SOP Skrining Tuberkulosis

Skrining tuberkulosis dalam SOP PPNI didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk mendeteksi secara dini risiko terinfeksi mycobacterium tuberculosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Tuberkulosis (TB), yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, adalah penyakit yang dapat dicegah (Tobin & Tristram, 2024).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertujuan untuk mengurangi kasus TB sebesar 90% antara tahun 2015 dan 2035 (Tobin & Tristram, 2024).

Namun, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan TB tetap menjadi tantangan.

Adapun populasi yang direkomendasikan untuk skrining TB laten (Tobin & Tristram, 2024), meliputi:

  • Pasien HIV pada setiap kunjungan ke fasilitas kesehatan.
  • Kontak dekat individu dengan TB aktif.
  • Pasien yang akan memulai terapi anti-TNF.
  • Pasien dialisis dengan penyakit ginjal tahap akhir.
  • Kandidat untuk transplantasi organ atau sumsum tulang.
  • Pasien dengan silikosis atau mereka yang terpapar silika di tempat kerja.
  • Populasi umum di daerah dengan prevalensi TB sebesar 0,5% atau lebih.
  • Subkelompok berisiko, seperti masyarakat miskin, tunawisma, migran, pengungsi, narapidana, masyarakat adat, atau mereka yang memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan.

LIHAT JUGA: Askep TB Paru

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan skrining tuberkulosis menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:

  1. Bersihan jalan napas tidak efektif
  2. Gangguan Pertukaran Gas
  3. Risiko infeksi
  4. Defisit nutrisi
  5. Manajemen kesehatan tidak efektif

Persiapan alat

Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan skrining tuberkulosis antara lain:

  1. Alat pelindung diri (seperti masker N95, sarung tangan, google)
  2. Formulir skrining TB

SOP Skrining Tuberkulosis

SOP skrining tuberkulosis sesuai SPO PPNI:

  1. Identifikasi target populasi skrining tuberkulosis
  2. Jelaskan tujuan dan prosedur skrining tuberculosis
  3. Jelaskan waktu skrining tuberkulosis
  4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (lihat persiapan alat diatas)
  5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  6. Pasang Alat Pelindung Diri (APD), sesuai kebutuhan
  7. Lakukan pemeriksaan tanda dan gejala klinis tuberkulosis:
  8. Batuk >2 minggu
  9. Penurunan berat badan
  10. Berkeringat malam tanpa aktivitas
  11. Demam
  12. Sesak napas
  13. Badan lemah dan nafsu makan menurun
  14. Informasikan hasil skirining
  15. Lepaskan APD
  16. Dokumentasikan hasil skrining

Referensi

  1. PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  3. Tobin, E. H., & Tristram, D. (2024). Tuberculosis. In StatPearls. StatPearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/

Leave a Reply