SOP Perawatan Selang WSD

Perawatan selang WSD, dalam SOP PPNI diistilahkan dengan “perawatan selang dada”.

Perawatan selang dada adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola pasien yang terpasang selang dada dan sistem water seal drainage (WSD).

Sebenarnya istilah yang tepat adalah perawatan selang dada, karena selang dada dan selang WSD itu berbeda, meski dipasang bersamaan.

Namun di lapangan, Tindakan ini lebih sering disebut dengan perawatan selang WSD, sehingga tim perawat.org menggunakan istilah itu untuk memudahkan pencarian di internet.

Selang dada, atau kateter toraks, dapat ditempatkan di ruang intrapleural, pleura parietal, atau ruang mediastinum untuk mengalirkan udara, cairan, atau keduanya dari dada (Stein & Hollen, 2021).

Terapi selang dada juga mencegah cairan dan udara kembali ke rongga pleura.

Peran Perawat pada Pasien dengan Terapi Selang Dada

Peran perawat dalam merawat pasien dengan terapi selang dada dan WSD (Stein & Hollen, 2021), antara lain:

  • Membantu menyiapkan dan menghubungkan selang dada ke WSD
  • Mengkaji kondisi pasien
  • Memantau peralatan
  • Melakukan perawatan rutin
  • Mendokumentasikan karakteristik dan jumlah cairan dada
  • Edukasi pasien.

Selain itu, pada situasi tertentu, Perawat juga mungkin melakukan pelepasan selang dada.

Hal yang harus diperhatikan lebih dalam adalah tentang mengkaji kondisi pasien.

Perawat harus mengkaji secara berkelanjutan kemungkinan timbulnya komplikasi yang berhubungan dengan kebocoran udara atau malfungsi peralatan.

Indikasi kebocoran atau masalah dengan peralatan dapat bermanifestasi sebagai perubahan pernapasan atau kardiovaskuler pasien, serta perubahan pada sistem drainase.

Apabila ditemukan adanya kebocoran udara, maka perawat harus terlebih dahulu mencoba mengidentifikasi sumber kebocoran (Muzzy & Butler, 2015).

Perawat harus memeriksa bahwa semua sambungan aman, dan jika kebocoran udara tetap ada, jepit selang dada dengan klem sedekat mungkin dengan dada pasien (Muzzy & Butler, 2015).

Jika kebocoran berhenti setelah dijepit, maka sumber kebocoran berasal dari dalam atau tempat pemasangan, namun jika terus berlanjut, maka sumbernya ada pada selang atau sistem, dan penggantian peralatan mungkin diperlukan (Muzzy & Butler, 2015).

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan perawatan selang WSD menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), adalah:

  1. Gangguan pertukaran gas
  2. Pola napas tidak efektif
  3. Risiko infeksi
  4. Perlambatan pemulihan pascabedah

Persiapan alat

Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan selang WSD antara lain:

  1. Sarung tangan steril
  2. Set WSD
  3. Klem 2 buah
  4. Cairan steril
  5. Alcohol swab
  6. Plester
  7. Pengaman selang (karet gelang atau peniti)
  8. Set perawatan luka

SOP Perawatan Selang WSD

SOP perawatan selang WSD atau perawatan selang dada sesuai SPO PPNI adalah:

  1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
  2. Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
  3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (lihat persiapan alat diatas)
  4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  5. Identifikasi indikasi penggantian botol WSD (Botol telah terisi ¾ penuh, atau botol telah terpasang 3 hari)
  6. Posisikan pasien semi-fowler (pada pneumothoraks) atau fowler (pada hemothoraks)
  7. Pasang sarung tangan
  8. Buka set WSD baru dengan tetap mempertahankan kesterilan
  9. Isi botol WSD dengan cairan steril hingga ujung selang terendam 2 cm
  10. Klem selang dada dan selang WSD
  11. Lepaskan sambungan selang dada dan selang WSD
  12. Desinfeksi ujung selang dengan alcohol swab
  13. Sambungkan selang dada dengna selang WSD baru
  14. Plester sambungan selang
  15. Buka klem selang dada
  16. Amati adanya undulasi pada selang
  17. Gulung kelebihan selang pada tempat tidur dan amankan dengan karet gelang atau peniti
  18. Gantung WSD di samping tempat tidur dengan posisi selalu lebih rendah dari insersi selang dada
  19. Lakukan perawatan luka pada area insersi selang dada dengan Teknik steril
  20. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
  21. Lepaskan sarung tangan
  22. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
  23. Dokumentasikan tanggal dan waktu, jumlah dan tipe drainase dalam botol WSD lama, dan respons pasien selama Tindakan.

Referensi

  1. PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
  2. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  3. Stein, LNM., & Hollen, CJH. (2021). Concept-based clinical nursing skills: fundamental to advanced. Missouri: Elsevier.
  4. Muzzy A.C, & Butler A.K. (2015). Managing chest tubes: Air leaks and unplanned tube removal. American Nurse Today. 10 (5): 10–13.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *