengklaim dapat mengurangi risiko SIDS. Contohnya termasuk, namun tidak terbatas pada, wedges dan positioner dan perangkat lain yang ditempatkan di tempat tidur orang dewasa untuk tujuan memposisikan atau memisahkan bayi dari orang lain di tempat tidur.

Tempat tidur bayi (cribs) juga telah dikembangkan untuk meningkatkan dispersi karbon dioksida jika bayi berada dalam posisi tengkurap saat tidur.

Meskipun data tidak mendukung klaim dispersi karbon dioksida kecuali ada komponen dispersi aktif, tidak ada salahnya menggunakan kasur ini jika memenuhi persyaratan keselamatan standar.

Namun, tidak ada bukti bahwa salah satu perangkat ini mengurangi risiko SIDS. Yang penting, penggunaan produk yang mengklaim dapat meningkatkan keamanan tidur tidak mengurangi pentingnya mengikuti praktik tidur yang aman yang direkomendasikan.

Informasi tentang produk tertentu dapat ditemukan di situs Web CPSC (www.cpsc.gov). American Academy of Pediatrics sependapat dengan US Food and Drug Administration dan CPSC bahwa produsen tidak boleh mengklaim bahwa produk atau perangkat melindungi terhadap SIDS kecuali ada bukti ilmiah untuk efek itu.

13. Jangan gunakan monitor kardiorespirasi di rumah sebagai strategi untuk mengurangi risiko SIDS

Penggunaan monitor kardiorespirasi belum didokumentasikan untuk mengurangi kejadian SIDS.

Perangkat ini kadang-kadang diresepkan untuk digunakan di rumah untuk mendeteksi apnea atau bradikardia.

Selain itu, pemantauan kardiorespirasi rutin di rumah sakit sebelum keluar dari rumah sakit belum terbukti dapat mendeteksi bayi yang berisiko SIDS.

Tidak ada data bahwa perangkat komersial lain yang dirancang untuk memantau tanda-tanda vital bayi mengurangi risiko SIDS.

14. Posisi Tengkurap untuk Memfasilitasi Perkembangan

Tidak ada data untuk membuat rekomendasi khusus mengenai seberapa sering dan berapa lama posisi tengkurap harus dilakukan.

Namun American Academy of Pediatrics merekomendasikan posisi tengkurap saat bayi bangun dan sedang dalam penjagaan untuk mencegah perataan oksiput dan untuk memperkuat bahu atas yang dibutuhkan untuk keterampilan motorik bayi.

Perlu dicatat bahwa posisi tengkurap dilakukan seperlunya saja.

15. Penggunaan Bedong

Membedong, atau membungkus bayi dengan selimut tipis, sering digunakan sebagai strategi untuk menenangkan bayi dan mendorong penggunaan posisi terlentang.

Ada risiko kematian yang tinggi jika bayi yang dibedong kemudian berguling ke posisi tengkurap.

Jika bayi dibedong, mereka harus selalu diletakkan di punggung. Lampin harus pas di sekitar dada tetapi berikan ruang yang cukup di pinggul dan lutut untuk menghindari eksaserbasi displasia pinggul.

Ketika bayi menunjukkan tanda-tanda mencoba berguling, bedong tidak boleh lagi digunakan.

Tidak ada bukti yang berkaitan dengan risiko SIDS yang terkait dengan lengan yang dibedong ke dalam atau ke luar.

Keputusan tentang bedong ini harus dibuat secara individual, tergantung pada kebutuhan fisiologis bayi.

Demikianlah cara menciptakan lingkungan tidur yang aman bagi bayi, serta mencegah terjadinya SIDS menurut American Academy of Pediatrics (2016).

Baca juga: Menciptakan Lingkungan Tidur yang Optimal.

Sumber:

  1. American Academy of Pediatrics. (2016). SIDS and Other Sleep-Related Infant Deaths: Updated 2016 Recommendations for a Safe Infant Sleeping Environment. Pediatrics. 138 (5). DOI: 10.1542/peds.2016-2938  
  2. GBD Mortality and Causes of Death Collaborators. (2015). Global, regional, and national life expectancy, all-cause mortality, and cause-specific mortality for 249 causes of death, 1980-2015: a systematic analysis for the global burden of disease study 2015. Lancet. 388(10053): 1459–544. DOI:https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31012-1
  3. Müller-Nordhorn, J., Schneider, A., Grittner, U. et al. (2020). International time trends in sudden unexpected infant death, 1969–2012. BMC Pediatr 20, 377 (2020). https://doi.org/10.1186/s12887-020-02271-x
  4. US Consumer Product Safety Commission. (2014). Safety standard for bedside sleepers. Fed Reg. 2014;79(10):2581–2589

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *