gangguan tumbuh kembang

Gangguan tumbuh kembang merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai kondisi individu mengalami gangguan kemampuan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usia.

Diagnosis ini diberi kode D.0106, masuk dalam kategori psikologis, subkategori pertumbuhan dan perkembangan dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan gangguan tumbuh kembang secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah dimengerti.

Kita akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi utamanya.

Baca seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikut:

Tanda dan Gejala

Untuk dapat mengangkat diagnosis gangguan tumbuh kembang, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:

DS:

  • Tidak tersedia

DO:

  • Tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, psikososial)
  • Pertumbuhan fisik terganggu

Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori pertumbuhan dan perkembangan pada SDKI.

Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.

Penyebab inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan.

Penyebab (etiologi) untuk masalah gangguan tumbuh kembang adalah:

  1. Efek ketidakmampuan fisik
  2. Keterbatasan lingkungan
  3. Inkonsistensi respon
  4. Pengabaian
  5. Terpisah dari orang tua dan/atau orang terdekat
  6. Defisiensi stimulus

Penulisan Diagnosis

Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:

[masalah] + [penyebab][tanda/gejala].

Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:

Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan pengabaian dibuktikan dengan tidak mampu melakukan keterampilan motorik sesuai usia, pertumbuhan fisik terganggu.

Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:

Gangguan tumbuh kembang b.d pengabaian d.d tidak mampu melakukan keterampilan motorik sesuai usia, pertumbuhan fisik terganggu.

Perhatikan:

  1. Masalah = Gangguan tumbuh kembang
  2. Penyebab = pengabaian
  3. Tanda/gejala = tidak mampu melakukan keterampilan motorik sesuai usia., dst
  4. b.d = berhubungan dengan
  5. d.d = dibuktikan dengan

Pelajari lebih rinci pada: “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”

Luaran (HYD)

Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk diagnosis gangguan tumbuh kembang adalah: “status perkembangan membaik.”

Status perkembangan membaik diberi kode L. 10101 dalam SLKI.

Status perkembangan membaik berarti membaiknya kemampuan untuk berkembang sesuai dengan kelompok usia.

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa status perkembangan membaik adalah:

  1. Keterampilan/perilaku sesuai usia meningkat
  2. Kemampuan melakukan perawatan diri meningkat

Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:

[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].

Contoh:

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status perkembangan membaik, dengan kriteria hasil:

  1. Keterampilan/perilaku sesuai usia meningkat
  2. Kemampuan melakukan perawatan diri meningkat

Perhatikan:

  1. Label = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status perkembangan
  2. Ekspektasi = Membaik
  3. Kriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,

Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”

Intervensi

Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.

Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.

Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran keperawatan.

Selengkapnya baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.

Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk diagnosis gangguan tumbuh kembang adalah:

  1. Perawatan perkembangan
  2. Promosi perkembangan anak
  3. Promosi perkembangan remaja

Perawatan perkembangan (I.10339)

Intervensi perawatan perkembangan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.10339).

Perawatan perkembangan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan merawat pasien dalam rangka memfasilitasi perkembangan yang optimal pada aspek motorik halus, motorik kasar, bahasa, kognitif, sosial, emosional di tiap tahapan usia anak.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi perawatan perkembangan berdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
  • Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis: lapar, tidak nyaman)

Terapeutik

  • Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi premature
  • Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu-ragu
  • Minimalkan nyeri
  • Minimalkan kebisingan ruangan
  • Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
  • Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
  • Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
  • Fasilitasi anak berbagi dan bergantian/bergilir
  • Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau umpan balik atas usahanya
  • Pertahankan kenyamanan anak
  • Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri (mis: makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju)
  • Bernyanyi Bersama anak lagu-lagu yang disukai
  • Bacakan cerita atau dongeng
  • Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas

Edukasi

  • Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak
  • Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya
  • Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
  • Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
  • Ajarkan anak teknik asertif

Kolaborasi

  • Rujuk untuk konseling, jika perlu

Promosi perkembangan anak (I.10340)

Intervensi promosi perkembangan anakdalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.10340).

Promosi perkembangan anak adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan dan memfasilitasi kemampuan orang tua/pengasuh untuk mengoptimalkan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif, sosial, dan emosional pada anak usia prasekolah dan usia sekolah.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi perkembangan anakberdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak

Terapeutik

  • Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
  • Dukung anak berinteraksi dengan anak lain
  • Dukung anak mengekpresikan perasaannya secara positif
  • Dukung anak dalam bermimpi atau berfantasi sewajarnya
  • Dukung partisipasi anak di sekolah, ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas
  • Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
  • Bernyanyi Bersama anak lagu-lagu yang disukai anak
  • Bacakan cerita/dongeng untuk anak
  • Diskusikan bersama remaja tujuan dan harapannya
  • Sediakan kesempatan dan alat-alat untuk menggambar, melukis, dan mewarnai
  • Sediakan mainan berupa puzzle dan maze

Edukasi

  • Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di lingkungan sekitar
  • Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan perilaku yang dibentuk
  • Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diantara anak
  • Ajarkan anak cara meminta bantuan dari anak lain, jika perlu
  • Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja
  • Demonstrasikan kegiatan yang meningkatkan perkembangan pada pengasuh

Kolaborasi

  • Rujuk untuk konseling, jika perlu

Promosi perkembangan remaja (I.10341)

Intervensi promosi perkembangan remajadalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) diberi kode (I.10341).

Promosi perkembangan remaja adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional dari masa anak-anak ke masa remaja.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi perkembangan remajaberdasarkan SIKI, antara lain:

Observasi

  • Identifikasi tahap perkembangan remaja

Terapeutik

  • Sediakan bimbingan dan konseling Kesehatan remaja pada remaja dan keluarga/orang tua/pengasuh
  • Tingkatkan personal hygiene dan penampilan diri
  • Dukung partisipasi dalam olahraga yang aman secara teratur
  • Fasilitasi kemampuan pembuatan keputusan
  • Dukung keterampilan komunikasi
  • Dukung keterampilan sikap asertif
  • Fasilitasi rasa tanggung jawab pada diri dan orang lain
  • Dukung respons anti-kekerasan dalam menyelesaikan konflik
  • Dukung perkembangan dan pertahankan hubungan sosial
  • Dukung aktivitas ekstrakulikuler

Edukasi

  • Jelaskan perkembangan normal remaja
  • Ajarkan untuk mengenali masalah Kesehatan dan penyimpangan pada masa remaja (mis: anemia, masalah Kesehatan gigi, kematangan seksual abnormal, alkohol, rokok, penyalahgunaan obat-obatan, gangguan citra tubuh, harga diri rendah)
  • Ajarkan strategi pencegahan penyalahgunaan obat, alkohol, dan rokok.

Kolaborasi

  • Rujuk untuk konseling atau hipnoterapi, jika perlu

Diagnosis Terkait

Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori pertumbuhan dan perkembangan adalah:

  1. Risiko gangguan perkembangan
  2. Risiko gangguan pertumbuhan

Referensi

  1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Leave a Reply