Keperawatan komplementer guided imagery, atau imajinasi terbimbing adalah salah satu dari Teknik imagery.
Beberapa teknik imagery lainnya adalah hypnosis klinis, atau self-hypnosis.
Imagery memanfaatkan kekuatan imajinasi untuk membawa perubahan dalam dimensi fisik, emosional, atau spiritual.
Perawat, dokter, psikolog, dan tenaga Kesehatan lain menggunakannya imagery untuk perawatan pasien dengan penyakit akut dan kronis, menghilangkan gejala, dan peningkatan Kesehatan pasien.
Apa itu Guided Imagery?
Imagery adalah pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui indera (Fitzgerald & Langevin, 2018).
Meskipun imagery sering dipahami sebagai visualisasi, namun teknik ini memanfaatkan semua indera yang ada pada pasien.
Saat menginduksi gambar, pasien bisa membayangkan bahwa ia sedang melihat, mendengar, mencium, merasakan, dan/atau menyentuh sesuatu dalam gambar.
Gambar yang digunakan pun bisa aktif atau pasif, misalnya bermain bola voli (aktif) atau sekedar berbaring di pantai (pasif).
PPNI (2021) mendefinisikan Teknik imajinasi terbimbing (guided imagery) sebagai:
“Membentuk imajinasi dengan menggunakan semua indera melalui pemrosesan kognitif dengan mengubah obyek, tempat, peristiwa, atau situasi untuk meningkatkan relaksasi, meningkatkan kenyamanan, dan meredakan nyeri.
BACA JUGA: Alat yang Harus disiapkan Sebelum Membuka Praktik Keperawatan Mandiri
Berbeda dengan Hipnotis
Meski berbeda, namun intervensi imagery dan hipnosis klinis berhubungan erat (Fitzgerald & Langevin, 2018).
Hipnosis klinis adalah strategi di mana perawat membimbing pasien ke dalam keadaan relaksasi yang mendalam, kemudian memberikan saran untuk perubahan pengalaman subjektif dan/atau persepsi.
Baik keperawatan komplementer hipnosis dan imajinasi terbimbing (guided imagery) menggabungkan penggunaan teknik relaksasi, seperti pernapasan diafragma atau relaksasi otot progresif, untuk membantu peserta untuk foklus.
Bagaimana teknik imajinasi terbimbing mempengaruhi kenyamanan dan meredakan nyeri?
Imagery dapat dipahami sebagai aktivitas yang menghasilkan respons fisiologis dan somatik.
Hal ini didasarkan pada proses kognitif yang dikenal sebagai citra mental (mental imagery), yang merupakan elemen sentral dari kognisi yang beroperasi ketika representasi mental dibuat tanpa adanya input sensorik.
Kognisi adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau usaha mengenali sesuai melalui pengalaman sendiri (KBBI).
MRI menunjukkan bahwa saat pasien melihat sebuah gambar, ia mengaktifkan saraf yang sama dengan pada saat ia menggunakan satu atau lebih indera yang dimilikinya (Djordjevic, Zatorre, Petrides, Boyle, & Jones- Gotaman, 2005; Kraemer, Macrae, Green, & Kelley, 2005).
Contohnya, saat pasien membayangkan bahwa ia mendengar suara, maka struktur otak yang terkait dengan pendengaran menjadi aktif (Fitzgerald & Langevin, 2018).
Andrasik dan Rime (2007) menyebutkan bahwa tugas kognitif, seperti citra mental (mental imagery), dapat dikonseptualisasikan sebagai neuromodulator.
Neuromodulasi adalah interaksi antara sistem saraf dan agen listrik atau farmakologis yang menghalangi atau mengganggu persepsi nyeri.
BACA JUGA: Mengenal Tenaga Kesehatan Tradisional
Referensi
- Andrasik, F., & Rime, C. (2007). Can behavioural therapy influence neuromodulation? Neurological Sciences, 28(Suppl. 2), S124–S129
- Djordjevic, J., Zatorre, R. J., Petrides, M., Boyle, J. A., & Jones-Gotaman, M. (2005). Functional neuroimaging of odor imagery. Neuroimage, 24(3), 791–801.
- Fitzgerald, M., & Langevin, M. (2018). Chapter 6: Imagery. In Lindquist, R., Tracy, MF., & Snyder, M. (Eds). Complementary and alternative therapies in nursing 8th edition. NY: Springer.
- Kraemer, D. J., Macrae, C. N., Green, A. E., & Kelley, W. M. (2005). Musical imagery: Sound of silence activates auditory cortex. Nature, 434(7030), 158.
- PPNI (2021). Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan Edisi I. Jakarta: PPNI.