perawatan diabetes melitus

Perawat.Org | Perawatan diabetes melitus

Apa itu Diabetes Melitus?

Diabetes melitus merupakan kelompok gangguan metabolik yang dikarakteristikkan dengan kondisi hiperglikemi kronik akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Holt, Cockram, Flyvbjerd, & Goldstein, 2016; Ozougwu et al., 2013; World Health Organization, 2016).

Diabetes melitus dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti serangan jantung, hipertensi, stroke, gagal ginjal, amputasi kaki, kehilangan penglihatan dan kerusakan saraf.

Sedangkan pada ibu hamil, diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan resiko kematian janin dan komplikasi lainnya (National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, 2011; World Health Organization, 2016)

Jenis-jenis Diabetes Mellitus

Diabetes Melitus umumnya diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Diabetes Melitus Tipe I

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun dimana sistem imun tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas, sampai pada akhirnya tubuh tidak memiliki ¼ sel beta yang berfungsi untuk mencegah peningkatan gula darah (Mertig, 2007).

Pusdatin, Kementerian Kesehatan (2020)

b. Diabetes Melitus Tipe II

Pada diabetes tipe 2, yang terjadi adalah resistensi insulin, dimana produksi insulin tidak dapat digunakan secara efisien.

Resistensi insulin dapat terjadi karena obesitas dan orang yang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes tipe 2.

Pusdatin, Kementerian Kesehatan (2020)

c. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional hanya muncul selama kehamilan. Kehamilan dan hormon plasental menyebabkan beberapa resistensi insulin pada wanita.

Lebih lanjut tentang jenis-jenis diabetes, penyebab, gula darah puasa dan produksi insulin dijelaskan pada tabel dibawah:

NoJenis DMPenyebabGula Darah (Puasa)Produksi Insulin
1Normal –70-99 mg/dL –
2PrediabetesPenurunan sensitifitas insulin100-125 mg/dLMeningkat
3DM Tipe 1Autoimun menghancurkan sel beta≥126 mg/dLSangat kurang
4DM Tipe 2Resistensi insulin, jumlah insulin tidak adekuat≥126 mg/dLMeningkat kemudian menurun
5Diabetes GestasionalHormon pankreatik menyebabkan resistensi insulinj, ketidakcukupan insulinOGTT abnormal (26-32 minggu)Meningkat
6Lainnya (pankreatitis, kanker pankreas, obat seperti prednison, diuretik thiazide)Produksi hormon abnormal menyebabkan resistensi insulin≥126 mg/dLMenurun
Mertig (2007)

Perawatan Diabetes Melitus

Perawatan diabetes terdiri dari terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, pengobatan, dan kontrol glikemik (Mertig, 2007).

1. Terapi Nutrisi Medis

Tujuan perawatan diabetes melitus adalah untuk mencegah atau menunda komplikasi jangka panjang dan meminimalisir manifestasi akut seperti hipoglikemia.

Terapi nutrisi medis terdiri dari nutrisi, berat badan dan menajemen hari sakit (Mertig, 2007). Nutrisi, latihan dan pengobatan merupakan fondasi dari suksesnya perawatan pada semua klasifikasi diabetes melitus.

a. Nutrisi

Gula darah dipengaruhi oleh jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi serta apakah protein dan lemak juga ikut dimakan bersama atau sebagai tambahan dengan karbohidrat yang di konsumsi.

Sebagai contoh, jeruk dicerna dan dimetabolisme lebih lambat daripada jus jeruk dan lebih lama meningkatkan gula darah. Sebuah jeruk yang dikonsumsi setelah sereal dan susu atau telur dan sosis membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk dicerna.

Protein dan lemak yang dikonsumsi bersamaan dengan karbohidrat menyebabkan perlambatan absorpsi karbohidrat.

Karbohidrat dapat ditemukan pada buah (fruktosa), susu (laktosa), kanji pada roti, pasta, jagung, kacang-kacangan dan gula buatan (sukrosa).

Tubuh memetabolisme gula sebagai karbohidrat. Kalori karbohidrat pada minuman bersoda, makanan penutup yang manis dan cemilan harus dibatasi karena tidak mengandung nilai nutrisi.

Serat meningkatkan kecepatan makanan menuju sistem pencernaan, membantu untuk menahan air dalam feses ketika didalam rektum dan menstimulasi rasa ingin buang air besar yang berefek pencegahan konstipasi.

Lemak sangat penting dalam diet pasien diabetes melitus karena dapat membantu absorpsi vitamin larut lemak, menyediakan asam lemak esensial, mensuplai energi terkonsentrasi, membantu tubuh melawan suhu yang ekstrim, merupakan pembuat komponen mayor dari membran sel dan material mentah pembuatan hormon, enzim, cairan empedu dan vitamin D.

Lemak dapat menstimulasi nafsu makan dan mempengaruhi rasa kenyang. Tetapi lemak menyediakan 9 kalori per gram dan merupakan nutrisi yang memiliki kontribusi paling besar terhadap kenaikan berat badan lebih dari nutrisi lain.

Lemak pada pasien diabetes harus dibatasi 25-35% kalori per hari dan < 7% harus berasal dari lemak hewani seperti daging dan keju.

b. Berat Badan

Pengurangan berat badan disarankan bagi orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas menurut body mass index (BMI).

Penurunan berat badan sebesar 4,5 kg sampai 9 kilogram dapat mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan gula darah. Penurunan berat badan harus tercapai seiring waktu dengan target penurunan 0,45 kg sampai 0,9 kg dalam seminggu.

Target tersebut dapat dicapai dengan mengontrol makan, menurunkan konsumsi makanan tinggi kalori dan makanan dengan kalori kosong, dan meningkatkan olah raga/aktivitas fisik.

Salah satu cara yang paling berguna untuk mencapai target penurunan berat badan adalah dengan membuat jurnal diet. Catat makanan yang di konsumsi, jam makan dan cemilan, catat jumlah nutrisi setiap makanan untuk menghitung jumlah kalori, karbohidrat, protein dan lemak.

Membuat rencana tersebut dapat merubah dan meningkatkan kebiasaan makan sehat. Selain makanan, aktivitas fisik juga merupakan bagian dari program penurunan berat badan.

Berat badan dihitung berdasarkan body mass index (BMI). BMI adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter kuadrat).

Kategori berat badan sesuai body mass index dapat dilihat pada tabel dibawah:

NoKategori Berat BadanBMI
1Berat badan kurang (underweight)< 18,5
2Normal18,5-24,9
3Berat badan lebih (overweight)25-29,9
4Obesitas30-39,9
5Obesitas tidak sehat (morbidly obese)≥ 40
Mertig (2007)

c. Manajemen Hari Sakit

Pasien diabetes harus tahu bagaimana mencegah sakit lebih lanjut karena kondisi hipo atau hiperglikemia. Memantau gula darah setiap 2-4 jam adalah kewajiban.

Jika gula darah naik, pasien harus tetap terhidrasi dengan cairan diet atau non kalori seperti air putih, teh atau kopi tanpa gula.

Jika gula darah normal atau rendah, minuman buah dapat di konsumsi. Apabila insulin atau obat telah diberikan, tablet gula harus tersedia untuk mencegah atau mengobati hipoglikemia.

2. Aktivitas Fisik

a. Manfaat Aktivitas Fisik untuk Penderita DM

Aktivitas fisik memberikan manfaat bagi pasien diabetes melitus. Manfaat aktivitas fisik tersebut antara lain:

  1. Mengontrol berat badan dengan meningkatkan jaringan otot dan menurunkan produksi lemak karena kalori yang dikonsumsi dibakar lebih efisien didalam tubuh. Peningkatan masa otot meningkatkan rerata metabolik basal bahkan ketika beristirahat dan tidur sehingga lebih banyak kalori yang dibakar sepanjang hari.
  2. Meningkatkan efisiensi jantung dan paru dengan meningkatkan kebutuhan fungsinya, melatih otot jantung dan meningkatkan kedalaman pernafasan dibutuhkan untuk menjaga aktivitas aerobik.
  3. Meningkatkan pencernaan dan eliminasi pada saluran gastrointestinal dengan meningkatkan peristaltik dan aliran darah ke lambung dan intestinal.
  4. Meningkatkan tekanan darah, aliran darah dan kadar kolesterol dengan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, meningkatkan HDL (kolesterol baik) dan menurunkan LDL (kolesterol jahat) serta trigliserida.
  5. Meningkatkan pola tidur dengan meningkatkan aliran darah ke otot dan membuang penumpukan asam laktat.
  6. Meningkatkan rasa sehat dengan membuang emosi negatif seperti cemas, marah, frustasi, dan lain-lain, serta meningkatkan perasaan positif dan kebanggaan karena telah mencapai target.
  7. Membantu menurunkan gula darah karena aktivitas fisik membuat otot lebih sensitif terhadap insulin.

Tips agar tetap fit untuk pasien diabetes antara lain:

  1. Bangun lebih pagi untuk lari, berjalan, atau bersepeda.
  2. Sarapan lebih awal
  3. Menggunakan waktu istirahat siang untuk berjalan atau berlatih
  4. Bergabung dengan gym atau tim olahraga.
  5. Berlari atau berjalan saat pulang kerja
  6. Latihan dengan binatang peliharaan atau bermain bersama anak atau cucu
  7. Membersihkan rumah
  8. Potensial Masalah karena Latihan

b. Potensial Masalah akibat Aktivitas Fisik yang harus diwaspadai

Ada efek samping dari aktivitas fisik bagi orang yang mendapatkan terapi insulin atau pengobatan oral yang membuat pankreas mensekresikan insulin berlebih.

Masalah tersebut adalah hipoglikemia atau gula darah rendah, namun dapat dihindari dengan mematuhi saran-saran berikut:

  1. Waktu terbaik untuk bergerak aktif adalah sekitar 30 menit sampai 1 jam setelah makan.
  2. Apabila aktivitas dilakukan lebih dari dua jam setelah makan, pasien disarankan untuk memeriksa gula darah terlebih dahulu. Jika kurang dari 120 mg/dL, disarankan untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung setidaknya 15-30 mg karbohidrat, seperti satu buah buah-buahan, 6 ons jus jeruk atau 8 ons susu. Jika gula darah lebih dari 250 mg/dL atau 350/dL, periksa kadar keton dalam urin, dan tunda latihan sampai gula darah kurang dari 250 mg/dL. Suntikan insulin dan tunggu sampai 30 menit dapat membantu, karena yang terjadi pada kondisi hiperglikemia adalah: tubuh tidak mendapatkan cukup insulin untuk mempertahankan glukosa dalam rentang normal dan sel otot kekurangan glukosa, ketika sel otot tidak mendapatkan glukosa untuk melakukan aktivitas fisik, sel otot melepaskan glikogen ke dalam darah dengan tujuan agar sel otot dapat membakar glukosa, tetapi karena tidak ada insulin dalam tubuh, penggunaan glukosa tersebut tidak terjadi, sehingga kadar glukosa semakin tinggi. Ketika sel tidak mendapatkan glukosa, lemak dibakar sebagai energi dan menyebabkan adanya keton dalam darah dan urin.
  3. Selalu bawa tablet gula setelah mendapatkan insulin atau medikasi oral yang membuat peningkatan sekresi pankreas. Jika pasien kurang paham tentang hipoglikemia, latihan dengan orang yang paham akan gejala dapat menolong ketika hipoglikemia muncul.
  4. Ketika menyuntikkan insulin, hindari injeksi di daerah lemak pada ekstremitas yang digunakan ketika latihan. Sebagai contoh, latihan seperti joging dan berenang hindari penyuntikkan di daerah paha. Jika mengangkat beban, hindari injeksi di daerah lengan. Latihan dapat meningkatkan suplai darah ke otot yang aktif, menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah kecil di lapisan lemak subkutan tepat diatas otot. Jika insulin disuntikkan ditempat dimana otot aktif berada, maka dapat diabsorpsi kedalam aliran darah lebih cepat membuat hipoglikemia lebih mungkin terjadi.
  5. Periksa gula darah beberapa jam setelah latihan, karena latihan intensif dapat menyebabkan hipoglikemia dalam beberapa jam.
  6. Hidrasi yang adekuat penting, baik saat latihan ataupun tidak. Air adalah pilihan yang tepat untuk pengganti cairan. Minuman olahraga yang mengandung kalori, gula dan elektrolit biasanya hanya dibutuhkan oleh atlit endurans.
  7. Periksa kaki setelah latihan untuk melihat adanya lecet. Terutama bagi penderita dengan neuropati perifer atau penyakit vaskuler perifer yang tidak dapat merasakan suatu cidera. Sirkulasi yang adekuat dibutuhkan untuk menyembuhkan dan mencegah infeksi, bahkan pada luka minor.

3. Pengobatan Oral

Ketika perubahan gaya hidup seperti makan makanan yang sehat, penurunan berat badan dan aktivitas fisik tidak cukup untuk menormalkan gula darah, ada pengobatan diabetes yang dapat dikonsumsi oleh pasien, seperti secretagogues, biguanides, thiazolidinediones dan alpha-glucosidase inhibitors.

a. Secretagogues

Secretagogues adalah obat yang menstimulasi pankreas agar meningkatkan produksi insulin.

Ada tiga kelas dalam secretagogues, antara lain sulfonylureas (glipizide, glyburide, glimeperide), meglitinides (repaglinide), dan D-phenylalanine derivatives (netaglinide).

b. Biguanides

Pengobatan dalam kelas biguanides bekerja terutama untuk menurunkan pelepasan glikogen yang tidak perlu kedalam darah oleh organ hati, sehingga terjadi peningkatan gula darah.

Biguanides juga meningkatkan sensitifitas insulin selular. Obat-obat yang termasuk dalam kelas biguanides adalah Metformin (Glucophage), Glumetza, Riomet, Glucovance dan Avandamet.

c. Thiazolidinediones

Thiazolidinediones bekerja dengan cara menurunkan resistensi sel terhadap insulin dan meningkatkan kontrol gula darah. Obat jenis ini adalah Actos, Avandia dan Avandadryl.

d. Alpha-Glucosidase Inhibitors

Alpha-glucosidase inhibitors bekerja di usus halus untuk menunda pencernaan karbohidrat dan menurunkan kadar glukosa setelah makan yang membuat nilai produksi insulin cocok dengan absorpsi glukosa.

Obatan jenis ini adalah Glucobay dan Glyset.

4. Terapi Insulin

Insulin ditemukan pada tahun 1920-an, yang mengandung insulin jangka pendek (short-acting) yang dibuat dari pankreas anjing.

Anak-anak dengan diabetes tipe 1 membutuhkan empat sampai lima injeksi per hari. Pada tahun 1940-an, Protamin ditambahkan pada insulin reguler untuk membuat insulin NPH (protamin hagedorn) dan zinc ditambahkan pada insulin biasa untuk membuat insulin lente.

Bahan tersebut memperlambat durasi insulin dan menurunkan jumlah injeksi per hari. Insulin analog baru dengan jenis rapid-acting kemudian memberikan dampak besar pada kontroling hiperglikemia dan/atau hipoglikemia, khususnya setelah makan.

Sejak 2005, insulin lente dan ultralente dihentikan oleh dua perusahaan insulin ternama yaitu Eli Lilly dan Novo Nordisk seiring insulin analog mengambil alih produksi.

Setiap perusahaan kemudian membuat vial kombinasi dari NPH dan insulin reguler untuk digunakan pada syringe dan catridge-filled pens.

5. Kontrol Glikemik

Hal terpenting dari perawatan diabetes adalah menjaga kadar gula darah mendekati normal dan meminimalisir episode hipoglikemia (lihat tabel dibawah)

NoJenis Pengukuran Gula DarahNilai Glukosa
1Puasa70-99 mg/dL
2Sebelum makan90-130 mg/dL
31-2 jam setelah makan< 180 mg/dL
4HbA1c< 7,0%
Mertig (2007)

Leave a Reply