jenis perawat kamar bedah

4 Jenis perawat kamar bedah terdiri dari scrub nurse, perawat sirkuler, perawat asisten II dan kepala ruangan (Kemenkes, 2011).

Kamar bedah adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.

Perawat kamar bedah terhimpun dalam Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)

Berikut 4 jenis perawat kamar bedah menurut Kemenkes RI (2011):

1. Scrub Nurse

Pertama dari 4 jenis perawat medikal bedah adalah scrub nurse. Scrub nurse adalah perawat yang bertugas sebagai instrumentator.

Kualifikasi scrub nurse

Agar dapat menjadi seorang Scrub Nurse, ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi, antara lain:

  • Ners memiliki sertifikat kamar bedah dasar, dan Basic Life Support (BLS) dengan pengalaman kerja di kamar bedah minimal pengalaman 6 bulan.
  • D3 keperawatan, memiliki sertifikat kamar bedah dasar, dan Basic Life Support (BLS) dengan pengalaman kerja di kamar bedah minimal 1 tahun.
  • Memiliki STRP dan SIPP.

Fungsi dan peran scrub nurse

Pada Pre operasi

Fungsi dan peran seorang scrub nurse pada masa pre operasi adalah:

  • Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan dokumentasi perawatan pasien selama pre operasi.
  • Menyiapkan lingkungan kamar bedah dalam keadaan siap pakai meliputi ruang pembedahan dan perlengkapan dasar kamar bedah (basic equipment).
  • Menyiapkan instrumen steril sesuai dengan jenis pembedahan.
  • Menyiapkan linen dan sarung tangan steril sesuai dengan kebutuhan pembedahan.
  • Menyiapkan berbagai perlengkapan persediaan bahan habis pakai (antara lain : kassa, benang, pisau operasi, jarum suntik dan desinfektan).
  • Menyiapkan perlengkapan penunjang operasi dengan tepat dan benar.

Pada Intra operasi

Fungsi dan peran seorang scrub nurse pada masa intra operasi adalah:

  • Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan dokumentasi perawatan pasien selama intra operasi.
  • Melakukan cuci tangan bedah dengan baik dan benar.
  • Menggunakan jas operasi dan sarung tangan steril.
  • Menata instrumen dan perlengkapan steril sesuai jenis pembedahan, baik di meja mayo maupun di meja tray.
  • Bersama-sama dengan perawat sirkuler menghitung berbagai perlengkapan : kassa, instrumen, jarum, depper dan lain-lain
  • Mengatur posisi pasien,
  • Melaksanakan prinsip tehnik antiseptic.
  • Melakukan prosedur drapping.
  • Mengendalikan instrumen dan alat-alat secara baik dan benar sesuai kebutuhan.
  • Melakukan penghitungan jumlah instrumen dan bahan habis pakai (kassa, depper, tampon, dll) yang digunakan sebelum penutupan luka.

Pada Post operasi

Fungsi dan peran seorang scrub nurse pada masa post operasi adalah:

  • Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan dokumentasi perawatan pasien selama paska operasi.
  • Memeriksa dan menghitung kembali semua instrumen yang digunakan sebelum pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
  • Melakukan fiksasi drain yang digunakan.
  • Mengganti alat tenun dan memindahkan pasien.

Kompetensi scrub nurse

Kemampuan atau skill yang harus dimiliki oleh seorang scrub nurse antara lain:

  • Mampu menyiapkan pasien untuk tindakan operasi (kelengkapan data dan kondisi pasien pre operasi).
  • Mampu melakukan standard precaution (Pencegahan dan pengendalian infeksi).
  • Mampu menyiapkan lingkungan kamar bedah.
  • Mampu menyiapkan instrumen bedah, linen dan persedian alat kesehatan,
  • Mampu mengendalikan kestabilan emosi.
  • Mampu melaksanakan prosedur patient safety.

