Cara menulis hipotesis penelitian keperawatan

perawat.org | cara menulis hipotesis penelitian keperawatan.

Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tensis (pertanyaan), yaitu suatu pertanyaan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau tidak emperis yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Indarwati, 2020).

Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan atau jawaban yang dibuat sementara dan akan diuji kebenarannya (Adiputra, 2021).

Karena sifatnya yang “sementara” maka hipotesis tidak ada benar atau salahnya. Tidak juga harus terbukti atau diterima dalam suatu penelitian.

Jadi anda tidak perlu stres jika hipotesis anda ditolak berdasarkan fakta empiris dari penelitian yang telah anda lakukan.

Namun tetap saja, menulis hipotesis penelitian tidak sembarangan.

Ada beberapa syarat untuk menuliskan sebuah hipotesis penelitian keperawatan yang baik dan benar.

Dalam artikel ini kita akan membahas cara menulis hipotesis penelitian keperawatan secara lengkap beserta contohnya.

Namun sebelumnya, mari kita lihat dulu beberapa konsep seputar hipotesis yang wajib sekali anda ketahui…

Daftar Isi

Hipotesis Vs Hipotesa

Jangan bingung membedakan hipotesis dan hipotesa, tidak perlu repot-repot membedakannya juga karena keduanya sama saja.

Tapi kalau dosen pembimbing atau dosen pengujimu bertanya, jawabannya adalah:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hipotesis adalah bentuk tidak baku dari Hipotesa.

Jadi, hipotesa adalah Bahasa baku menurut KBBI, sedangkan hipotesis adalah bentuk tidak bakunya.

Tapi kenyataannya peneliti atau akademisi lebih suka menggunakan istilah hipotesis.                  

Fungsi Hipotesis Penelitian

Menurut Adiputra (2021) dalam Metodologi Penelitian Kesehatan, ada beberapa fungsi hipotesis dalam penelitian, yaitu:

  1. Sebagai arah dalam mengidentifikasi variabel yang akan diteliti
  2. Batasan penelitian dapat diketahui dengan adanya hipotesis
  3. Pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian dapat diarahkan melalui hipotesis
  4. Uji statistik sebagai uji hipotesis dapat diidentifikasi sejak awal penelitian akan dilaksanakan

Loh loh loh, kalau misalnya penelitian saya tidak menggunakan uji statistik apakah perlu menulis hipotesis?

Bagus sekali pertanyaannya…

Ya! tidak semua penelitian perlu hipotesis…

Biasanya, hipotesis terdiri atas pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan antara dua variabel, yakni variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) (Indarwati, 2020).

Untuk penelitian-penelitian yang tidak mencoba mencari hubungan atau pengaruh antara dua variabel, ya tidak perlu hipotesis.

Misalnya penelitian dengan pendekatan survei ataupun studi eksploratif yang tidak mencari hubungan antar variabel.

Penelitian tersebut hanya mendeskripsikan suatu fenomena yang ada.

Contohnya penelitian tentang prevalensi pre eklamsi pada ibu hamil di suatu wilayah tertentu.

Syarat Penulisan Hipotesis yang Baik

Seperti yang telah dijelaskan diawal, menulis hipotesis penelitian tidak bisa sembarangan.

Indarwati (2020), mengatakan bahwa formulasi hipotesis yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda

2. Mempunyai landasan teori yang kuat.

Hipotesa tidak hanya datang dengan sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.

3. Menyatakan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Contoh:

  • Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan perilaku pencarian pertolongan persalinan
  • Terdapat perbedaan yang bermakna proses penyembuhan luka diabetes mellitus yang dirawat secara rutin dengan home care perawat dan yang tidak home care.

4. Memungkinkan diuji secara empiris.

Ini penting alias mutlak sifatnya.

Contoh:

Sakit jiwa merupakan satu bentuk penyakit karena diganggu oleh jin.

Hipotesis tersebut akan sulit diuji, karena tidak ada indikator baku tentang gangguan jin.

Dengan kata lain tidak bisa teruji secara empiris.

5. Rumusan hipotesa bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur.

Contoh:

Pemberian terapi pijet oksitosin berpengaruh terhadap proses pelepasan plasenta.

Hipotesis ini sangat bisa diuji dan variabelnya sangat jelas, yaitu pijet oksitosin sebagai variabel bebas dan pelepasan plasenta variabel terikatnya.

Jenis Rumusan Hipotesis Penelitian

Menurut Masturoh & Anggita (2018), rumusan hipotesis sebuah penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis penelitian yang menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Atau tidak ada perbedaan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

Contoh:

Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita

Atau…

Tidak ada perbedaan tekanan darah antara partisipan yang diberikan dan yang tidak diberikan terapi komplementer

Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

Atau ada perbedaan antara variabel satu dengan variabel lainnya.

Contoh:

Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu

Atau

Ada perbedaan tekanan darah antara partisipan yang diberikan dan yang tidak diberikan terapi komplementer.

Cara Menulis Hipotesis Penelitian Keperawatan

Oke, semoga dari membaca konsep-konsep dasar diatas, anda sudah mengerti tentang hipotesis penelitian.

Berikutnya adalah, bagaimana caranya menulis hipotesis penelitian?

Saya asumsikan bahwa anda telah membaca artikel tentang cara menulis rumusan masalah ini.

Jika belum, silahkan baca terlebih dahulu. Karena dalam menulis hipotesis penelitian, kita harus melihat rumusan masalah.

Jika anda salah menuliskan rumusan masalah, maka sudah dapat dipastikan hipotesis anda juga akan salah.

Langkah-langkah menulis hipotesis penelitian adalah:

  1. Lihat rumusan masalah penelitian
  2. Tentukan variabelnya
  3. Tuliskan hipotesisnya

Supaya lebih jelas, perhatikan keempat contoh penulisan hipotesis berbeda jenis berikut:

Contoh Menulis Hipotesis Penelitian (Deskriptif)

Contoh ini adalah penulisan hipotesis deskriptif.

Hipotesis deskriptif adalah hipotesis terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel meskipun dalam variabel terdapat beberapa kategori.

Rumusan Masalah:

“Apakah petugas surveilans puskesmas sering terlambat mengirimkan laporan ke Dinas Kesehatan?”

Variabel:

Terlambat mengirimkan laporan

Hipotesis:

  1. H0: Petugas surveilans tidak terlambat mengirimkan laporan ke Dinas Kesehatan.
  2. Ha: Petugas surveilans sering terlambat mengirimkan laporan ke Dinas Kesehatan.

Contoh Menulis Hipotesis Penelitian (Komparatif Berpasangan)

Ini adalah contoh penulisan hipotesis komparatif.

Hipotesis komparatif adalah hipotesis penelitian yang membandingkan antara dua sampel atau lebih.

Ada 2 macam hipotesis yaitu hipotesis komparatif, yaitu hipotesis komparatif berpasangan dan hipotesis komparatif tidak berpasangan.

Rumusan Masalah:

“Apakah ada perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik berjalan kaki?”

Variabel:

  1. Berat badan sebelum jalan kaki
  2. Berat badan setelah jalan kaki

Hipotesis:

  1. H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata berat badan sebelum dan sesudah aktivitas fisik berjalan kaki.
  2. Ha: terdapat ada perbedaan rata-rata berat badan sebelum dan sesudah aktivitas fisik berjalan kaki.

Contoh Menulis Hipotesis Penelitian (Komparatif Tidak Berpasangan)

Sama seperti yang diatas, ini juga contoh penulisan hipotesis komparatif.

Namun hipotesis komparatif tidak berpasangan.

Rumusan Masalah:

“Apakah ada perbedaan tekanan darah pada lansia yang diberikan senam hipertensi atau tidak diberikan senam?”

Variabel:

  1. Tekanan darah lansia yang ikut senam hipetensi (kelompok intervensi)
  2. Tekanan darah lansia yang tidak ikut hipertensi (kelompok kontrol)

Hipotesis:

  1. H0: Tidak ada perbedaan tekanan darah pada lansia yang diberikan senam hipertensi atau tidak diberikan senam.
  2. Ha: Ada perbedaan tekanan darah pada lansia yang diberikan senam hipertensi atau tidak diberikan senam.

Contoh Menulis Hipotesis Penelitian (Asosiatif)

Hipotesis asosiatif adalah hipotesis dalam penelitian yang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Rumusan Masalah:

“Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia ke posyandu lansia?”

Variabel:

  1. Dukungan Keluarga
  2. Kunjungan Lansia

Hipotesis:

  1. H0: tidak ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia ke posyandu lansia.
  2. Ha: ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Kesimpulan

Tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis penelitian.

Perhatikan metode dan pendekatan penelitian anda sebelum menuliskan hipotesis dalam proposal penelitian.

Jangan sampai anda menuliskan hipotesis pada penelitian yang tidak membutuhkan hipotesis.

Jika penelitian anda benar membutuhkan hipotesis, maka tulislah hipotesis sesuai syarat penulisan hipotesis yang baik.

Ingat juga bahwa hipotesis penelitian yang anda buat tidak wajib diterima karena pada dasarnya hipotesis tidak ada benar atau salahnya.

Hindari merekayasa data penelitian hanya karena anda ingin hipotesis anda diterima.

Sukses untuk penelitian anda selanjutnya.

Referensi

  1. Adiputra, I. M. S. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.
  2. Indarwati., Maryatun., Purwaningsih, W., Andriani, A., & Siswanto. (2020). Penerapan Metode Penelitian dalam Praktik Keperawatan Komunitas Lengkap dengan Contoh Proposal. Solo: CV. Indotama Solo.
  3. Masturoh, I., & Anggita T, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Leave a Reply