Pemeriksaan Laboratorium Urinalisis (UA) adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengevaluasi sampel urin.
Urinalisis berfungsi untuk mengevaluasi adanya kemungkinan gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan hematologi, infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus.
Pemeriksaan Urinalisis:
Berat Jenis Spesifik
Berat jenis spesifik atau specific gravity adalah pemeriksaan urinalisis yang digunakan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pada pasien.
Pemeriksaan laboratorium urinalisis dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari.
Nilai berat jenis spesifik normal adalah 1,001-1,030, dan menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin.
Berat jenis meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria > 2g/24 jam), radio kontras, manitol, dekstran, diuretik.
Nilai berat jenis menurun dengan meningkatnya umur (seiring dengan menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin) dan preginjal azotemia.
Deskripsi (Warna Urin)
Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan endogen, dan pH.
Warna urin normal adalah kekuning-kuningan/kuning.
Selain itu, berikut adalah macam-macam warna urin dan implikasi kliniknya:
Warna Urin | Implikasi Klinik |
---|---|
Merah coklat | Menunjukkan urin mengandung hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu, darah atau pewarna. Dapat juga karena pemakaian klorpromazin, haloperidol, rifampisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. Warna merah coklat dapat berarti urin bersifat asam (karena metronidazol) atau alkali (karena laksatif, metildopa). |
Kuning merah (merah muda) | Menunjukkan adanya sayuran, bit, fenazopiridin atau katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin, klorokuin. |
Biru-hijau | Menunjukkan pasien mengkonsumsi bit, bakteri Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin. |
Kuning kecoklatan | Menunjukkan primakuin, sulfametoksazol, bilirubin, urobilin. |
Hitam | Menunjukkan adanya alkaptouria (penyakit langka yang disebabkan oleh penumpukan asam homogentisat dalam tubuh). |
Gelap | Menunjukkan porfiria, malignant melanoma (sangat jarang). |
Keruh | Merupakan tanda adanya urat, fosfat atau sel darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria, obat kontras radiografi . |
Berbusa | Mengandung protein atau asam empedu |
pH urin
pH urin dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali.
pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal. Misalnya pada pH urin asam dan peningkatan specific gravity akan mempermudah terbentuknya kristal asam urat .
Nilai normal pH urin adalah 5,5 – 7,5.
pH meningkat (alkalin) disebabkan:
- Adanya organisme pengurai yang memproduksi protease seperti proteus, Klebsiella atau E. coli
- Ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin
- Penyakit ginjal kronik
- Intoksikasi salisilat
Sedangkan pH menurun (asam) disebabkan oleh:
- Emfisema pulmonal
- Diare, dehidrasi
- Kelaparan (starvation)
- Asidosis diabetik
Protein
Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang.
Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 = 1000 mg/dL.
Nilai normal protein urin adalah 0 terlacak, atau setidaknya < 50 mg/dL atau < 05 mg/L.
Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari.
Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien yang mengkonsumsi obat-obatan berikut:
- Penisilin dosis tinggi
- Klorpromazin
- Tolbutamid
- Golongan sulfa
Glukosa
Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik.
Nilai normal glukosa pada pemeriksaan laboratorium urinalisis adalah negatif.
Keton
Keton dapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM yang tidak terkontrol, dan pecandu alkohol.
Nilai normal keton pada pemeriksaan laboratorium urinalisis adalah negatif.
Sedimen
Pemeriksaan sedimen pada urinalisis dapat memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati.
Pemeriksan yang dilihat pada urinalisis sedimen adalah cell cast, white cell cast, RBC, epitel, bakteri, dan kristal.
Berikut nilai normal dari masing-masing parameter sedimen urin, beserta implikasi kliniknya:
Parameter Sedimen Urin | Nilai Normal | Implikasi Klinik |
---|---|---|
Sedimen Urin | Nilai Normal | Implikasi Klinik |
Cell cast | Negatif | Nilai positif menunjukkan acute tubular necrosis |
White cell cast | 0 – 5/hpf | Nilai white cell cast diatas normal biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau interstitial nephritis. |
RBC | 0 – 3/hpf | Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi ginjal atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria. |
Epitel | 0 – 2/hpf | peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dengan infl amasi |
Bakteri | < 2/hpf atau 1000/mL | Nilai diatas normal menunjukkan adanya infeksi saluran kemih. |
Kristal | Negatif | Adanya kristal menunjukkan peningkatan asam urat dan asam amino. Meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple fosfat. |
Referensi
Kemenkes (2011). Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.