2. Perawat Sirkuler

Kualifikasi perawat sirkuler

Agar dapat menjadi seorang Perawat Sirkuler, ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi, antara lain:

  • Ners Memiliki sertifikat kamar bedah dasar dan sertifikat kamar bedah lanjut/khusus, dan BLS dengan pengalaman klinis di kamar bedah minimal 3 tahun.
  • D3 keperawatan pengalaman klinis di kamar bedah minimal 5 tahun.
  • Memiliki kemampuan kepemimpinan dalam tim.
  • Memiliki STRP dan SIPP.
  • Mampu melakukan supervisi, memberikan saran dan bimbingan.

Fungsi dan peran perawat sirkuler

Pada Pre operasi

Fungsi dan peran seorang perawat sirkuler pada masa pre operasi adalah:

  • Menerima pasien yang akan dilakukan pembedahan di ruang persiapan.
  • Memeriksa kesiapan fisik dan emosional.
  • Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan khusus dari perawat ruangan.
  • Memberikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur persiapan pembedahan.

Pada Intra operasi

Fungsi dan peran seorang perawat sirkuler pada masa intra operasi adalah:

  • Memantau dan mengkoordinir semua aktivitas selama tindakan pembedahan.
  • Mengontrol suasana fisik dan emosi tim di kamar bedah.
  • Mengendalikan keamanan dan kenyamanan kamar bedah.
  • Sebagai advokator pasien.
  • Mengaplikasikan asuhan keperawatan.
  • Memfasilitasi komunikasi dengan tim bedah.
  • Mengidentifikasi kemungkinan lingkungan yang berbahaya.

Pada Post operasi

Fungsi dan peran seorang perawat sirkuler pada masa post operasi adalah:

  • Memastikan kembali kelengkapan semua instrumen yang digunakan sebelum pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
  • Mengganti alat tenun dan memindahkan pasien.
  • Memastikan fungsi drain yang digunakan berjalan dengan baik.
  • Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan selama proses pembedahan.
  • Melakukan monitoring ABC, hemodinamik, kesadaran dan lain-lain.

Kompetensi perawat sirkuler

Kemampuan atau skill yang harus dimiliki oleh seorang perawat sirkuler antara lain:

  • Mampu sebagai scrub nurse.
  • Mampu menyiapkan pasien memasuki area semi ketat/ ruang induksi.
  • Mampu bekerja sama dengan tim bedah.
  • Mampu memantau kesadaran pasien dan hemodinamik dan keseimbangan cairan.
  • Mampu menyiapkan dan mengantisipasi kekurangan peralatan serta bahan habis pakai dalam waktu cepat.
  • Mampu melakukan persiapan akhir pasien operasi.
  • Mampu melakukan supervisi dan pembelajaran klinik.
  • Mampu memfasilitasi komunikasi antara team bedah dan pasien.
  • Memiliki kemampuan kepemimpinan.
  • Mampu melakukan supervisi, memberikan saran dan bimbingan.

3. Perawat Asisten II

Perawat asisten 2 adalah perawat yang melakukan kegiatan sebagai asisten ahli bedah (Kemenkes, 2011).

Kualifikasi perawat asisten II

Agar dapat menjadi seorang Perawat Asisten 2, ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi, antara lain:

  • Ners memiliki sertifikat kamar bedah dasar, sertifikat kamar bedah lanjut/khusus BLS dan pengalaman 5 tahun menjadi perawat scrub nurse di kamar bedah.
  • D3 keperawatan memiliki sertifikat kamar bedah dasar, sertifikat kamar bedah lanjut/khusus BLS dan pengalaman menjadi perawat scrub nurse di kamar bedah minimal 5 tahun.
  • Memiliki STRP dan SIPP.

Fungsi dan peran perawat asisten II

Fungsi dan peran seorang perawat asisten 2 adalah:

  • Menjadi asisten II operator untuk kelancaran tindakan operasi.
  • Mampu berkerjasama dan berkomunikasi dengan tim bedah.
  • Menjadi asisten I apabila asisten I (dokter ) tidak ada.

Kompetensi perawat asisten II

Kemampuan atau skill yang harus dimiliki oleh seorang perawat asisten 2 antara lain:

  • Mampu sebagai perawat sirkuler.
  • Mampu menjadi asisten operator dalam melakukan tindakan operasi.
  • Memiliki kemampuan teknik aseptik anti septik.
  • Mampu melakukan persiapan akhir pasien operasi.
  • Memahami anatomi dasar tubuh, fisiologi, penyembuhan luka yang berhubungan dengan prosedur pembedahan.

4. Kepala Ruangan Kamar Bedah

Jenis terakhir dari 4 jenis perawat kamar bedah adalah perawat kepala ruangan.

Kualifikasi perawat kepala ruangan kamar bedah

Agar dapat menjadi seorang Kepala Ruangan di Kamar Bedah, ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi, antara lain

  • Diutamakan Ners dengan pengalaman kerja 5 tahun di kamar bedah.
  • D3 keperawatan dengan pengalaman kerja 10 tahun dikamar bedah.
  • Memiliki sertifikat kamar bedah dasar, sertifikat manajemen kamar bedah, Basic Life Support (BLS).
  • Memiliki sertifikat manajemen keperawatan.

BACA JUGA: 30 Kampus S1 Keperawatan Terbaik di Indonesia Tahun 2022

Fungsi dan peran perawat kepala ruangan kamar bedah

Fungsi dan peran seorang perawat kepala ruangan kamar bedah adalah:

  • Mengelola kamar bedah.
  • Sebagai advokator pasien dan staf.
  • Sebagai peneliti untuk pengembangan kamar bedah.
  • Sebagai pembimbing kepada staf dan mahasiswa keperawatan.
  • Sebagai komunikator dalam tim bedah.

Kompetensi perawat kepala ruangan kamar bedah

Kemampuan atau skill yang harus dimiliki oleh seorang perawat kepala ruangan kamar bedah antara lain:

  • Mampu mengelola perawatan kamar operasi.
  • Mampu mengkoordinasikan antara pasien, tim bedah dan tim anestesi.
  • Mampu menyusun rencana kebutuhan tenaga (SDM) dan sarana prasarana kamar bedah.
  • Mampu menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO).
  • Mampu melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian/ evaluasi.
  • Memiliki kemampuan kepemimpinan.
  • Mampu melakukan supervisi, memberikan saran dan bimbingan.

Bonus: Prosedur Tindakan Penting di Kamar Bedah

  1. Prosedur pemakaian pakaian topi dan masker kamar bedah.
  2. Prosedur pemakaian gaun/jas operasi steril.
  3. Prosedur pemakaian sarung tangan,
  4. Prosedur pemakaian alat pelindung diri.
  5. Prosedur bimbingan rohani pada pasien.
  6. Prosedur penerimaan pasien di kamar bedah.
  7. Prosedur pengiriman pasien kamar bedah ke ICU.
  8. Prosedur pengiriman kembali ke ruang rawat.
  9. Prosedur memindahkan pasien ke kereta dorong.
  10. Prosedur cuci tangan bedah.
  11. Prosedur pencukuran area operasi.
  12. Prosedur penanganan peralatan steril.
  13. Prosedur menyiapkan meja operasi.
  14. Prosedur penanganan limbah infeksius.
  15. Prosedur pengelolaan limbah tajam.
  16. Prosedur penggunaan alas dan baju pasien.
  17. Prosedur penyiapan set linen operasi.
  18. Prosedur mencuci alat menyusun set instrumen dan memberi label.
  19. Prosedur menghitung kassa dan instrument.
  20. Prosedur sterilisasi alat.
  21. Prosedur pembersihan kamar bedah.
  22. Prosedur drapping.
  23. Prosedur penggunaan alat khusus (electro surgery , suction pump, mesin anestesi dan lampu operasi).
  24. Prosedur pemasangan catheter urine.
  25. Prosedur pemasangan infus.
  26. Prosedur dekontaminasi dan pembersihan alat instrument.
  27. Prosedur dekontaminasi dan pembersihan kamar bedah.
  28. Prosedur dekontaminasi dan pembersihan alat penunjang.
  29. Prosedur pengaturan posisi.
  30. Prosedur penanganan specimen.
  31. Prosedur penanganan pasien meninggal.

Referensi

Kementerian Kesehatan RI (2011). Standar Pelayanan Keperawatan Kamar Bedah di Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Leave a Reply