Pemasangan oksigen nasal kanul, dalam SPO PPNI diistilahkan dengan “pemberian oksigen dengan nasal kanul.”
Pemberian oksigen dengan nasal kanul adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk memberikan tambahan oksigen dengan selang nasal untuk mencegah dan/atau mengatasi kondisi kekurangan oksigen jaringan.
Nasal kanul adalah selang oksigen yang memiliki dua cabang berlubang yang masuk ke dalam nares (lubang hidung) pasien.
Selang terhubung ke sumber oksigen, dan oksigen mengalir melalui selang ke hidung
Selang nasal kanul dapat menyebabkan iritasi kulit karena letaknya yang dikaitkan di belakang telinga.
Perawat dapat melapisi selang dengan bantalan kasa 2 × 2 untuk mencegah terjadinya iritasi.
Nasal kanul dapat digunakan untuk perawatan akut atau pemberian oksigen jangka panjang di rumah.
Terapi oksigen yang diberikan menggunakan nasal kanul dapat berkisar antara 0,5 – 6 liter per menit pada konsentrasi kurang dari atau sama dengan 44% (Schub & Heering, 2017).
Aliran oksigen | Persen Oksigen yang dihantarkan (FiO2) |
---|---|
1 liter/menit | 24% |
2 liter/menit | 28% |
3 liter/menit | 32% |
4 liter/menit | 36% |
5 liter/menit | 40% |
6 liter/menit | 44% |
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan pemberian oksigen dengan nasal kanul menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Gangguan pertukaran gas
- Penurunan curah jantung
- Perfusi perifer tidak efektif
- Risiko penurunan curah jantung
- Risiko perfusi miokard tidak efektif
- Risiko syok
- Risiko perfusi perifer tidak efektif
- Risiko perfusi serebral tidak efektif
- Risiko gangguan sirkulasi spontan
- Intoleransi aktivitas
- Risiko intoleransi aktivitas
Persiapan alat
Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemberian oksigen dengan nasal kanul antara lain:
- Sumber oksigen (tabung oksigen atau oksigen sentral)
- Selang nasal kanul
- Flowmeter oksigen
- Humidifier
- Cairan steril
- Stetoskop
SOP Pemberian Oksigen dengan Nasal Kanul
SOP pemberian oksigen dengan nasal kanul sesuai SPO PPNI:
- Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
- Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (lihat persiapan alat diatas)
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Tuangkan cairan steril ke humidifier sesuai batas
- Pasang flowmeter ke humidifier ke sumber oksigen
- Sambungkan selang nasal kanul ke humidifier
- Atur aliran oksigen 2 – 4 L/menit, sesuai kebutuhan
- Pastikan oksigen mengalir melalui selang nasal kanul
- Tempatkan cabang kanul pada lubang hidung
- Lingkarkan selang mengitari belakang telinga dan atur pengikatnya
- Monitor cuping, septum, dan hidung luar terhadap adanya gangguan integritas mukosa/kulit hidung setiap 8 jam
- Monitor kecepatan oksigen dan status pernapasan (frekuensi napas, upaya napas, bunyi paru, saturasi oksigen) setiap 8 jam atau sesuai indikasi
- Pasang tanda “Oksigen sedang digunakan” pada dinding di belakang tempat tidur dan di pintu masuk kamar, jika perlu
- Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien (metode pemberian oksigen, kecepatan oksigen, respon pasien, dan efek samping/merugikan yang terjadi)
EBP Pemberian Oksigen Nasal Kanul
Penggunaan terapi oksigen nasal kanul dengan aliran tinggi dapat meningkatkan pertukaran gas dan oksigenasi pada terapi pernapasan akut (Roca et al, 2010; Parke et al, 2011; Sztrymf et al, 2012; Lenglet et al, 2012; Rittayamai et al, 2014).
OSCE Pemberian Oksigen dengan Nasal Kanul
No | Nomor station | 1 |
1 | Judul station | Pemberian oksigen dengan nasal kanul |
2 | Waktu yang dibutuhkan | 5 menit |
3 | Tujuan station | Memberikan tambahan oksigen dengan nasal kanul untuk mencegah dan/atau mengatasi kondisi kekurangan oksigen jaringan. |
4 | Kompetensi | Implementasi |
5 | Kategori | Oksigen |
6 | Instruksi untuk peserta ujian | Skenario Klinik: Seorang pria, usia 34 tahun, dirawat di ruang rawat dengan diagnosis asma. Klien terlihat sesak, frekuensi napas 24 kali per menit, saturasi 92%, Tugas: Lakukan prosedur pemberian oksigen dengan nasal kanul pada pasien. |
7 | Instruksi untuk penguji | Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan rubrik penilaian |
8 | Instruksi untuk klien standar/manikin | Mengikuti arahan peserta |
9 | Setting station | Ruang rawat inap |
10 | Peralatan yang dibutuhkan | (1) Sumber oksigen (tabung oksigen atau oksigen sentral); (2) Selang nasal kanul; (3) Flowmeter oksigen; (4) Humidifier; (5) Cairan steril; (6) Stetoskop |
11 | Penulis | Leo Rulino, S.Kep., Ns., S.H., M.Kep |
Referensi
- PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- Schub, E., & Heering H. (2017). Providing oxygen therapy by nasal cannula. Nursing practice & skill. Ipswich, MA: EBSCO Publishing
- Roca, O., Riera, J., Torres, F., et al. (2010). High-flow oxygen therapy in acute respiratory failure. Respiratory Care, 55(4), 408–413
- Parke, R. L., McGuinness, S. P., & Eccleston, M. L. (2011). A preliminary randomized controlled trial to assess effectiveness of nasal high-flow oxygen in intensive care patients. Respiratory Care, 56(3), 265–270
- Sztrymf, B., Messika, J., Mayot, T., et al. (2012). Impact of high-flow nasal cannula oxygen therapy on intensive care unit patients with acute respiratory failure: a prospective observational study. Journal of Critical Care, 27, 324.e9–324.e13.
- Lenglet, H., Sztrymf, B., Leroy, C., et al. (2012). Humidified high flow nasal oxygen during respiratory failure in the emergency department: feasibility and efficacy. Respiratory Care, 57(11), 1873–1878.
- Rittayamai, N., Tscheikuna, J., & Rujiwit, P. (2014). High-flow nasal versus conventional oxygen therapy after endotracheal extubation: a randomized crossover physiologic study. Respiratory Care, 59(4), 485–490.