Pemasangan NGT dalam SOP PPNI (2021), diistilahkan sebagai Pemasangan Selang Nasogastrik.
Pemasangan NGT adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat untuk mempersiapkan dan memasang selang yang dimasukan melalui hidung, melewati tenggorokan, sampai ke dalam lambung.
Indikasi Pemasangan NGT
Indikasi yang paling umum untuk pemasangan NGT adalah dekompresi lambung pada obstruksi distal (Sigmon & An, 2022).
Obstruksi usus kecil dari adhesi atau hernia, ileus, neoplasma obstruktif, volvulus, intususepsi, dan banyak penyebab lainnya dapat menghalangi aliran normal cairan tubuh seperti saliva, lambung, hepatobilier, dan sekresi enterik (Blumenstein, Shastri, & Stein, 2014).
Cairan tersebut akan menumpuk, menyebabkan perut kembung, nyeri, dan mual.
Pada akhirnya, cairan akan terkumpul cukup sehingga mual akan berkembang menjadi muntah, menempatkan pasien pada risiko aspirasi, suatu kejadian dengan mortalitas setinggi 70% tergantung pada volume cairan yang diaspirasi.
Demikian pula, mual atau emesis, baik yang disebabkan oleh obat-obatan, keracunan, atau alasan lain, dapat menjadi indikasi pemasangan selang nasogastrik untuk mencegah aspirasi.
Indikasi lainnya pemasangan NGT adalah untuk memberikan obat atau nutrisi pada pasien yang memiliki saluran pencernaan fungsional tetapi tidak dapat mentolerir asupan oral (Sigmon & An, 2022).
Hal ini paling sering terjadi pada pasien yang menderita stroke atau penyakit lain, yang membuat mereka tidak dapat menelan secara efektif.
Kontraindikasi Pemasangan NGT
Kontraindikasi yang paling umum untuk pemasangan NGT adalah jika terdapat trauma wajah yang signifikan atau fraktur basis cranii.
Dalam kasus ini, upaya penempatan tabung melalui nares dapat memperburuk trauma yang ada, dan dalam kasus yang jarang terjadi, tabung nasogastrik bahkan telah ditempatkan ke dalam tengkorak dalam pengaturan patah tulang tengkorak basilar (Hanna et al, 2012).
Trauma esofagus juga merupakan kontraindikasi potensial, terutama dalam kasus pasien menelan zat kaustik, di mana penempatan selang nasogastrik dapat membuat atau memperburuk perforasi.
Obstruksi esofagus, seperti neoplasma atau benda asing, merupakan kontraindikasi yang jelas untuk pemasangan selang nasogastrik.
Antikoagulasi merupakan kontraindikasi relatif karena trauma akibat pemasangan selang dapat menyebabkan perdarahan.
Untuk pasien dengan operasi bypass lambung sebelumnya, perbaikan hernia hiatus, atau anatomi GI yang abnormal, pemasangan NGT harus dilakukan dengan endoskopi (Sigmon & An, 2022).
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan pemasangan NGT menurut buku SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:
- Defisit nutrisi
- Risiko defisit nutrisi
- Risiko aspirasi
- Gangguan menelan
- Disfungsi motilitas gastrointestinal
- Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
Persiapan alat
Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan NGT (PPNI, 2021), antara lain:
- Sarung tangan bersih
- Selang NGT sesuai ukuran
- Jeli
- Catheter tip atau spuit sesuai kebutuhan
- Stetoskop
- Plester
- Tisu
- Bengkok
- Pengalas
- Kertas pH, jika perlu
SOP Pemasangan NGT
SOP pemasangan NGT sesuai SOP PPNI:
- Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
- Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
- Siapkan alat (lihat persiapan alat diatas)
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Pasang sarung tangan bersih
- Posisikan semi-fowler
- Letakkan pengalas di dada pasien
- Tentukan Panjang selang NGT dengan mengukur dari ujung hidung ke telinga lalu ke prosesus xiphoideus
- Tandai Panjang selang yang telah diukur
- Periksa kepatenan lubang hidung
- Lumasi ujung selang nasogastric sekitar 10 cm dengan jeli
- Masukan selang perlahan tapi tegas melalui lubang hidung sampai batas yang telah diukur
- Anjurkan menundukkan kepala saat selang NGT mencapai nasofaring
- Anjurkan menelan saat selang NGT dimasukkan
- Periksa posisi ujung selang (lihat cara cek kepatenan selang NGT pada penjelasan dibawah)
- Fiksasi selang NGT pada hidung dengan plester
- Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
- Lepaskan sarung tangan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dokumentasikan ukuran NGT, Panjang NGT yang dimasukan, lubang hidung yang digunakan, pengecekan posisi NGT yang dilakukan, dan respons pasien selama prosedur.
Cara mengecek kepatenan selang NGT
Ada 3 cara mengecek kepatenan selang NGT (PPNI, 2021), yaitu:
- Masukan sekitar 10 mL udara ke dalam selang dan auskultasi bunyi udara pada lambung
- Aspirasi cairan lambung
- Cek keasaman cairan lambung dengan kertas pH
pH cairan lambung pada manusia adalah 1,5 – 2.0 (Fujimori, 2020).
Referensi
- Blumenstein, I., Shastri, Y. M., & Stein, J. (2014). Gastroenteric tube feeding: techniques, problems and solutions. World journal of gastroenterology, 20(26), 8505–8524. https://doi.org/10.3748/wjg.v20.i26.8505
- Fujimori S. (2020). Gastric acid level of humans must decrease in the future. World journal of gastroenterology, 26(43), 6706–6709. https://doi.org/10.3748/wjg.v26.i43.6706
- Hanna, A. S., Grindle, C. R., Patel, A. A., Rosen, M. R., & Evans, J. J. (2012). Inadvertent insertion of nasogastric tube into the brain stem and spinal cord after endoscopic skull base surgery. American journal of otolaryngology, 33(1), 178–180. https://doi.org/10.1016/j.amjoto.2011.04.001
- PPNI (2021). Pedoman Standar Operasional Prosedur Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: PPNI.
- PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
- Sigmon, D.F., & An, J. (31 Oktober 2022). Nasogastric Tube. Diakses pada 12 Januari 2023 di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556063/