Di tengah meningkatnya kebutuhan tenaga perawat di Eropa, peluang kerja bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) khususnya Perawat dalam bidang kesehatan semakin terbuka.
Dengan status Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang kini menjadi Kementerian Perlindungan PMI, pemerintah semakin serius meningkatkan perlindungan dan kemudahan bagi para PMI di luar negeri.
Eropa, sebagai destinasi migrasi baru untuk tenaga kesehatan Indonesia, khususnya perawat, memiliki permintaan yang tinggi karena populasi yang semakin menua (aging society).
Kepala Pusat Riset Kependudukan BRIN, Nawawi, menyatakan bahwa masyarakat Eropa membutuhkan perawatan kesehatan optimal, yang membuka peluang kerja bagi perawat Indonesia.
Selain itu, Eropa menawarkan jaminan hukum dan stabilitas ekonomi yang baik, mendukung interaksi antara pekerja migran dan masyarakat lokal.
Baca juga: Menggiurkan! Berikut Kisaran Gaji Perawat di Jepang
Data dari BP2MI dan Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa dari 4,2 juta permintaan kerja untuk perawat antara 2014 hingga 2022, Indonesia baru memenuhi 9% dari kebutuhan tersebut.
Kendala utama yang dihadapi PMI adalah keterbatasan informasi mengenai peluang kerja dan regulasi di negara tujuan.
Hambatan bahasa dan perbedaan budaya juga menjadi tantangan tersendiri yang perlu diatasi dengan pelatihan yang tepat.
CEO Binawan Group, Said Saleh Alwaini, memprediksi defisit tenaga perawat global akan mencapai 2,5 juta orang pada 2030 di negara-negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
Untuk itu, diperlukan upaya promosi peluang kerja internasional bagi perawat Indonesia, termasuk di pasar Eropa.
Program persiapan yang mencakup pelatihan bahasa dan pendidikan juga sangat penting untuk memenuhi standar internasional.
Selain itu, Toary Ceacer Fransiskus Worang dari KJRI Frankfurt mengungkapkan bahwa Jerman telah menghadapi penurunan populasi sejak 1970, dengan kebutuhan perawat yang diproyeksikan mencapai 3 juta orang hingga 2060.
Pemerintah Jerman juga mengadakan program kerja sama pemerintah-ke-pemerintah (G-to-G) dengan negara-negara seperti Indonesia melalui program Triple Win, yang mempermudah peluang kerja bagi PMI.
Direktur Penempatan Pemerintah BP2MI untuk kawasan Eropa, Dyah Rejekiningrum, menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan perawat di Eropa, BP2MI telah bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dalam menyediakan pelatihan bahasa Jerman serta memasukkan kurikulum terkait di institusi pendidikan, seperti Poltekkes di Jakarta, Bandung, dan Semarang.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu memenuhi permintaan tenaga perawat di Eropa, serta mempersiapkan PMI dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat sukses bekerja di luar negeri.
Artikel ini mengadaptasi informasi dari sumber utama: Jakarta – Humas BRIN.